Rowoon menggaruk tengkuk dengan canggung. "Aku Alpha, dan aromamu tercium jelas. Sekali lagi terimakasih staples nya!"

Karena tidak ada sesuatu yang harus di bicarakan lagi, akhirnya Taeyong menutup pintu. Ia memutarkan bola mata malas. Satu Alpha lagi yang mungkin akan merepotkan. Taeyong terlalu malas berurusan dengan para Alpha. Kebanyakan di antara mereka hanya memanfaatkan kelemahan para Omega, itu menjijikan.

.
.

Tubuh Taeyong tersentak saat mendengar suara gaduh dari luar apartemen. Ia menatap jam yang menggantung di dinding, pukul sembilan malam. Taeyong tertidur di sofa ruang tamu, film yang ia tonton sangat seru dan tanpa sadar Taeyong memejamkan mata.

Suara gaduh dari luar apartemen semakin terdengar. Mau tak mau Taeyong beranjak dan mengusap wajah, lalu membuka pintu apartemen. Taeyong terdorong ke belakang saat seseorang menghantam tubuhnya dengan kuat. Pupil mata Taeyong melebar ketika menyadari bahwa itu adalah tetangga barunya; Rowoon. Keadaan Rowoon cukup berantakan, dengan keringat yang membasahi seluruh tubuh dan nafas yang memburu.

Itu seperti Rut. Jika Omega mengalami Heat, maka Alpha juga memiliki sesuatu seperti itu dan di sebut sebagai Rut.

"Aromamu sangat kuat, aku tidak bisa menahannya." gumam Rowoon pelan dengan iris hitam yang sudah berkabut, ia masuk ke dalam apartemen Taeyong dan mendorong si lelaki cantik hingga punggung Taeyong menabrak dinding.

Nah, sudah Taeyong bilang jika ini akan merepotkan. Aroma tubuh Rowoon tercium cukup jelas; Cokelat. Namun tidak sekuat milik Jaehyun dan Taeyong tidak bereaksi terhadap aroma itu.

"Menjauhlah," ujar Taeyong malas sembari mendorong dada Rowoon dengan kuat hingga si lelaki tinggi mundur beberapa langkah ke arah belakang.

Gigi Rowoon terkatup, ia tidak pernah menyukai penolakan. "Jangan menolakku,"

Tenggorokan Taeyong terasa kering untuk beberapa saat ketika mendengar Alpha tone itu tapi sedetik kemudian ia tertawa. "Tidak bekerja, jadi sebaiknya kau keluar sebelum aku menendang selangkanganmu!"

Rowoon sudah benar-benar kehilangan kendali, tubuhnya terasa begitu panas, ia membutuhkan sesuatu untuk menghilangkan rasa panas itu. "Berlutut, Taeyong."

Kedua kaki Taeyong bergetar hebat, ia mencoba menahan diri untuk tidak berlutut. Taeyong mengepalkan kedua tangan dan menggeram, ia sudah meminta secara baik-baik pada Rowoon agar keluar dari apartemennya. Namun lelaki itu tidak mendengarkan, jadi jangan salahkan Taeyong jika ia menggunakan kekerasan.

"Itu tidak berguna sialan!" Taeyong mendorong dada Rowoon dengan kuat hingga si lelaki tinggi berada di ambang pintu apartemennya, "penganggu, menjijikan!" seru Taeyong seraya menendang selangkan Rowoon dan menutup pintu. Teriakan Rowoon bergema di sepanjang lorong apartemen dan Taeyong sama sekali tidak perduli.

"Benar-benar merepotkan." gumam Taeyong sebelum masuk ke dalam kamar. Ia harus melanjutkan tidur karena besok masih harus berangkat ke sekolah.

Tapi sungguh, Taeyong sudah membuktikannya bukan? Ia bisa menahan diri jika mencium feromon Alpha lain, bahkan Alpha tone mereka tidak bisa membuatnya menurut begitu saja. Namun kenapa Jaehyun selalu membuatnya lemah?

***

Johnny menatap Ten yang tidak mau keluar dari dalam mobil. Padahal ia sudah mengantarkan lelaki cantik itu sampai di depan gerbang sekolah. Bibir Ten mencebik; ia menoleh ke arah Johnny dan memasang puppy eyes.

"Aku masih ingin bersamamu~"

"Kau harus sekolah." Johnny tertawa geli, ia mengusap kepala Ten dan memberikan kecupan lembut di bibir si lelaki cantik.

Highway To Heaven《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang