Mackenzie Elizabeth!

17K 853 2
                                    

Suara laki laki itu terdengar nyaring di telingaku. Aku segera bangun dari tidurku karena aku tau siapa laki laki itu. Dia adalah Niall Horan. Kakak ku.

"Morning baby" sapanya. Aku tersenyum manis. "Morning too bigbaby!" balasku diiringi tawa kecil kami berdua. Niall menggelitiki ku pelan. "Hahaha stop it! Akan ku balas kamu!" gerutuku mulai jengkel. Niall berlari dan aku mengejarnya.

"Ha! I got you!" aku membalas gelitikan Niall tadi. Lalu, ia memelukku agar aku tidak menggelitikinya lagi. "Sekarang, kamu mau makan apa? Sandwich, fried rice, potatoes, atau apa? Bilang aja" tawarnya. Aku menaikkan kedua bola mataku ke atas, dan meletakkan jari telunjukku di dagu seolah olah aku sedang berpikir.

"Banana ice split aja, gimana?"

"Apapun untukmu babe. Kamu tunggu aja ya, makanan akan segera datang" Niall mencium pipiku sebelum ia benar benar pergi. Itu yang membuatku sangat sayang padanya. Niall adalah seorang kakak, yang tak akan di temui dimana pun, karena dia satu satunya milikku, bukan milik orang lain.

5 menit kemudian..

"Gemma, ini makanannya udah jadi. Kamu dimana babe?" teriak Niall dari arah dapur.

"Here!" sahutku dari arah kamar Niall.

Niall menghampiriku yang sedang sibuk menggambar. "Kamu membuatku menunggu sangat lama, Tuan" gurauku di tengah asyik mewarnai.

"Ini lebih baik dari kemarin Nona. Makanan mu siap di hidangkan"

"Thank you"

Sesekali, ku jeda asyikku mewarnai untuk mengambil suap banana ice split buatan Niall. "Kamu sedang gambar apa?" tanya Niall yang sedari tadi memperhatikanku.

"This is me. This is You. And our parents. Dan ini adalah adik perempuan yang akan mama bawa pulang nanti. Aku tak sabar melihat adikku. Semoga cantiknya sama denganku"

"I hope so"

**

Pukul 12 siang, mama dan papa pulang. Aku berlari ke arahnya dengan cepat bersama Niall. "Mamaa!! Papa!! I miss you so much!" sambutku bahagia. Mama dan papa memelukku. "Dimana adikku?" tanyaku tak sabaran.

"Here"

Sang suster menggendong anak perempuan berusia sekitar 6 tahun yang sangat cantik. Rambutnya ikal dan pirang seperti Niall, matanya biru, kulitnya putih pucat, bulu mata yang lentik sekali. "Cantik sekali dia" gumamku. "Kakak" ucapnya.

"Ma, dia menyapaku! Wah, sepertinya dia menyukaiku. Akan diberi nama siapa dia?"

"Hm.. Bagaimana kalau Mackenzie?" cetus Papa menjentikan jarinya. "Mackenzie Elizabeth! Karena ia cantik seperti ratu Elizabeth" seru Niall tak kalah. "Baiklah, Mackenzie Elizabeth!" kata Mama menandakan bahwa anak angkat perempuan itu sah diberi nama Mackenzie Elizabeth.

Aku senang sekali. Hari pertama terasa sangat menyenangkan. Aku bermain bersama Mackenzie, juga Niall.

"Bagaimana mama bisa menemuinya?" tanya Niall.

"Dia satu satunya gadis yang sangat cantik di panti itu. Dan dia mencuri hati mama juga papa. Pertama melihatnya, mama dan papa langsung jatuh hati dengannya, dan tak terkecoh dengan anak anak yang lainnya"

"Oh begitu..."

Malam pertama. Mackenzie tidur disamping kamar tidurku. "Goodnight child, love. Anak anak mama dan papa yang paling dicintai. Have a nice dream" ucap mama seraya mengantar kami bertiga ke depan kamar kami masing masing. "Night too mumz" balas Mackenzie tersenyum manis. Mama meninggalkan kami. Begitu juga aku yang masuk ke kamarku. Aku membaca buku dongeng kesukaan ku malam ini. Tapi kok sudah 12 menit, Niall tidak menemuiku dan mencium keningku ya? Dia rutin melakukan itu sebelum tidur padaku. Aku mencoba mengintip dari balik pintu kamarku. Ternyata dia sedang bersama Mackenzie. Dia asyik mendongeng untuk Mackenzie. Sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama. "Ah, biarkan deh. Mackenzie juga butuh kasih sayang Niall" batinku seraya menutup kembali pintu kamarku dan mengganti lampu kamarku menjadi lampu tidur.

Entah kenapa, aku tidak bisa tidur. Aku merindukan Niall. Aku mencoba ke kamarnya. Ku lihat laki laki berambut blonde sudah dalam tidurnya. Aku menaiki tempat tidurnya, dan tidur disampingnya. Malam ini, malam yang merumitkan. Kenapa aku jadi khawatir Mackenzie akan merebut Niall ya? Ah bicara apa sih, Mackenzie sekarang sudah menjadi adikku. Tidak boleh iri dengan saudara sendiri. Hm...

To be continued...

SISTER [njh.hes//COMPLETED]Where stories live. Discover now