Baby 1

12.9K 512 13
                                    

Selena Naffya, atau kerap dipanggil Selly adalah wanita muda yang hidup berdua dengan anak perempuannya. Mereka hidup sebatang kara tanpa memiliki keluarga. Selly hanya memiliki anaknya, begitupula sang anak yang hanya memiliki Selly sebagai Ibu.

"Abel kalau besar mau jadi apa?"

Meski masih berusia satu tahun, Selly sangat senang mengajak anaknya itu berbincang, tak perduli jika bayi itu tak paham ucapannya.

"Mama!"

Selly terkekeh akan jawaban itu. Satu-satunya keluarganya, Abelle Rosella Clauhaz. Abel lebih mudahnya. Bayi yang memiliki marga di belakangnya karena. Berbeda dengan sang Ibu yang tidak memiliki marga karena hidup sebatang kara sejak kecil.

"Abel mau jadi Mama ya? Mulia sekali" balasnya.

Si bayi yang didudukkan di kursi tingginya itu tertawa senang sambil menepuk-nepuk sendok plastiknya ke atas meja.

Selly sendiri sedang sibuk memasak. Meski ia hanya hidup berdua di rumah minimalis yang ia kontrak itu, Selly tetap memiliki tetangga. Orang yang membantunya ketika ia tengah kesusahan. Seperti saat ini.

Selly hanyalah lulusan SMA yang tidak memiliki keahlian khusus. Ia hanya mengandalkan satu ketrampilannya saja untuk menghidupi dirinya dan sang anak. Memasak. Dan tetangganya lah yang membantunya dalam 'marketing'. Mempromosikan hasil masakannya ke teman atau saudara-saudara mereka.

"Besok ada acara arisan di rumah Bibi Rin, Baby. Makanya Mama membuat masakannya" cerita Selly sambil berkutat dengan masakannya.

"Iyin!"

"Bibi Rin, Baby. Bukan Iyin"

"Piyin!"

Selly hanya terkekeh sekilas mendengar ucapan anaknya yang sama sekali belum lancar itu. Wajar saja karena masih dalam tahap belajar. Selly yakin Abel akan menjadi anak yang pandai kelak.

"Halo, Sayangnya Aunti"

Suara wanita lain menggema di rumah kecil itu. Meski tidak teriak sekalipun, Selly dapat mendengar jelas suara itu. Apalagi ia sangat hafal dengan orang yang setiap hari mengunjunginya itu.

"Oncii!"

Sellypun menolehkan kepalanya, menyunggingkan senyuman sebagai salam karena jarak yang cukup jauh untuk sekedar bersalaman atau bertos-ria.

"Mumpung kamu disini, titip Abel sebentar ya, Haru" ujarnya seraya kembali menyibukkan diri dengan masakannya.

Haruka adalah teman Selly sejak ia pindah ke tempat ini. Mereka seumuran hingga sangat mudah berkomunikasi dengan wanita ini. Hampir setiap hari Haruka akan datang untuk sekedar bermain dengan Abel atau bahkan membantu Selly memasak.

"Ibu menyuruhku membantumu memasak, tapi sepertinya kamu tidak membutuhkanku di dapur"

Selly mengangguk-angguk tanpa menolehkan kepalanya lagi.

"Ya, lebih baik kamu membantu Abel makan saja. Daritadi dimainkan terus sama Abel makanannya"

"Kasihan sekali sih, Abelnya Aunty. Pasti lapar ya? Sini Aunty bantu makannya"

Selly akhirnya bisa bernapas lega karena ada yang membantunya. Paling tidak ia bisa fokus untuk memasak tanpa khawatir Abel melempar mangkuk kecilnya atau membuang sendoknya. Haruka benar-benar penolong baginya.

"Kenapa kamu tidak menikah saja?" cuit Selly, masih sibuk dengan masakannya.

"Aku? Kenapa aku harus menikah?"

Selly ingin sekali melempar panci yang ada di depannya ke arah wanita baik hati yang tengah menyuapi anaknya itu. Pertanyaan macam apa itu?!

"Kamu kan sudah dewasa, sudah memiliki kekasih. Kenapa tidak menikah?" tanya Selly dengan lebih jelasnya.

Remarried Because of Baby [New Version]Where stories live. Discover now