"Kau gila, huh?!"

Seokjin terkekeh. "Aku gila padamu~"

Namjoon menepis Seokjin dari lengannya. "Aku harus menyeretmu turun."

Ketika Namjoon memutar tubuh menghadap pintu, tangan Seokjin dengan cepat meremas kejantanan Namjoon.

"Akh! A-apa yang kau lakukan?!"

Namjoon ingin melepas tangan Seokjin, namun tiap kali ia berusaha menarik tangan Seokjin, lelaki itu akan meremas pelan bagian sensitifnya.

"Ugh!"

"Kenyal sekali disini," gumam Seokjin sambil tersenyum. Ia tidak berhenti memberikan remasan-remasan kecil pada alat vital Namjoon.

Seokjin memajukan tubuhnya mendekat pada Namjoon yang gelisah. "Kenapa wajahmu memerah?"

"Hentikan—ugh!" Namjoon meraih tangan Seokjin, namun Seokjin malah kembali meremas penis Namjoon.

Seokjin memandangi wajah Namjoon yang berkerut. "Bibirmu tebal seperti burger."

Ketika Namjoon menoleh, ia langsung merasakan sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya. Matanya membelalak kaget, hingga ia tak sengaja membuka celah bibirnya yang ternyata dimanfaatkan oleh Seokjin untuk menyelinapkan lidahnya.

Seokjin mengigit kecil bibir bawah Namjoon yang penuh. Namjoon berusaha mendorong Seokjin menjauh, namun tangan lelaki itu melingkar cepat di leher Namjoon dan mulai meremas rambut Namjoon.

Ah, persetan!

Namjoon meruntuhkan pertahanannya dan membalas ciuman Seokjin. Ia melumat habis bibir bawah Seokjin, mengigitnya gemas sementara Seokjin melenguh disela-sela kecupan panas mereka.

Namjoon meraih pinggang Seokjin dan mengangkatnya hingga ia terduduk diatas pangkuan Namjoon. Tangan Namjoon kini mulai turun dari pinggang hingga menyentuh dua bokong sintal Seokjin dan meremasnya.

Seokjin memutuskan ciuman mereka dan tersengal, sementara Namjoon sudah menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Seokjin. Ia menjilati leher putih itu dan mengecupnya. Ia pun tak lupa meninggalkan gigitan untuk menandai Seokjin.

Seokjin tak berhenti meremas rambut belakang Namjoon kala pria itu mulai menyelinapkan tangannya dibalik kemeja hitam Seokjin. Kepala Seokjin terangkat tinggi saat tangan-tangan itu memainkan putingnya disana.

"Ngh... ahh...." Desah Seokjin memenuhi telinga Namjoon dan membangkitkan gairahnya. Ia terus menjepit dan memilin puting Seokjin hingga dadanya membusung.

"L-lagiih..."

Namjoon menyeringai dan langsung mencium kasar Seokjin seraya masih memainkan puncak dadanya. Seokjin terus mendesah dalam ciuman mereka.

Mata Namjoon melirik ke bawah dan mendapati tangan Seokjin kini menyentuh resleting celana Namjoon dan menurunkannya. Dengan cepat ia meraih penis Namjoon, dan mulai mengelusnya pelan.

"Ugh!" erang Namjoon. Ia kini membuka seluruh kancing kemeja Seokjin lalu membiarkan kemeja itu tergantung terbuka di bahu lebar Seokjin. Namjoon tak luput meninggalkan tanda di tulang selangka Seokjin.

Namjoon mendorong tubuh Seokjin untuk bersandar pada kemudi di belakangnya, dan mulai menjamah tubuhnya. Ia mengecup, menjilat dan mengigiti puncak dada Seokjin saat Seokjin sibuk memainkan penis Namjoon dibawah.

Tangan Namjoon dengan cepat membuka resleting jeans Seokjin hingga menampakkan celana dalam hitam disana. Seokjin mengangkat sedikit pantatnya agar memudahkan Namjoon untuk melepaskan jeans itu dari tubuhnya.

the simplestWhere stories live. Discover now