"Aku tidak peduli dia mengira kita berkencan atau tidak. Dia bahkan telah berencana untuk memperlalukanku dengan buruk lalu memnceraikanku. Setelah itu dia menikahi kekasihnya itu. Aku sudah tahu semuanya."

"Aku minta maaf atas perlakuan buruk adikku padamu."

"Jangan meminta maaf..." ujar Chaerin

"Apa kau sadar, adikku sedang menguping?" tanya Yunho hampir berbisik.

"Mwo?.."

"Kau ingin bukti?"

Chaerin menatap Yunho dan mengangguk.

"Sssstttt!!!..." Yunho memberikan isyarat agar Chaerin diam.

Mereka berdua lalu diam – diam berdiri di depan pintu, bersiap – siap untuk membukanya. "Hana..... dul... set!!" Yunho bicara dengan suara yang hampir berbisik.

Ceklek!!... Bruuuk!!!

"Omo..."

Chaerin mengerjap saat apa yang dikatakan Yunho benar.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yunho pada Changmin.

"Ehemmm!!!.."

Changmin yang jatuh karena ia bersandar di pintu, berusaha menguping apa yang Yunho dan Chaerin bicarakan. Pelan – pelan ia berdiri dan memperbaiki pakaiannya. Sekilas ia menatap ke arah Chaerin. Chaerin memakai pakaian lengkap, bukan pakaian tidur seperti yang dilihatnya tadi.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu padamu hyung, apa yang kau lakukan di kamar istriku malam – malam begini?" Changmin membalikkan pertanyaan Yunho.

"Aku?.." Yunho tergelak. "Apakah aku harus minta ijin padamu?."

"Oppa, sebaiknya kau istirahat." Potong Chaerin.

"Baiklah, kita akan bicara lagi besok."

"Ne.."

"Jalja..."

Yunho mengacak poni chaerin dengan gemas sebelum meninggalkan Chaerin. Changmin menatap Chaerin tajam.

"Apa yang kau lihat?"

"Di kantor, lalu dirumah..." ujar Changmin hampir mengejek. "Kalian benar – benar tidak tahu malu. Tidak bisakah kalian mencari tempat lain untuk berkencan."

Plak!!!

Tiba – tiba Chaerin menampar Changmin dengan keras.

"Jaga bicaramu Changmin-ssi!!"

Bang!!!...

Chaerin menutup pintu kamarnya dengan keras. Membuat Changmin terkejut untuk yang kesekian kalinya. Ia menyentuh pipinya yang baru saja di tampar dengan keras oleh Chaerin.

Chaerin mengunci pintu kamarnya. Ia benar – benar kesal pada Changmin. Bagaimana mungkin namja itu berpikir jika dia dan Yunho berkencan, pikir Chaerin.

"Aku tidak sepertimu, Changmin a..." umpat Chaerin. "Aku mencintaimu, aku menikahimu. Namun jika aku harus bercerai darimu, aku tidak akan memilih Yunho oppa untuk menikahi ku nantinya."

Chaerin akan merasa tidak memiliki harga diri di hadapan keluarga Shim, jika ia menikahi Changmin lalu bercerai. Lalu menikahi Yunho... tidak, tidak akan pernah dilakukan olehnya. Ia akan mempermalukan keluarga terhormat ini.

Setelah bercerai nanti, Chaerin teah memutuskan untuk pindah ke luar Korea dan menjalani kehidupannya di sana. Sebagai Han Chaerin.

"Yah... kurasa itu akan ku lakukan." Ujarnya


***

Seorang namja jangkung berpakaian casual, baju kemeja warna cream di lapisi degan sweater dengan warna biru bergaris – garis merah. Penampilannya semakin menjadi lirikan mata gadis – gadis yang ada disana karena di dukung dengan tubuh tinggi yang proporsional. Ia melengkapi penampilannya dengan jelana jeans berwarna gelap dan sepatu kets yang senada. Namja itu memiliki mata bulat dan wajahnya terlihat berseri.

"Oraenmane Chaerin – ssi..." sapanya pada seorang wanita yang baru saja datang.

Yeoja yang bernama lengkap Han Chaerin itu tersenyum pada namja itu.

"Annyeong Kyuhyun-ssi." Sapanya... "Oraenmaneyo.."

"Anjuseyo..." ajak Kyuhyun.

"Ne.."

Kyuhyun menatap penampilan Chaerin yang selalu saja sama, terakhir kali mereka bertemu sekitar 8 tahun lalu. Setelah lulus SMA mereka tidak pernah bertemu lagi karena Kyuhyun melanjutkan kuliahnya di Perth.

"Kapan kau pulang?" Chaerin berusaha mencairkan suasana canggung diantara mereka. "Kenapa tidak memberitahu ku?"

"Aku kembali sekitar seminggu yang lalu..." jawab Kyuhyun.

"Dan baru menghubungiku?"

"Ada beberapa hal yang perlu ku kerjakan."

"Ah... begitu." Chaerin menatap Kyuhyun tajam. "Lalu dari mana kau mendapatkan nomor phonecellku?."

"Aku memiliki koneksi yang bagus." Ujar Kyuhyun mendekat dan berbisik.

"Mwo ya..." Ujar Chaerin. "Kau selalu saja main petak umpet denganku."

"Oh ya... jadi kau menikah dengan Changmin?"

Chaerin menganggukkan kepalanya. Kyuhyun lalu menyandarkan tubuhnya di kursinya saat seorang pelayan datang mengantarkan menu. Ia memesan makan malam mereka begitu juga dengan Chaerin.

"Kenapa tidak mengundangku saat kalian menikah, eoh?"

"Apakah penting aku mengundang seseorang di pernikahan yang tidak kuinginkan?."

"MWO??" Kyuhyun terkejut. "Bukankah kau menyukai Changminie?"

"Aku memang menyukainya, tapi dia tidak..."

"Oh... kalau begitu kau harus bersabar."

"Aku akan bersabar selama beberapa bulan ini. Ah... tidak, selama 2 bulan kurasa."

"Wae?"

"Dia akan mengajukan perceraian." Jawab Chaerin lemas

"Cerai?.."

Chaerin mengangguk.

"Kyuhyun a... aku ingin membicarakan ini padamu." Ujar Chaerin

"Apakah aku datang di saat yang tepat?."

Chaerin mengangguk.

"Seperti yang kau tahu, aku tidak mungkin meminta bantuan Yunho oppa. Mereka lahir di keluarga yang sama, saat aku bercerai dengan Changmin nanti. Bantu aku keluar dari Korea. Bisakah kau melakukannya untukku?"

"Kau ini..."

"Ku mohon..."

"Kau ingin meninggalkan Korea?"

"Hmmm..." lagi – lagi Chaerin mengangguk. "Aku sempat bingung apa yang akan kulakukan setelah proses yang akan menyakiti perasaan keluarga ku ini. Aku yakin abeoji dan eomma tidak akan menerima perceraian ini, aku juga tidak ingin perpisahan ini terjadi. Tapi, aku tidak memiliki hak apa – apa atas pernikahan ini. Seluruhnya keputusan ini Changmin yang tentukan. Aku hanya menerima keputusan saja."

"Aku akan membantumu."

"Jinjja?... jeongmalyo?"

"Mmmm..."

"Kau teman terbaik, gomawo Kyuhyun a.."

"Dengan satu syarat.."

"Mwo...?" Chaerin terkejut. "Syarat?"

"Mmmm.... Panggil aku oppa."

"YA!!"

Lalu mereka tertawa bersama. 


***

TO BE CONTINUE

THE CHANCE OF LOVEWhere stories live. Discover now