anak buahnya juga sangat banyak.

mereka tentu akan selalu melindungi phi Win.

tidak akan membiarkan boss nya di sentuh kawanan lain.

aku tau mereka karena beberapa kali mereka pernah datang dan berkumpul di rumah ini.

entah itu membicarakan tentang sesuatu atau hanya sekedar mabuk bersama.

tentu saja di saat seperti itu aku hanya bisa mengintip mereka dari dalam kamarku.

phi Win selalu menyuruhku masuk ke dalam kamarku dan menyuruhku menguncinya dari dalam.

dia tidak pernah mengijinkanku untuk ikut bergabung dengan mereka.

walaupun sekarang aku sudah dewasa tapi phi Win masih selalu memperlakukanku seperti anak kecil.

usia 17th tidak membuatku dewasa di mata phi Win.

baginya aku masih bocah 8th yang di tolongnya pada masa itu.

tapi aku tidak pernah keberatan ataupun protes dengan hal itu.

aku malah bahagia karena phi Win selalu memanjakanku.

hidup disini dalam waktu yang sangat lama..

bersama phi Win..

seorang kepala preman..

aku bahkan sudah terbiasa melihat seseorang di hajar sampai hampir mati.

sangat mengerikan saat melihat phi Win dalam dirinya yang seperti itu..

sangat tegas dan kejam..

tentu saja waktu itu aku masih dengan gaya mengintipku..

sementara mereka mengeksekusi tahanan mereka di dalam ruangan lain di sudut rumah ini.

tapi mau bagaimana lagi..

ini sudah menjadi jalan takdirku..

yang aku pilih...

sebanyak apapun aku melihat darah bercucuran dimana-mana dari tubuh seseorang..

aku masih akan tetap bertahan disini..

di samping phi Win..

tidak ada niatan sedikitpun untuk melarikan diri dari sini..

walaupun aku punya banyak kesempatan.

aku sudah terlanjur nyaman hidup seperti ini..

bersama phi Win.

apapun akan ku lakukan untuk bisa melihatnya setiap hari.

sudah lewat dari jam 2 pagi tapi phi Win belum juga pulang.

sedangkan aku tidak bisa memejamkan mataku.

banyak hal yang terlintas dalam pikiranku.

kalian pasti tau bagaimana rasanya mencemaskan orang yang penting dalam hidupmu.

Braakkk....!!!!

aku terkejut mendengar suara pintu di buka dengan sangat keras.

lebih tepatnya di tendang dengan kuat.

ku lihat phi Win berjalan sempoyongan dengan sebotol minuman di tangannya.

aku berlari untuk memapahnya..

"phi... kau mabuk lagi?"

phi Win menatap tajam padaku tanpa berbicara apapun.

"kenapa kau mabuk terus?"

Cinta Untuk Dia ( END )Where stories live. Discover now