- Sejarah Peradaban Cinta

Saya sangat menyukai kisah sejarah yang hebat. Dan dari semua literatur sejarah peradaban Islam yang pernah saya babat, ada beberapa di antaranya yang menarik sekali untuk saya kembangkan menjadi bahan cerita. Puing-puing sejarah yang pernah saya sentuh lewat buku itu, banyak sekali pesan perubahan di dalamnya yang tepat kalau disandingkan dengan hijrah. Tapi sayangnya ini juga perlu riset yang lebih lama sementara waktu saya tahun ini terancam terbagi-bagi dengan keperluan yang lain. Padahal dalam outline-nya saya mengambil latar di 12 kota bersejarah dengan musim beragam. Namun kembali lagi, ini berat konten dan bahasannya.

- Makmum Sang Imam

Buku ketiga dari trilogi Imam Masa Depan. IMD-TSK-MSI. Ini novel yang saya khususkan untuk pembaca perempuan. Di dalamnya banyak mengupas persoalan fiqih perempuan dari sudut pandang permasalahan yang saya sesuaikan untuk era sekarang. Tokoh utamanya perempuan dan berlatarkan di pesantren. Tapi pada saat yang sama koleksi kitab-kitab saya yang akan jadi riset malah lagi dipinjam sama temen mahasiswa Ushuluddin dan Dakwah untuk kuliahnya. Akhirnya tidak mungkin saya paksa menulis novel agamis tanpa pegangan atau redaksi.

Dan pada akhirnya,

- Semusim Di Praha

Mungkin banyak yang bertanya-tanya kenapa yang saya pilih adalah SDP, sekuel dari Nuraga.

Kembali lagi ke alasan awal, saya ingin mendukung SWP. Saya berpikir kalau lanjutan Nuraga yang sedang hangat-hangatnya tamat akan baik jika saya migrasikan pengikutnya untuk mengenal SWP. Saya murni dari lubuk hati paling inti ingin memboyong pembaca-pembaca saya ke SWP untuk mengenal bacaan-bacaan bagus yang bermuatan islami. Dan Alhamdulillah, misi itu berhasil. Banyak pengikut saya yang belum mengenal SWP akhirnya mereka kenal.

Dengan memilih SDP saya juga berpikir proses menulisnya akan lebih mudah di tengah kesibukan saya kuliah, nyantri, skripsian, nulis buku lain, kerja, dan hidup dalam kenyataan. Juga, melalui SDP saya ingin menumbangkan stereotip pemahaman tentang hijrah yang sejauh ini masih berseberangan dengan pemahaman saya. Tentunya dengan apa yang sekarang marak, ya; Hijrah tanpa esensi. Hijrah sebagai mode. Hijrah sebagai tren. Hijrah biar nemu jodoh. Hijrah bikin konten. Dan macam-macam.

Makanya, di SDP saya lebih menitikberatkan pemahaman hijrah dari sudut pandang tassawuf. Berusaha menguraikan hijrah dari sudut pandang yang jarang sekali di lalui. Nyatanya saya melihat sendiri beberapa pembaca yang berkomentar malah baru mulai ngeh tentang substansi hijrah setelah saya menguraikannya melalui SDP. Semata-mata itu karena bimbingan Allah saya menulis di sini. Bukan kebetulan. Bukan karena saya ditawari menulis. Tapi sebab Allah ingin mempertemukan kita semua di cerita ini dengan sudut pandang baru (yang semoga bermanfaat).

Melalui SDP saya ingin pembaca mengenal hijrah bukan cuma dari tokoh brandal yang bertransformasi menjadi sosok saleh. Seperti kebanyakan cerita. Tapi saya menyuguhkan sosok Sultan yang berlatar belakang agamis dengan ujian hidup yang begitu tak terprediksi. Sebab, iman dalam hati itu tidak konstan. Allah nggak akan membiarkan hamba-Nya yang mengaku beriman dan berhijrah tanpa sebuah ujian. Hijrah bukan penentu happily ever after dari perjalanan hidup manusia. Justru setelah hijrah, segalanya akan menjadi lebih menantang.

Saya ingin membuat Sultan yang sudah paham agama justru belajar lagi. Belajar untuk kembali pada sujudnya. Kembali pada kenyataan bahwa ada tahapan imani yang yang harus dia lalui lagi untuk menjadi insan kamil. Pun saya tidak ingin mengobral cerita yang punya embel-embel 'islami' hanya biar jadi konten yang marak dibaca. Saya tidak ingin menjadi popular dengan jualan agama dalam konten tulisan saya. Tapi hanya sebatas kesadaran seorang santri mbeling yang memiliki kewajiban meneruskan ilmu dari guru-gurunya kepada khalayak dengan metode dan media yang mudah disenangi. Ya pada era sekarang, Wattpad sudah jadi ladang yang tepat untuk menanam kebaikan agar bisa dituai hasilnya kelak kalau saya sudah dipanggil Yang Kuasa.

RENTAN: Semusim di Praha [OPEN PO]Where stories live. Discover now