19 - [HADIAH TERBAIK]

109 22 1
                                    

19 – [HADIAH TERBAIK]

//Still Author POV// (kayaknya aku lebih nyaman nulis pake Author POV. Buat ke depannya, cerita ini pake Author POV aja kayaknya heheheh. Maap labiiil. New biie mah begini emang).

Kalau bab sebelumnya berisi bro-and-sismance, ini romance beneran yaaa wkwkwk

Ps: di bab 17 aku belibet nulis batu pikiran dan batu jiwa. Sebenernya yang dimaksud di sana adalah batu pikiran yaaa. Also, aliran waktu yang dilihat Strange bukan 'miliar', tapi 'juta'. Sorryy, i'm kinda mess up with my english and indonesia, thinking million is the same as 'milyar' wkwkwk....

Anyways, enjoy chapter of "Pepperony"! (You know what i mean lmao) //

***


Malibu, 8 malam.

"Akhirnya, selesai juga."

"Ugh, aku membencimu, Tony. Lain kali jangan merencanakan semuanya semendadak ini."

"Tapi kau suka, kan?"

Morgan yang menjawabnya, "Aku suka, Daddy! Keren, rumah kita di pantai sekarang."

Yah, tepat. Seperti yang kalian ketahui dari percakapan barusan, malam hari kedua mereka setelah bersama kembali dilewati dengan pindahan yang amat mendadak.

Mereka bermalam hari di Malibu, ditemani semilir angin pantai yang dingin, tapi tetap saja membuat keduanya banjir keringat karena baru saja selesai membereskan rumah. Rumah baru mereka. Rumah pantai bertingkat dua dan berhalaman mini ini sengaja dibeli Tony hadiah ulang tahun Pepper yang ke 46. Perlu kalian ketahui, pembelian rumah ini selesai tadi siang menjelang sore, barang-barang diangkut setelahnya, dan jam 8 malam ini, rumah baru mereka siap ditempati.

Ya, romantis, tapi bukan ini yang sama sekali Pepper harapkan di hari ulang tahunnya yang sudah menuju umur setengah abad. Ia lelah setelah pesta kemarin, tentu saja, dan Tony membuatnya lebih lelah sekarang.

Tak mempedulikan Morgan yang lanjut bercanda dengan ayahnya di tenda dalam rumah, Pepper merenggangkan diri di sofa ruang keluarga, tempat mereka bersantai setelah beres-beres.

Diam-diam, Tony melirik Pepper sebelum kembali kepada Morgan. "Hei, Missus, kita memasak makan malam, bagaimana? Mommy sudah lapar."

Dengan cepat, Morgan mengangguk, sedangkan Pepper menyahutinya dengan, "Mau masak apa? Omelet hitam lagi?"

Dengan cepat, Morgan mengangguk, sedangkan Pepper menyahutinya dengan, "Mau masak apa? Omelet hitam lagi?"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
LEGACY [Fan Fiction] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora