Part 2

844 146 35
                                        

Mungkin sudah beberapa minggu ini, Hoseok, Taehyung dan Jimin mulai untuk pulang bersama. Bukan karena mereka memiliki jalan rumah searah. Namun, karena Hoseok meminta Taehyung beserta dirinya untuk mengantarkan Jimin, setidaknya sampai stasiun. Setelah itu barulah Hoseok dan Taehyung pulang bersama.











"Hobari.. uhm.."

Hoseok menengadah untuk menemukan wajah Jimin yang sendu.

"Ada apa Jimin?" Tanya Hoseok

Jimin sedikit mendekatkan tubuhnya.

"Aku rasa aku dan Taehyung tidak akan ada peningkatan.." kata Jimin lagi

Hoseok mengernyit

"Kenapa? Dia tidak membalas dan mengangkat teleponmu? Ah dasar idiot" gerutu Hoseok ketika bayangan Taehyung mengacuhkan semua pesan dan telepon Jimin terlintas di kepalanya.

"Yah dia memang terkadang meninggalkanku ketika kami masih dalam percakapan.." kata Jimin membenarkan  tindakan acuh Taehyung.

"Apa yang dia katakan?" Kernyit Hoseok lebih dalam.
Memangnya apa kesibukan anak idiot itu sehingga ia berani memutuskan telepon dan bahkan tidak membalas pesan.

"Dia bilang dia hilang ketertarikan ketika topik kami bukan bowling dan.." Jimin terdiam sebentar dan tersenyum sendu

"Intinya, bolehkah kau tidak berada diantara aku dan Taehyung ketika kami bersama? Aku rasa aku butuh langkah drastis untuk menarik perhatiannya.. dan jika ada kau, aku mungkin akan mempermalukan diriku sendiri" kata Jimin malu-malu.












Lalu Hoseok tersadar.

Tidak akan ada perubahan jika dia terus berada diantara mereka berdua. Tidak akan ada kemajuan. Dia harus mengambil tindakan lebih.
Atau mungkin dia harus mengambil langkah mundur.

"Oh.. ya.. ya.. aku dapat poin yang ingin kau sampaikan" kata Hoseok

"Maafkan aku Hobari.. aku harusnya tidak egois.." pinta Jimin.

Hoseok menggeleng.

"Oh tidak-tidak.. aku paham maksudmu. Taehyung memang keras kepala, kau memang harus kerja ekstra untuk dapat perhatiannya" kata Hoseok dengan terkekeh.





Beta yang selalu berada di jalan orang lain.

Dia harus mundur.

Alpha dan Omega memang sudah ditakdirkan. Untuk apa ada Beta diantara mereka? Hoseok sudah jadi jembatan yang baik. Jadi cukuplah disitu. Setidaknya dia sudah melakukan tugasnya.  Mempertemukan sesuatu yang memang seharusnya.

"Apakah kau.. kau sudah bulat memutuskan bahwa dia yang akan jadi Matemu?" Tanya Hoseok ragu

Jimin mengangguk antusias.

"Sudah kukatakan Hob, Kim Taehyung itu sempurna.. aku ingin punya banyak bayi darinya.. aku juga ingin menghabiskan heatku bersamanya sepanjang malam.. dan aku juga sudah membayangkan betapa bringas dan powerfulnya dia diranjang ugghh" Jimin melenguh malu.

Hoseok hanya terkekeh dan mengusap rambut Jimin.

"Yah, buatlah banyak anak dan setidaknya berikan aku satu untuk kujadikan pembantu" kata Hoseok dengan tawa

"Setidaknya aku butuh  sosok yang membantuku saat tua renta" lanjut Hoseok dengan kekehan

Jimin sedikit patah hati mendengar kata itu.

"Hobari benar-benar tidak akan mencari seseorang? Bahkan jika dia beta sekalipun? Apakah Hobari tidak ingin memiliki teman seumur hidup?" Tanya Jimin pelan, takut meyakiti perasaan Hoseok.














BoundaryWhere stories live. Discover now