Chapter 3

2 0 0
                                    

Chapter 3

Keesokkan harinya seperti biasa tika tiba di kampus,terlihat langit di hadapannya beberapa langkah saja,mata mereka berdua pun saling bertemu, ia pun hendak menyapa sambil tersenyum ia berkata.

"Hai lang"

langit seperti acuh dan tidak mendengarkan sapaan tika berlalu melewatinya dengan tatapan mata yang tajam dan dingin.

Dengan wajah bingung tika dalam hati berkata "kenapa dia pura pura gak kenal,padahal udah dua kali bertemu,waktu di perpus kemaren dia ramah banget,kenapa tiba-tiba jadi dingin,aneh?"

Terdengar suara ringtone handphone berbunyi,tika langsung mengeluarkan

handphonenya di tas,ternyata winda yang menelpon memberitahu kalau kelas mau di mulai,ia pun langsung buru-buru ke kelas.

Kelas selesai sambil merapikan buku,tika bercerita tentang pertemuannya dengan langit.dengan nada yang tak percaya winda berkata.

"Masa sih ka?langit seperti itu ah gak mungkin!!orang dia baik, sering nyapa juga.lo salah lihat kali??"

"Beneran win, masa gue bohong lagian gue bener papasan dan mata kita saling bertemu masa gue rabun orang dia benar langit" kata tika kesal.

"mungkin dia lagi ada masalah jadi gak merhatiin lo,ywdh gak usah cemberut gimana kalau kita ke kantin?" ajak winda.

Tika hanya terdiam ia berpikir lagi mungkinkah perkataan winda benar,tika pun berkata lagi "masa sih padahal jelas-jelas mata kita bertemu terus dia juga menatap dingin"

Terdengar suara teriakkan.

"tika ayo!! Lu masih mikirin langit lagi" ejek winda sambil tersenyum.

Tika terkejut mendengarnya,ia pun merasa kesal dengan candaan winda dengan wajah masam ia meninggalkan winda dan berjalan lebih dulu ke kantin,winda pun mengikutinya dari belakang baru beberapa langkah terdengar suara handphone winda berdering ia pun berhenti mengikuti tika dan menjawab teleponnya.

Sesampai di kantin tika melihat rena yang sedang asyik mengobrol dengan laki-laki,yang

tika lihat hanyalah punggungnya,dengan wajah gembira Rena melihat tika sambil melambaikan tangannya Rena berteriak

"Tika..sini.."

Ia pun tersenyum dan berjalan menghampiri rena,tiba-tiba lelaki itu menolehkan wajahnya kebelakang,tak di sangka dia adalah langit.

Langkah tika terhenti,melihat wajah langit yang melihat dirinya dengan raut wajah yang tampak tidak suka serta tatapan dingin penuh arti.Terdengar suara larian kecil ke arah tika,winda yang dari tadi di belakang tika tampak terengah-engah dan menepuk bahu tika seraya berkata.

"tika loe jalan cepat amat,gue lagi nelpon di tinggalin ??"

Tika yang terkejut melihat tatapan langit akhirnya tersadar diri mendengar suara winda,ia langsung membalikkan badan dan pergi tanpa kata-kata.

Winda yang kebingungan,mencoba memanggil tika.tapi tika tidak menghiraukan sama sekali.tanpa sadar tika sudah berjalan jauh menjauhi kampus dan tiba di halte dekat kampus.

Dengan wajah yang tampak lelah tika duduk sebentar di kursi halte sambil memikirkan kejadian tadi ia pun berkata "apa gue gak salah lihat,tadi dia menatap gue dingin seperti tadi pagi,tatapan yang dingin itu menginsyaratkan kalau dia sepertinya gak suka sama gue seperti tatapan penuh kebencian ".

"Ah bodoh ah..Pokoknya sekarang harus jaga jarak dari dia,sebisa mungkin gak usah ketemu" seraya mengepalkan tangan.

Terdengar suara klakson,akhirnya bus datang,tika ya sedari berpikir langsung bangun dari tempat duduk nya.ternyata ini bus jurusan ke rumah tika.tanpa pikir panjang tika langsung ke rumah padahal masih ada jam mata kuliah lagi sore nanti.

FALLING IN LOVE WITH LANGITOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz