O8 ; Perasaan

1.7K 365 29
                                    

"Jihoen ada di UKS dan lo santai-santai di sini?!"

Aku yang tengah memakan makananku di kantin menoleh sinis ke arah Jungmo yang datang-datang langsung berkata tegas padaku.

Kusentakkan sendok ke mangkok di hadapanku. "Terus kenapa?! PMR kan ada,"

Jungmo menarik tanganku dan membawaku menuju tempat yang sedikit sepi. "Lo itu sahabatnya. Dan gue yakin dia sakit karena lo!"

Aku menghempaskan tangan Jungmo. "Gak usah sok tau deh! Lagian gue bukan sahabat dia lagi,"

"Mau sejauh apa lagi lo nyakitin sahabat lo itu? Lo gak bisa lihat dia sebaik itu sama lo?"

"Baik kata lo? Dia bahkan pindah tempat duduk buat hindarin gue, dan itu yang lo bilang baik?"

Saat aku hendak pergi, Jungmo menahanku. "Apa yang bikin lo kayak gini? Lo udah dapetin yang lo mau, lo udah dapetin Kak Wooseok. Tapi kenapa lo sama sekali gak peduli sama perasaan sahabat lo yang bahkan sampe sakit karena kelakuan lo?!"

"Gue gak pernah peduli! Gue bahkan gak minat untuk peduli sama apapun! Peduli cuma nyakitin diri sendiri pada akhirnya, karena apa? Orang yang dipeduliin itu gak tau diri!"

"Contohnya lo."

Entah siapa yang memulai, tapi kini tatapanku terkunci oleh tatapan Jungmo. Aku tidak tahu, hanya saja aku penasaran maksud dari ucapannya.

"Peduli emang sesakit itu, tapi lo gak akan pernah tau gimana bahagianya saat kita peduli sama seseorang. Walaupun kita gak tau akhirnya bakal bahagia atau gak."

Aku merotasikan mataku. Sepenuhnya memutus kontak mata dengan Jungmo. "Lo cuma buang-buang waktu! Lo peduli sama orang yang bahkan gak pernah peduli sama lo, dengan kayak gitu lo bahagia? Cih, denger aja gue udah muak."

Jungmo menghembuskan napas. "Hhh, gue gak tau harus berapa lama lagi nahan ini. Gue cuma mau bilang, plis lo berubah. Gue sayang sama lo. Gue gak mau lo jatuh ke lubang yang lo buat sendiri."

"Mungkin selama ini gue salah nyampaiin perasaan gue ke lo sampe lo benci sama gue. Tapi kali ini, ijinin gue buat ngerubah lo. Gue sayang banget sama lo asal lo tau," sambungnya.

Koo Jungmo. Laki-laki pertama yang berkata ingin aku berubah. Dia juga laki-laki pertama yang menunjukkan sikap tak sukanya pada perilakuku.

Dia berbeda.

***

Antagonis ; Koo JungmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang