Run with The Idol

1.3K 61 14
                                    

Heat Haze Daze

Adaptation from Mekakucity actors & Kagerou Project

By. Luna Sedata

All characters belong to Jin & Vocaloid song MV series as this is only one of fan made adaptation from MV Kagerou Daze. With this disclaimer, author owe nothing with Jin and Kagerou Project

 

Genre : Romance, Paranormal, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

12th Loop :  Run with the Idol

 

I get it, just let big sis show you the way...

~ Momo Kisaragi

‘Gadis itu hanya berusia 16 tahun, dan bahkan dia sendiri pun tak pernah menyangka akan takdirnya untuk terlahir sebagai seorang idola. Dia bernama Momo Kisaragi; berambut pirang panjang dengan model ikat menyamping favoritnya. Maniskah dia? Atau karena suaranya yang luar biasa? Sifatnya yang ceria kah yang membuatnya begitu tenar? Apapun itu, Momo Kisaragi adalah idola pilihan seluruh remaja jepang saat ini.’

Momo menutup majalah dengan cover dirinya sendiri yang sedang bergaya dengan pose yang begitu centil. Artikel yang baru saja ia baca itu tak pelak adalah tentang dirinya sendiri. Sungguh lumrah rasanya jika seorang artis merasa bangga saat dirinya begitu tenar di sosial multi media, walaupun tidak dengan Momo. Alih-alih, gadis itu malah merasa tidak nyaman dan terkekang.

Menjadi terkenal adalah sesuatu yang biasa bagi sang gadis. Menjadi juara lukis saat kelas 2 SMP, lalu berhasil memenangkan audisi menyanyi saat penghujung akhir kelas 3. Terpilih sebagai model terbaik, bahkan terlepas dari fakta akan nilai akademiknya yang kacau, tak ada satu pun orang yang berani meragukan masa depan seorang Momo Kisaragi di dunia hiburan. Walaupun pada akhirnya, harga yang harus dibayar gadis tenar ini untuk mendapatkan semua itu sangatlah mahal. Setidaknya bagi dirinya yang tak akan pernah ditulis di kisah ini.

Konser menyanyi di kota Chiba baru saja berakhir sementara sang gadis sedang terduduk di ruang ganti dengan majalah yang dilemparnya ke atas meja tepat di depannya. Momo melirik jam dinding tak jauh darinya, menyadari kalau masih ada sekitar dua jam sebelum jadwal berikutnya yang mengharuskan Momo untuk kembali ke Tokyo.

“Jauh-jauh ke Chiba hanya untuk menyanyi dua tiga lagu—dan sebentar lagi aku harus pulang seolah-olah aku tak pernah ke sini...?” keluhnya dengan suara kecil.

Faktanya, ini bukan pertama kalinya Momo melakukan konser di Chiba. Namun ironisnya, ini juga bukan pertama kalinya bagi sang gadis untuk hanya melewatkan beberapa jam saja di kota yang terkenal akan oleh-olehnya yang begitu banyak entah itu dari makanan atau bahkan hanya sekedar aksesori kecil

Momo mendadak saja berdiri, tanpa sengaja melihat sebuah pamflet penuh gambar unik dengan tulisan ‘Ichinomiya Shop—toko suvenir terbaik di Chiba’. Sang gadis mengambil dan membacanya sebentar sebelum beberapa gambar gantungan kunci unik yang ditampilkan di iklan kertas itu menarik perhatiannya.

Tiba-tiba saja sang idola mulai tersenyum nakal, mulai melirik jam dinding sekali lagi.

“Dua jam rasanya lebih dari cukup kalau hanya untuk keliling kota...” pikirnya dalam hati. Sang gadis dengan cepat mengawasi sekitarnya, menyadari akan sebuah jaket ber-hoody dengan warna pink cerah yang segera diraih dan dipakainya.

Hood pada jaket pun dinaikkan untuk menutup kepalanya, setidaknya agar wajahnya tidak mudah dikenali. Dengan pakaian santai dasar yang dikenakannya, Momo segera meraih smartphone android mahalnya beserta dompet dengan bentuk lumba-lumba kesayangannya sebelum meluncur ke luar pintu.

Heat Haze DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang