"Aku masih tidak mengerti." ujar Taeyong frustasi. Ia tidak mengetahui apapun tentang Jaehyun. Maksudnya, jika ia memang di pekerjakan untuk mengurus Jaehyun, setidaknya ia harus mengetahui trauma apa yang pernah di alami oleh lelaki tampan itu.

Yunho mengusap wajah dan menopang dagu. "Di umur sepuluh tahun, Jaehyun menyaksikan sepupu yang sangat dekat denganya terbunuh dengan dua tembakkan di kepala, tepat di depan matanya. Ia mengalami trauma, psikisnya terganggu karena kejadian tersebut. Walaupun Jaehyun sudah mendapatkan terapi, ia masih menjauhi dunia luar dan banyak orang. Aku tidak ingin anakku menjadi anti sosial."

Mendengar itu Taeyong terdiam. Sekarang ia mengerti kenapa Jaehyun lebih memilih untuk melakukan semuanya di rumah, termasuk sekolah. Mungkin kejadian tersebut benar-benar menghantui Jaehyun hingga lelaki tampan itu tidak ingin bertemu dengan orang banyak.

"Aku bisa melihat bahwa Jaehyun bahagia bersamamu walaupun ini hari pertama. Sebelumnya aku sudah menunjukkan fotomu padanya dan ia sangat senang karena kau benar-benar mirip dengan Ibunya. Kuharap kau bisa membantu Jaehyun, Taeyong-ah." ujar Yunho penuh harap. Tatapan matanya berubah menjadi lembut.

Tidak ada yang bisa Taeyong lakukan selain mengangguk. Setidaknya kini ia mengerti kenapa Jaehyun membutuhkan seseorang di sisinya, walaupun ia hanya berperan sebagai pengasuh. Tapi itu bukan masalah besar. Taeyong bisa membantu Jaehyun untuk mengatasi traumanya sehingga lelaki tampan itu bisa berbaur dengan orang banyak.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"

Pagi Hyung!"

"Oh Tuhan!" Taeyong hampir jatuh dari atas kasur saat melihat Jaehyun berada tepat di hadapannya ketika ia baru saja membuka mata. Jantung Taeyong berdegup kencang; ia melemparkan tatapan tak percaya pada Jaehyun yang kini menurunkan buku dongeng dari wajahnya dan tersenyum lebar.

Iris hitam Taeyong bergulir; menatap jam yang menggantung di dinding. Menunjukkan pukul tujuh pagi. Oh, bukannya Jaehyun biasanya bangun jam delapan pagi? Kenapa lelaki tampan itu bangun lebih awal?

Jaehyun masih mengenakan piyama beruang berwarna biru tua sebelum membaringkan tubuhnya di samping Taeyong dan memberikan buku dongeng yang ada di genggamannya kepada lelaki cantik itu. Iris cokelatnya menatap lurus pada wajah Taeyong; berbinar.

"Uh, apa?" gumam Taeyong pelan. Ia ingin sekali memarahi Jaehyun karena sudah masuk ke kamarnya tanpa izin. Namun ia tidak bisa melakukan itu karena tahu bahwa Jaehyun sangat kekanakan.

"Bacakan dongeng Hyung. Masih ada waktu satu jam sebelum sarapan siap dan hari ini Kyuhyun Hyung juga akan datang ke rumah untuk mengajariku."

"Kyuhyun Hyung?"

"Uhm! Salah satu dosen dari kampus, hehehe.."

Taeyong hanya mengangguk lalu menyenderkan punggung pada kepala kasur, ia membuka buku yang Jaehyun berikan. Sementara si lelaki tampan sudah menyampingkan tubuh seraya memeluk erat guling Taeyong; matanya tak lepas memandangi si lelaki cantik.

Man Like You《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang