Sebenarnya Taeyong sempat tertidur di dalam perjalan menuju apartemen Jaehyun karena ia sangat mengantuk! Jadi saat ini Taeyong baru saja bangun; ia berbaring di ranjang besar yang di penuhi aroma Jaehyun.

Jika Taeyong memiliki aroma semanis Vaniila dan Raspberry. Maka aroma tubuh Jaehyun adalah musk yang sangat maskulin. Hal itu berkali-kali membuat Taeyong kehilangan kendali; heat. Feromon musk Jaehyun memancing heat Taeyong.

"Kenapa kau membawaku kemari?!"

"Kau tertidur."

"Kau bisa meletakanku di sofa, aku tidak ingin tidur di ranjangmu yang di penuhi oleh aroma aneh!" seru Taeyong kesal. Sebenarnya ia sedang membohongi dirinya sendiri karena aroma Jaehyun sangat memabukkan.

Jaehyun hanya mengangkat kedua bahu; acuh. Lalu berjalan mendekati sofa di ujung kamarnya dan mendudukan diri di sana seraya menarik novel yang tersimpan di atas meja. Lebih baik ia membaca buku daripada harus mendengar ocehan Taeyong.

Merasa di abaikan Taeyong mendengus dan turun dari atas kasur. Ia menghampiri Jaehyun; duduk di samping lelaki tampan yang mengenakan setelan santai. Jogger panjang hitam serta kaus hitam ketat yang mencetak jelas otot di seluruh tubuh Jaehyun. He's too hot.

"Kau berhutang cerita padaku jika kau lupa, tentang takdir dan semuanya. Cepat ceritakan sebelum aku pulang!" gerutu Taeyong kesal. Ia sudah menghabiskan tiga jam untuk tidur di apartemen Jaehyun dan itu menyebalkan.

Jaehyun menaruh novel yang sempat ia buka di atas meja dan menatap Taeyong dengan tatapan yang tak bisa di artikan. "Apa aroma tubuhku?"

"Mana kutahu!"

"Jangan berbohong."

"Musk," jawab Taeyong seraya memutarkan bola mata bosan. Walaupun Jaehyun baru saja mandi dan memiliki aroma lemon, namun aroma alami Jaehyun masih tercium dengan sangat jelas.

Mendengar itu Jaehyun tersenyum kecil sebelum kembali merubah raut wajahnya menjadi datar. "Aku bisa mencium aromamu dari jarak ratusan kilometer."

Taeyong mengangkat sebelah alis dan tertawa congkak. "Tidak perlu berbohong sialan!"

"Vanilla dan raspberry. Pertama kali aku menciumnya di bandara, ketika baru sampai di Korea. Aroma tubuhmu bertebaran di udara meskipun samar. Aku pindah ke sekolahmu karena aku mencium aroma tubuhmu." jelas Jaehyun dengan raut wajah seriusnya.

Bibir Taeyong terbuka, tidak percaya dengan apa yang baru saja Jaehyun katakan. Oh ayolah! Mana ada yang bisa mencium aroma tubuh sampai beratus kilometer? Jaehyun hanya mengada-ngada!

"Aku tidak percaya, kau berbicara omong kosong!"

"Lalu apa kau bisa menjelaskan kenapa kau terus menerus heat ketika berada di dekatku?"

"Itu sebuah kebetulan. Kau lihat, aku baik-baik saja sekarang!" seru Taeyong bangga, ia menoleh, menatap Jaehyun tepat pada mata sebelum akhirnya meneguk kasar air liur.

Taeyong mengendus udara di sekitarnya sebelum menutup hidung saat mengetahui bahwa aroma musk Jaehyun tercium semakin kuat. Berhasil membuat kepalanya berputar karena aroma itu bersifat sangat dominan. Tenggorokan Taeyong mendadak kering, ia menatap Jaehyun dengan wajah memerah, seperti menahan sesuatu yang akan keluar.

"Hentikan!" seru Taeyong frustasi, seluruh tubuhnya terasa panas.

Jaehyun memiringkan kepala. "Aku tidak melakukan apapun, Taeyong."

"Feromonmu! Hnghㅡhentikan! Hentikan!" seluruh syaraf di tubuh Taeyong melemas, rasa panas itu semakin menjadi, rasanya Taeyong membutuhkan sesuatu untuk mendinginkan tubuh.

Aroma Jaehyun tercium semakin kuat, kedua bola mata Taeyong berair, nafasnya terengah-engah. Feromon miliknya meledak, mengeluarkan wangi memabukkan; vanilla dan raspberry. Berhasil membuat Jaehyun menahan nafas. Tanpa menunggu lama Jaehyun segera menghilangkan feromon yang sempat ia keluarkan.

Taeyong membuka satu persatu kancing seragamnya, feromon Jaehyun memang sudah mereda, namun musk itu masih tercium dengan jelas. Rasa panas di tubuh Taeyong semakin menjadi, ia memberingsut, mendekati Jaehyun yang kini mencoba mendorong tubuhnya.

"Bantu aku. Mmmhㅡini panas, sangat panas." bisik Taeyong seraya naik ke atas pangkuan Jaehyun, ia mendekap erat leher lelaki tinggi itu sebelum mendaratkan bibirnya di atas bibir tebal Jaehyun.

Taeyong benar-benar kehilangan dirinya sendiri, bertransformasi menjadi jalang yang haus dengan sentuhan. Faktanya, Omega tetaplah Omega.

Jaehyun menahan tubuh Taeyong, ia melepaskan ciuman menutut itu dan membawa tubuh Taeyong ke kasur. Menidurkan si lelaki cantik di sana. Kedua tangan Taeyong sibuk menggerayangi tubuhnya sementara Jaehyun mengeluarkan supresan berbentuk suntikan dari dalam laci. Ia tidak bisa membiarkan nafsu menguasai tubuhnya.

Ayolah, Jaehyun hanya ingin menunjukkan kepada Taeyong bahwa ada benang merah tak kasat mata di antara mereka. Ia sama sekali tidak mau mengambil kesempatan di dalam kesempitan.

"Hngh Jaehyun.."

"Diamlah," gumam Jaehyun seraya menusukan jarum suntik ke dalam pembuluh darah Taeyong; memasukkan supresan ke dalam sana hingga perlahan tubuh Taeyong melemah di atas kasur. Lelaki cantik itu memejamkan mata dan bernafas dengan tenang.

Jaehyun mengusap wajah dan menghirup nafas panjang. That was close. Ia menarik selimut dan menutupi tubuh bagian atas Taeyong yang terekspos. Jaehyun menunduk; menatap selangkangannya yang menggembung karena ulah tangan nakal Taeyong yang menggerayanginya sedaritadi.

Iris cokelat Jaehyun menatap lurus wajah Taeyong yang terlelap, ia membungkuk dan menempelkan bibir pada dahi Taeyong. "Kau tetaplah Omega Taeyong, jadi berhenti keras kepala. Kau Omega-ku." bisiknya.

Pada akhirnya Jaehyun berjalan menjauh dari sana dan pergi ke kamar mandi. Ia harus menyelesaikan urusannya sendiri.


Tbc

Highway To Heaven《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang