02: Let me know

2K 199 1
                                    

Yang Anthony juga nih lanjut wkwkwk.

Vote and comment ya kalau kalian berkenan hehe.


Dasar gak jodoh, dipaksakan sama Fajar juga gak bisa. Pada akhirnya kembali ke jalan masing-masing. Gak ada yang mau ngalah, ego tinggi dan ada aja yang diperdebatkan. Sampai akhirnya gue nyerah, gue gak sanggup. How hard I tried, I couldn't.


"Abis nangis lagi?"

Gue yang lagi fokus nonton drama Korea pun nengok ke sumber suara. Padahal enggak janjian, tapi kok bisa ketemu disini.

"Siapa yang nangis sih? Sana ah pergi, jangan ganggu!" suruh gue

Yang disuruh bukannya pergi malah ambil tempat duduk di depan gue. Akhirnya gue berhenti nonton karena merasa terganggu dan gak bisa fokus.

"Ginting... Please lah, kenapa lagi? Gue gak mau ya bermasalah sama pacar lo itu. Males pakai banget nih," kata gue sebal

Ginting malah senyum, "Kan Jane lagi gak ada disini Ren, jadi bisalah kita nongkrong bareng." dengan mudahnya dia bilang kayak gitu setelah mematahkan perasaan gue kala itu.

Gue mendengus kesal, kok Ginting yang dulu jadi makin berani gini. Bukannya gak suka— tapi gue malas buat berantem sama pacarnya— ralat tapi tunangannya yang bernama Jane itu.

Gue pun mencoba bersikap bodo amat dan tak mengacuhkan apapun yang Ginting omongin. Sumpah, kalau diingat-ingat malas banget kalau harus berurusan sama dia.

"Ren, sorry..."

"Aku cuma bisa bikin kamu sedih, bikin kamu marah, kecewa, dan merasa dikhianati. Sorry, really sorry... Kalau aku bisa ulang—"


"Udahlah Ginting, gak usah bahas masa lalu bisa? Lagian gue udah biasa tersakiti kok, time is healing. Percuma ngulang waktu pun, rasa kita tidak akan pernah sama lagi." jelas gue

Gue sadar banget, seberapa kita mencoba, jika bukan takdir kita akan terasa sulit. Membahas masa lalu pun gak akan bisa membuat rasa sakit hati gue hilang, meskipun sudah memaafkan.

"Gue udah maafin lo kok, dan gue mohon, bisakah kita bersikap kayak gak pernah punya masa lalu bersama?" kata gue

Ginting langsung melirik ke arah gue penasaran.

"Kenapa?" tanyanya

"Anggap aja kita teman biasa,"

"Rasa sakitnya ditinggalkan masih membekas Ting, tapi tenang aja gue gak dendan kok. Cuma butuh waktu untuk kembali menjadi Florencia yang ceria hehe." kata gue sok kuat

Ginting gak jawab apapun, hati gue juga ikutan sedih waktu liat ekspresi Ginting yang sedih juga. Tapi gue harus, inget sekarang dia punya tunangan. He isn't mine anymore.

"Gue duluan ya Anthony, nice to see you." pamit gue



Oh Tuhan, kenapa harus ketemu Ginting disaat gue membutuhkan seseorang yang bisa menjadi tempat gue bersandar dan bercerita? Kenapa jawaban dari doa-doa gue harus datang secepat ini dan— itu harus Ginting?


Gue bakalan memulai semuanya dari awal, gue tau masa lalu gak bisa kita ubah atau hapus, tapi masa depan masih berlangsung dan gue harus menyiapkan yang terbaik. Gue gak mau memilih sesuatu yang salah lagi.


Let me know, what is the best?


















"Ren—" gue yang sudah diparkiran terpaksa harus menghampiri Ginting yang mengikuti gue.

"Ya?"

"Aku gak jadi tunangan sama Jane."

Gue gak tau harus bereaksi macam apa, karena gue pun bingung. Haruskah gue senang? Gembira? Bahagia? Atau justru ikut sedih mendengarnya?

"Kenapa? Kenapa Ting? Padahal dulu kamu ngorbanin hubungan kita dan kepercayaan aku buat apa? Masih ingat? Gimana dulu kamu meninggalkan aku secara seenaknya buat apa? Demi kamu dan Jane. Dan sekarang kamu cerita kalau kamu batal sama Jane. Maunya apa?! Pantesan kamu kembali ke kehidupan aku, mau mempermainkan aku lagi?!" gue beneran marah.

Bagaimana dengan mudahnya datang kembali ke sisi gue dan bilang semuanya batal.

Padahal gue udah mengorbankan perasaan gue, kehidupan gue, dan berbagai macam hal supaya dia bisa wujudkan keinginannya menjaga pacarnya itu.

Tapi kalau gini caranya, sakit hati gue terasa sia-sia dan tak berguna.

"Bodoh kamu Ting! Kenapa sih? Semudah itu? Oh God, ya udah terserah kamu. Apa peduli aku sih? Aku kan bukan siapa-siapa kamu lagi."

"Ren...."

"Ginting, aku gak mau ikut campur urusan kamu. Maaf tadi aku cuma kaget aja. Lagian kamu sama Jane udah dewasa, dan kamu gak perlu lapor sama aku soal kehidupan kamu lagi. I'll go,"









Satu persatu jawaban dari doa-doa gue mulai berdatangan, semoga doa dan harapan terbaik itulah yang Tuhan berikan jawabannya.


























"Beneran Ci? Terus sekarang Jane gimana? Pasti dia sedih dong? Kenapa Ginting gak cerita sama gue sih? Tapi lo gak apa-apa kan?" tanya Jojo dengan wajah khawatirnya


"Gue gak tau Jo, gak nanya apa-apa lagi."

"Terus sekarang rencana lo apa?" tanya gue

Jojo diem sebentar, terus melirik ke arah gue.

"Masih ada yang harus gue perjuangkan Ci. Thank you for the information."

Andai Ginting kayak Jojo, tapi gak mungkin. They both are different

Athlete [Anthony Sinisuka Ginting]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant