Chapter 2

27.2K 2.9K 124
                                    

Setelah menikmati Tea Time sore hari bersama Paman Namjoon di halaman samping Istana, Taehyung bersiap untuk perta penyambutan nya. Dikenakan nya kemeja kerajaan berwarna putih dengan aksen biru yang menyerupai warna surai nya saat ini, berdiri di cepan cermin dan merapihkan surai nya.

Tak lama kemudian Paman Namjoon menghampiri dengan tuxedo yang membalut tubuh sempurna nya. Apabila tidak terlihat earpiece ditelinganya, sudah pasti orang awam akan menyangka Pamannya itu adalah salah satu anggota kerajaan.

Bersama kedua lelaki yang mampu membuat wanita tidak dapat memalingkan mata tersebut menuruni tangga. Sayup sayup terdengar suara musik dari Hall tengah.

Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, Taehyung sadar bahwa dia harus mampu menunda selama mungkin waktu pemasangan cincin. Karena kondisi akan menjadi kaku dan seolah-olah Taehyung menjadi musuh negara pada saat mendapati cincin ternyata tidak cocok dijari Putri. Taehyung ingin menikmati waktu nya terlebih dahulu di Negara yang belum ada 24 jam ia datangi ini.

Penjaga pintu hall dengan sigap membuka pintu bagi nya dan mengumumkan kedatangan Pangeran Kim Taehyung kepada khalayak. Puluhan pasang mata memandang kepada nya dan dengan langkah santai ia memasuki ruangan Hall yang hingar-bigar tersebut. Berjalan pasti menuju tengah ruangan dimana ia melihat Raja dan Ratu turun dari singgasana untuk mendatanginya.

Maka berhadap-hadapanlah kedua penguasa Negara tersebut dengan Taehyung di bawah lampu kristal yang sangat cantik menggantung dengan gagahnya. Taehyung bersalaman dan kemudian diperkenalkan dengan Putri Anum, sang putri bungsu yang foto dan biodata nya sudah Taehyung terima dari jauh hari.

Raja mempersilahkan Taehyung dan Putri Anum untuk membuka pesta dengan dansa pertama. Kedua insan tersebut berdansa dengan elegan mengikuti irama live music. Setelah satu putaran dansa, mereka berdiri berhadapan, Taehyung meletakkan tangan didada dan membungkuk sedangkan Putri Anum memberi salam menekuk kaki dan menyilangkan sebelah kaki kebelakang sembari melebarkan gaun.

Khalayak memberikan tepuk tangan dan ucapan kagum atas dansa pembuka oleh kedua insan muda. Setelahnya segera mengisi dance floor pada saat musik kembali dimainkan.

Taehyung mengajak Putri Anum berdansa beberapa kali sambil mengajaknya berbincang. Setelah beberapa putaran, Taehyung merasa pundak nya ditepuk dan ia menoleh mendapati orang yang menepuknya adalah Pangeran Marrel, Sang Putra Mahkota Kerjaan.

Mengetahui pengganggu dansa nya adalah kakak tertua nya, Putri Anum sadar diri dan meminta ijin untuk mencari minum. Segera saja kedua Pangeran Calon Penerus Tahta kerajaan tersebut hengkang dari dance floor dan terlibat dalam pembicaraan yang hangat dan seru.

Ternyata Pangeran Marrel memiliki banyak kesamaan dengan Taehyung, salah satu nya adalah olahraga Tenis. Kedua pemuda tersebut berjanji akan melakukan sparing pada pagi keesokan hari nya. Cukup lama mereka ngobrol sambil menikmati minuman dan makanan yang selalu menghampiri.

Tiba-tiba Pangeran Marrel menoleh kearah Singgasana setelah melihat ayahnya beberapa detik, ia mengangguk dan mengajak Taehyung kearah halaman belakang. Ternyata Putri Anum sudah menunggu di teras belakang, Taehyung segera sadar bahwa ini adalah “waktu penentuan”. Taehyung menghampiri Putri Anum dimana Pangeran Marrel bergeming di dekat pintu.

Taehyung sudah sangat terbiasa menghadapi hal ini dan ia menyadari bahwa  sosok didepannya mungkin merasa gugup, oleh karena itu Taehyung mengajaknya bicara santai terlebih dahulu. Setelah lawan bicaranya terlihat lebih santai, Taehyung menyinggung soal cincin wasiat dan mengeluarkan kotak beludru biru dari sakunya.

Terdengar suara pekik rendah dari Putri Anum saat melihat kotak cincin tersebut. Taehyung tersenyum dan mengeluarkan cincin seraya berkata “May I…?” dan disambut Putri Anum mengulurkan tangan kiri nya. Taehyung meraih cincin dan berusaha menyematkan pada jari manis Putri Anum.. namun seperti yang sudah-sudah, cincin itu ternyata tidak pas.

Taehyung melihat dari sudut matanya bahwa Pangeran Marrel mendekat ingin mengetahui hasil penyematan cincin. Namun dari raut wajah yang ditunjukkan Putri Anum, sudah dapat ditebak hasilnya. Pangeran Marrel segera mengambil alih situasi, dia berkata kepada adiknya bahwa Ratu menunggunya di dalam Hall, dia tidak ingin adik kecilnya menangis di depan Pangeran Taehyung.

Setelah kepergian Putri Anum, Taehyung menyimpan cincin wasiat kembali dan segera saja terlibat pembicaraan kembali dengan Pangeral Marrel. Taehyung diam-diam sangat berterima kasih pada Pangeran Marrel dan dalam hati berjanji mengirimkannya hadiah karena menyelamatkannya dari potensi situasi yang sangat tidak menyenangkan. Sudah tidak dapat dihitung berapa kali Taehyung menghadapi wanita menangis di hadapnya karena cincin wasiat tidak pas.

Your HighnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang