"Ra, aku jadi merasa tidak enak." ucap Saehee pada Hyera yang saat itu tampak betah memandangi seluruh ruang tamu kecil milik Nenek.

"Ah tidak apa-apa, sebentar lagi Nenek akan menyapamu." jawab Hyera santai.

Saehee cukup heran mengapa Hyera malah berlagak tahu dengan kepribadian Nenek. Menilik seisi ruangan seolah ia amat tahu dan mencoba mengabsen satu persatu benda yang tertata. "Menyapa bagaimana? Dia bahkan tidak mengacuhkan kehadiran kita."

Jimin yang masih berdiri tegak di depan Nenek agaknya sudah mulai bosan hingga tubuhnya terseret langkah ke depan tungku perapian. Ingin menghangatkan badan katanya.

Sedangkan Jungkook sepertinya mulai bingung harus berbuat apalagi. Sejujurnya keadaan jadi agak canggung ketika Nenek tak menanyakan apapun tentang keberadaan Saehee dan Hyera. Tapi tunggu dulu, bukankah seharusnya yang menyapa terlebih dahulu adalah yang muda? Apakah Nenek sebenarnya sedang menunggu Saehee dan Hyera menyapa?

Jungkook mendekati Saehee dan berbisik pada gadis itu sejenak, setelahnya tampak ekspresi Saehee jadi lebih tegang dari sebelumnya. Seperti sesuatu terasa mencekat dirinya melalui tatapan Nenek yang boleh dibilang tidak wajar. Apakah Nenek akan membencinya? Oh ayolah ini bahkan baru pertemuan pertama.

Saehee mencoba merileks dirinya, membuat perawakan setenang mungkin sebelum ia menunduk sejenak dan menyapa Nenek dengan sopan pun ramah. Ia hanya berharap satu, semoga ia tak memberikan kesan buruk di pertemuan pertamanya dengan Nenek. Jika saja citranya sampai buruk, orang pertama yang akan ia protes adalah Jungkook. Lihat saja, aku akan memukul gigimu dengan tongkat baseball, Ahjussi.

"Annyeong haseyo, Haelmoni." Saehee tersenyum ramah. Tatapan datar Nenek sejujurnya hampir membuatnya gugup. Tapi terlihat gugup malah akan mengacaukan segalanya.

"Selamat malam, Nek." Hyera pun mengikuti apa yang Saehee lakukan. Tetapi tatapan Nenek pada Hyera tak tampak datar. Kerutan di ujung matanya malah menyampir dan sudut bibirnya terangkat. Nenek tersenyum pada Hyera?

Saehee masih tetap mepertahankan senyumannya yang mulai terasa berat. Sembari menatap pada iris Jungkook yang juga kelihatan cemas, Saehee mulai kembali membuka mulutnya berniat ingin memperkenalkan diri. Tetapi Nenek sudah lebih dulu mengeluarkan suara dan bertanya pada Hyera.

"Aigo... Hyerin, kau masih terlihat muda ya. Apa kau sudah menikah? Kenapa tidak mengundang Nenek?" begitu kata Nenek.

Hyera yang tercengang hanya menunjuk dirinya sendiri sembari melempar pandangan pada Jungkook.

"Nenek, dia Hyera bukan kakaknya." jawab Jungkook singkat. Hingga Nenek hanya mengangguk sambil memukul-mukul keningnya sendiri.

"Pantas saja dia terlihat lebih muda. Dan juga kalian sangat mirip" Nenek tertawa ringan dan mengalihkan pandangan pada Saehee.

Nenek membuat ekspresi seperti sedang berpikir, mata Nenek menelik keseutuhan tubuh Saehee dari ujung kepala hingga ujung kaki. Membuat Saehee jadi tak enak perasaan karena ditatap oleh nenek seperti seorang tersangka.

"Aku tidak ingat temanmu yang ini," ucap Nenek tetap memperhatikan wajah Saehee.

Sedangkan Jungkook mulai sedikit tersenyum karena merasa ia diberikan kesempatan untuk memperkenalkan siapa Saehee. "Begini Nek, dia bukan temanku."

Nenek mengangkat sebelah alisnya menandakan bahawa ia sedang meminta penjelasan lebih lanjut.

"Dia Kim Saehee, Nek. Calon istriku."

Matilah sudah, Saehee menelan salivanya bulat-bulat ketika kalimat itu terlontar dari bibir Jungkook, dan ia menyaksikan bagaimana wajah Nenek yang berubah masam. Apakah ini pertanda buruk?

Y A D O N GWhere stories live. Discover now