🍒 Part. 1

33.2K 573 10
                                    

TIDAK TAHAN

It Was Initially

🍁

Lembayung jingga tampak sudah merosot dari langit bagian barat, berganti menunjukkan diri dengan ribuan bintang yang bertaburan persis seperti hiasan bewarna-warni dinding yang saat ini ditatap oleh seorang pemuda bersurai coklat dengan sisiran sempurna ke arah belakang. Dua tahun terakhir ini menjadi momen dimana pemuda tersebut menunjukkan bahwa ia tak sedang bermain-main dengan ucapannya pada sang Ayah, bisa dilihat dengan hasil wawancara media yang tayang pada siaran TV beberapa hari yang lalu, saat Ayah membeberkan secara terang-terangan bahwa beliau telah mendapatkan apa yang diinginkan selama ini.

Keberhasilan yang saat ini memuncak membuat Ayah bangga, terkadang pemuda itupun dipuja-puja oleh Ayah atas kinerjanya menjadi CEO. Sekilas memang terdengar menyenangkan, bahkan tak jarang juga manusia yang ingin posisi seperti itu kan? Tetapi hal semacam ini tidak akan berlaku pada seorang Jeon Jungkook.

Bahkan rasanya, apa yang pria berusia 29 tahun itu rasakan tak sebanding dengan bagusnya taburan hiasan berbentuk bintang bewarna-warni yang saat ini masih menempel di dinding tepat di sisi kanan ruang kerjanya, hiasan yang selalu memanjakan matanya setiap kali harus telat pulang alias lembur, atau dirinya sedang suntuk. Rasanya tidak setimpal ketika dirinya mengorbankan tingkahnya untuk sekedar membuat orang lain jengkel ataupun tertawa, bahkan ia mengorbankan tubuhnya untuk dijadikan bahan leluconan. Dari tampangnya yang gagah mungkin akan menipu kita seolah dirinya adalah pria berkasta dengan rasa gengsi yang amat melunjak, tapi di kenyataan sifatnya jauh lebih merendah, walau memang sedikit sulit ketika membedakan apakah ia sedang menyombong atau hanya berpura-pura sombong. Atau ia akan bertindak spontan hanya untuk sebuah keinginan yang ingin ia capai, meski harus mengorbankan apa saja. Kalian ingin tau alasannya mengapa? Pastinya kita akan sama-sama tahu apa alasannya nanti.

Tetapi titik puncak rasa resah yang saat ini Jungkook rasakan benar-benar menuntun adrenalin lain dari dirinya untuk segera menuntaskan tuntutan tersebut, kau tahu, Jungkook memiliki sedikit kebiasaan memanjakan adrenalin aneh dalam dirinya tersebut dengan cara yang kelewat biasa namun mempunyai daya tarik yang amat menggila. Tolonglah, seisi kantor pasti belum tahu hal semacam itu. Jungkook sangat pandai menyembunyikan jati dirinya kepada orang lain, di balik sempurnanya wajah tampan itu Jungkook sebenarnya tak kurang dan tak lebih dari seorang pemuda berotak kotor seperti kebanyakan pria jalang di luar sana. Tetapi ada hal aneh juga di dalam dirinya terkadang, kau tahu apa itu?

Dengan jengah kini Jungkook mengalih latarnya dari ruang kerja ke sebuah rumah pelacuran di tengah ramainya pusat kota Seoul. Perihal yang satu inilah titik adrenalin lain dari diri seorang Jungkook akan dipuaskan, tahulah, pria mana yang tahan dengan godaan jalang? Tapi entahlah, sejauh ini hanya itu yang Jungkook rasakan ketika dirinya disuguhkan dengan para jalang yang teramat seksi serta menggugah libido Jungkook untuk naik ke level lain.

Bermain bersama Jungkook di ranjang juga bukan hal yang pantas disepelekan. Pertama, dirinya adalah pria manja, maksudnya ia lebih suka dengan jalang yang memperlakukannya benar-benar seperti raja, Jungkook akan menunggu si jalang untuk memeragakan tubuhnya sendiri ketimbang harus Jungkook dulu yang bergerak. Kau tahu? Hal tersebut juga termasuk poin dimana Jungkook akan menambahkan komisi bagi wanita tersebut jika berhasil menggiringnya menuju surga dunia yang begitu menakjubkan. Kedua, jika Jungkook sudah menemukan poin pertama, ia juga akan memulai pergerakan pertamanya dengan sangat menggiurkan. Memaksa para wanita untuk tunduk pada pesonanya, bahkan mengemis meminta akan kenikmatan lain. Tapi tetap saja yang harus dilayani itu adalah Jungkook, bukannya para jalang tersebut.

Melirik gelas kosong yang terletak di meja bar di depannya pun Jungkook beralih memberi kode pada seorang pelayan yang biasa melayaninya dari segi apapun itu, kecuali seks, ya. Karena bagaimanapun juga, percayalah Jungkook masih seorang pecinta lubang, bukan batangan seperti halnya pelayan tersebut, apalagi pelayan itu malah terlihat seumuran Ayahnya.

Jungkook tahu, ia akan segera mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk malam ini, jangan lupakan juga bahwa sekarang masih jam 23 lewat 15 menit, masih panjang waktu yang bisa ia habiskan untuk bercinta dengan jalangnya sampai fajar menjemput. Dan sekarang sebut saja bahwa Jungkook tengah berjalan menuju kamar yang akan ia gunakan untuk bermain ranjang, sembari menikmati suara nyaring dari desahan hebat para jalang yang mungkin sedang melakukan dosa tersebut tanpa ampun hingga suaranya terdengar keluar kamar, seiring libidonya juga meningkat sebelum permainannya dimulai.

Untuk perkiraan yang sama, Jungkook merasa bersyukur ketika perbuatan tak senonoh semacam bermain jalang ini tak pernah diketahui publik dan berjalan sangat lancar, ya setidaknya ada beberapa orang yang pastinya akan tahu soal ini, dan akan kita bahas nanti saja, ya. Mengenai kelancaran tindakannya ini juga bernilai bagus, tidak ada yang mengganggunya selama memuaskan diri, tapi entahlah dengan malam ini. Karena perasaannya mulai tak enak sejak detik ini juga, bertepatan dengan suara lengkah yang begitu cepat mendekat ke arahnya dari belakang. Tetapi Jungkook berusaha mengabaikannya dan memilih untuk meraih gagang pintu kamar yang akan ia gunakan yang ternyata sudah tepat berada di sampingnya. Tetapi hal lain secara tiba-tiba menyentuh dirinya dengan cepat, bahkan ia terdorong ke dalam kamar sebelum kakinya melangkah masuk.

Perasaan tidak enakya ternyata benar, sekelabat rasa kaget dan juga kesal perlahan menggerogoti pikiran Jungkook, berniat menghakimi sesosok gadis yang kini tersandar tepat di pintu kamar setelah ia mendorong Jungkook masuk dan ikut bersamanya ke dalam kamar. Napas gadis itu tersengal-sengal seiring dadanya mengembang dan mengempis, menuntut pasokan oksigen agar cepat merasuk ke dalam paru. Terlihat ketakutan memang.

Tapi tunggu, sepertinya Jungkook tidak jadi kesal. Karena tanpa diminta netranya malah terfokus pada keseluruhan tubuh gadis tersebut, mulai dari puncak kepala, turun ke wajah, hingga ke ujung kaki. Dan penilaian Jungkook terhadap kesan pertama penglihatannya pada gadis tersebut adalah, "Cantik." Tuturnya dari ujung bibir.

Jungkook terduduk di tepi ranjang dengan mata yang terus menatapi gadis bergaun hitam selutut tersebut terpana. Entah mengapa rasanya Jungkook begitu terhipnotis melihat kecantikan si gadis yang tampak begitu natural, auranya amat jelas terpancar bahwa kecantikan natural itu muncul dari dalam dan luar gadis tersebut. Sekilas tanpa sadar Jungkook lupa apa tujuannya mendatangi rumah pelacuran ini, terhalang oleh presensi tanda tanya Jungkook mengenai mengapa gadis muda dan cantik yang bahkan terlihat sangat polos ini bisa berada di rumah pelacuran? Atensi lain juga tak sengaja menghampiri si gadis saat mendapati Jungkook yang tak henti-hentinya menatapi dirinya dengan tatapan yang ia sendiri tidak mengerti artinya, keningnya berkerut dan sedikit ragu untuk mengambil tindakan apa, hingga satu ucapan lolos begitu saja dari bibir ranum gadis tersebut.






"Tolong selamatkan aku Ahjussi."

__________________

To be Continue...

Y A D O N GOnde histórias criam vida. Descubra agora