Meet You

621 93 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

__________________________________

SOOYOUNG POV

"Aku ~ Aku ~ bisa membantumu" ucapku dengan gemetaran.

"Apa"

Aku masih bisa melihat wajahnya yang tampak terkejut. Dan perlahan berubah datar kembali.

"Aku bisa memberimu kesaksian,  apapun alasanmu membunuh kaisar, pasti kamu berharap tidak ketahuan kan?" aku menatap serius matanya. Aku harus yakin.

"Kalau begitu kamu butuh orang yang akan memberikan bukti yang berbeda dengan kenyataan tentang kapan kaisar mati dan siapa yang membunuhnya kan?" ku lanjutkan kata kataku, dan dia hanya menatap bingung ke arahku.

"Kalau aku membunuhmu disini sekarang lalu aku keluar, aku tidak akan ketahuan."

Ucapannya membuatku sangat terkejut, tidak, aku tidak mau mati muda di sini. Dan lebih tragisnya lagi, aku mati pada malam pertamaku. Hiiii, TIDAKK.

"Apa kamu yakin bisa selamat dari pengawalan istana yang ketat ini?, dan aku juga bisa berbohong dengan mengatakan pembunuhnya berkulit hitam dan memiliki bekas luka di mata kanannya."

Aha, bagaimana dengan usulku ini. Aku yakin pasti dia akan setuju.

"Pfft, ternyata kamu wanita yang berbeda ya dari kesan pertamamu. Tapi sepertinya kamu tidak sadar kalau aku adalah orang yang bisa dengan mudah melewati para pengawal kerajaan. Selain itu, sebenarnya aku tidak perlu kabur terlalu jauh. Dan itu berarti aku tidak butuh kesaksianmu." Ucapnya dengan tatapan dingin. Seperti ingin menusukku.

Ahh, kepalaku pusing, apa aku sekarang tidak bisa mengharapkan apapun.

"....apa...aku... Boleh minta.... Satu permohonan." ayolah, beri aku kesempatan pria topeng.

"Permohonan." dia menatapku dengan alis bertaut.

"... Kalau... Kamu tidak berniat membuatku hidup, apa.. Kamu bisa... Membunuhku tanpa rasa sakit.?" apa ide ini akan berhasil.

"Hahahahaha, biarpun perkataanmu banyak yang salah, tapi tidak semuanya salah." ucapnya sambil memperhatikan wajahku.

Apa ada yang salah, kenapa dia tertawa.

"Tapi, sepertinya ada satu hal yang bisa kamu lakukan untukku."

"Benarkah, Apa itu?"

"Hahaha, bahkan nampaknya kamu mau menjilati kakiku. Hahaha." Uhhhh, dasar gila.

Tapi, tidak apa, Aku akan melakukan segalanya, asal itu bisa mempertahankan nyawaku. Mana mungkin aku tidak melakukannya.

"Keberanianmu sungguh luar biasa. baiklah, setelah aku keluar dari kamar ini, kamu harus langsung keluar."

"Ken....?"

"Jangan banyak bertanya. Aku tidak akan keluar lewat pintu kamar ataupun juga lewat jendela. Jadi, larilah keluar kamar. Kamu bisa berteriak, Kaisar sudah mati, lalu pingsan, menangis tersedu sedu atau, lakukan apapun semaumu." ucapnya sambil menatap serius ke arahku.

"Apa..... Itu caraku membantumu.?"

Aku tidak mengerti, apa dia ingin kejahatannya segera terbongkar. Bukankah sebagai pembunuh akan lebih baik jika kejahatannya tersimpan rapat.

"Itu adalah satu satunya hal yang dapat kamu lakukan. Kamu hanya perlu mengatakan kalau ada bayangan hitam melompat keluar jendela."

Dan aku hanya mengangguk anggukkan kepalaku saja.

"Dan aku juga akan memberikanmu hadiah." ucapnya dengan nada terkesan ringan. Tak se dingin beberapa jam lalu. Hadiah apa ya?.

Dan tiba tiba dia berbalik, menekan salah satu sisi dinding dan saat itu juga pintu raksasa terbuka. Wahh.

"Mohon bantuanmu nona komplotan." ucapnya tanpa berbalik melihatku.

Akupun hanya terbengong. Aku sadar, aku pernah melihat orang itu. Aku pernah melihat mata biru berkilaunya. Di balik topeng hitamnya, dan nampak juga kalau dia pria yang tampan dan tegas.

VEARIC DE CHURCHILL. Putra mahkota kekaisaran ini, sekaligus  putra tunggal kaisar yang baru saja terbunuh.

"Kamu... Vea.. " aduh , tanpa sadar aku memberi tahunya kalau aku tahu identitasnya. Apa aku sudah gila.

Dia perlahan berbalik dan menatap tajam ke arahku. Mati akuu.

"Wahh, Kamu pintar juga."

Tidak, akupun berbalik dan berusaha kabur. Bisa bisa aku mati saat itu juga. Aku tidak berani berbalik dan segera membuka paksa pintu kamar.
Lantas aku berteriak.

"Aku akan melakukan perintahmu !!!!, aku tidak tahu siapa kamu, jadi cepat kaburrr !!!".

Aku harus lari sebelum putra mahkota yang tidak bermoral itu mengejarku.

Aku tidak boleh memberinya waktu untuk mempertimbangkan akan membunuhku atau tidak.


__________________________________


"Haah.. Haaahhh, Kaisar terbunuh." ucapku dengan nafas terengah engah. Ini sudah cukupkan, dia tidak akan mengerjarku, kan?. Ku mohon, aku ingin hidup.

Kudengar orang orang mulai ribut, suasana yang sunyi berubah menjadi ramai akan kepanikan.

Raja terbunuh, dan dengan mata bengkak aku di seret ke aula perjamuan yang besar yang ada di dalam istana.

Dan diaaa.... Ada di tengah orang orang yang menungguku disana. Berdiri di samping Sang permaisuri Elice dan menatap dingin ke arahku.




.
.
.
.
.
.
.

__________________________________

Jangan lupa vote and comentnyaa biar author tambah semangatt ...

Besok siang atau sore kyaknya aku bisa up lagi deh...









OUR KINGDOM [PARK SOOYOUNG / KIM TAEHYUNG]Where stories live. Discover now