Hoseok menggeleng.











Jimin benar apapun yang Hoseok lakukan, yang akan dia dapatkan hanya teman.

Beta tidak akan punya pasangan yang tepat. Karena ikatan antara Beta dengan Alpha, beta dengan beta dan beta dan Omega tidak repot-repot diurus oleh semesta.

Kalaupun Hoseok menikah, belum tentu sosok itulah yang tepat. Mungkin Hoseok hanya akan dapat patah hati.














Taehyung berbaring, membolak-balik buku komik di tangannya. Hoseok duduk bersandar disamping tempat tidur, terlalu banyak yang dia pikirkan. belaian lembut jari jemari Taehyung diantara rambutnya bahkan tidak membuat pikiran Hoseok untuk diam sebentar.

Taehyung mengusap telinga Hoseok dengan lembut. namun tidak ada balasan dari Hoseok. ia kembali membelai belakang telinga Hoseok, tetap tidak ada jawaban dari Hoseok. Taehyung mendekatkan diri pada leher Hoseok dan bernapas tepat di antara perpotongan lehernya. Hoseok bahkan tidak bergidik. biasanya Hoseok akan menendang muka Taehyung.



Taehyung mengernyit dan mendekatkan wajahnya pada wajah Hoseok, memperhatikan mata Hoseok yang terlihat kosong dan hanya menatap kedepan.

lalu ia terlonjak kecil ke belakang ketika Hoseok tiba-tiba berbalik, ia menatap Taehyung dengan matanya yang besar. Taehyung kira dia dalam masalah, sampai Hoseok berkedip beberapa kali dan mengucapkan pertanyaanya.





"Tae.. rasanya bagaimana jadi seorang Alpha? menyenangkan kan?" tanya Hoseok dengan nada yang cukup tinggi, seakan Hoseok hanya ingin pernyataan persetujuan terhadap statementnya tentang status Alpha itu. Taehyung menghela napas pelan.






"Seok, kau sudah menanyakan hal ini lebih dari ribuan kali. kau pasti tahu jawabanku. Alpha, beta dan Omega itu sama saja, percayalah. tidak ada yang menyenangkan soal itu" kata  Taehyung


Hoseok menggeleng



"maksudku, Taehyung jangan membohongiku.. pasti menyenangkan mempunyai mate, kita pasti punya mate, bisa mencium aroma sang omega yang manis dan unik, bisa menjadi sangat dominan, bisa punya bayi-bayi kecil yang manis dan sudah pasti ada seseorang yang akan menunggumu dan dapat dikecup setiap malam" kata Hoseok pelan, matanya membesar seakan menuntut Taehyung untuk mengatakan 'Iya, benar yang kau katakan Seok'

Taehyung menghela napas pelan kembali.





"Mate? untuk apa mate jika memiliki seseorang untuk setiap waktumu? mencium aroma juga.. aku bisa mencium aromamu, maksudku vanila dan madu, kurasa itu tercium manis dan memiliki bayi? aku tidak pernah cocok dengan anak-anak, dan seseorang untuk dikecup dan menunggumu? kau sudah punya aku. aku akan menunggumu, atau yah kau juga boleh menugguku. aku juga memberi izin untuk mencium ku, jadi kapanpun kau ingin menciumku akan aku izinkan.. jadi intinya kau akan akan baik-baik saja. status Alpha dan Beta itu bodoh Seok, jangan berpikir terlalu keras"

Hoseok mengangguk.












bukan Hoseok sudah paham. Hoseok hanya tidak ingin bertengkar. Taehyung dapat berbicara begitu karena sejak kecil Taehyung memang Alpha, Alpha yang penuh kekuatan dengan  fiturnya yang sempurna, Taehyung berbicara dengan mudah dan Hosoek lebih kesal dari sebelumnya. Hosoek marah sekali. tidak mungkin marah pada Taehyung. bukan Taehyung yang membuatnya seperti itu.

















Hoseok mengusap kepala Jimin dan terkekeh,

"kau begitu deg-degan yah?"

Jimin ikut terkekeh,

"Seok, ak-aku rasa aku bisa gila.. apakah menurutmu untuk heatku bulan ini, Taehyung mau menemaniku?"

Hoseok terdiam sebentar dan menenggak ludah.

"yah..uhm..yah.. bisa jadi.. selamat yah" goda Hoseok dengan menepuk kepala Jimin.

tak berapa lama kemudian, Taehyung berjalan mendekati mereka. Hoseok menggandeng keduanya dan membawa mereka segera meninggalkan kawasan sekolah.

"Bagaimana kelasmu Tae?" tanya Hoseok
"yah, begitulah. aku masih belum mendapatkan alasan kenapa aku harus tetap melanjutkan sekolahku" kata Taehyung dengan kekehan dan tawa malu dari Jimin.

"ah pelajaran sejarah hari ini begitu menyebalkan, terlalu banyak tugas yang harus dikumpulkan besok" kata Hoseok
"ya kan Jimin?"

Jimin menatap Hoseok sebentar sebelum benar-benar mengangguk.

"oh sial, aku meninggalkan buku sejarahku dikelas! kalian pulanglah lebih dulu" kata Hoseok dengna cepat.

Taehyung menahan tangannya

"Ayo kembali mengambilnya bersama" kata Taehyung

Hoseok menggeleng dengan cepat
"oh t-tidak usah Tae.. antarkan saja Jimin. aku akan kembali langsung ke rumah. aku akan menghubungimu nanti" kata Hoseok lalu segera meninggalkan Taehyung dan Jimin.
Taehyung melemparkan sedikit pandangan pada Jimin yang tersenyum malu dan menunduk.











Hoseok tidak akan bertanya pada Taehyung, bagaimana perasaan Taehyung saat kencan pertama kali dengan Jimin. Hitung saja saat Hoseok meninggalkan Taehyung dan Jimin untuk pulang bersama adalah kencan pertama mereka.

Hoseok bergetar hanya dengan membayangkan bagaimana jika nanti Taehyung mengelus kepala Jimin dan Jimin terkekeh lembut. Bukankah itu pemandangan yang manis?




















Taehyung sibuk memelintir sejumput helaian rambut Hoseok.

Hoseok tidak bergidik. Taehyung terus memainkan helaian rambut Hoseok itu namun kembali tidak diperhatikan Hoseok.

"Akhir-akhir ini, kau bahkan tidak menganggapku"

Dengan seketika Hoseok berbalik dan tertawa. Dia tidak dengar apa kata Taehyung, hanya saja bayangan akan ketika Taehyung dan Jimin melakukan hubungan seks pertama kali mungkin akan ada Hoseok disana. Taehyung butuh Hoseok untuk menyemangatinya. Bayangan itu begitu menggelikan.

Bahkan untuk hatinya.






"Tae.. coba bayangkan bagaimana bayi-bayi kalian nanti berkembang? Punya wajah tampan milikmu dan pipi gembil manis milik Jimin.. god, i can't imagine it..." Kata Hoseok dengan tersenyum sangat lebar.


"Kalau tidak bisa dibayangkan yah tidak usah dibayangkan. Toh tidak akan terjadi" kata Taehyung cepat.









Mungkin memang karena Hoseok. Karena Taehyung pikir dia punya Hoseok jadi Taehyung sama sekali tidak berpikir memiliki mate. Karena Taehyung terlalu nyaman.

Tapi tidak boleh, itu akan melanggar aturan alam. Seorang Alpha harus memiliki dan bertemu dengan Omeganya.

Mungkin karena mereka sudah berteman terlalu lama, jadi Taehyung tidak banyak berpikir.

Hoseok juga mau selamanya bersama Taehyung, tapi tidak boleh. Taehyung harus mandiri. Hoseok juga.

"Kau belum mau pulang?" Tanya Hoseok ketika ia keluar dari kamar mandi dan masih disana Taehyung berbaring dengan enaknya masih dengan pakaian sekolahnya yang kotor dan penuh keringat.

Taehyung menggeleng.

"Aku disini sampai kau muak" kata Taehyung

"Aku sudah muak" kata Hoseok cepat







Next Chapter 🔜

BoundaryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora