Taeyong mendengus, menatap Johnny malas. "Tidak mungkin. Aku membencinya dan ingin selalu menghindarinya. Sudah ku katakan, dia itu aneh!"

Johnny mencebikkan bibir. "Benci dan cinta beda tipis, jadi perhatikan kata-katamu. Feromonnya bisa memacu masa Heat-mu okay?"

"Tidak." sudah jelas Taeyong menyangkal, ia tidak ingin mengakui hal tersebut dan di pandang remeh.

"Terserah," Johnny menyerahkan kertas miliknya yang berisi beberapa jawaban ke hadapan Taeyong. "Tapi kurasa kau tidak menangkap apa yang aku jelaskan sama sekali, jadi silahkan menyalin apa yang sudah aku kerjakan."

"Aku bisa mengerjakannya sendiri!" Taeyong tidak meminta jawaban milik Johnny, ia hanya meminta Johnny untuk mengajarinya. Hey, ia tidak selemah itu sampai harus menyalin jawaban milik sepupunya!

"Ya dan mendapatkan nilai di bawah tiga."

"Sialan!" pada akhirnya Taeyong menyalin jawaban milik Johnny dengan wajah yang tertekuk kesal. Padahal Taeyong yakin bahwa ia akan mengerti dengan cepat jika Johnny kembali mengajarinya, namun waktu yang tersisa tidak banyak.

Pekerjaan Johnny belum selesai, jadi ia mengerjakan semuanya secara perlahan. Menghitung dengan benar untuk mempertahankan nilai baiknya, Johnny tidak ingin di kalahkan oleh Jung Jaehyun yang notabenenya adalah murid baru. Pasalnya, Jaehyun baru saja mengalahkan Johnny dua hari yang lalu dalam pelajaran Kimia; lelaki bermarga Jung itu menjawab semua pertanyaan dengan mudah. Seolah sudah mengingat semuanya di luar kepala, sungguh aneh.

"Oh ya, Ayah menanyakan ruangan kedap udara di Apartemenmu. Apakah masih berfungsi dengan baik?" tanya Johnny seraya menuliskan deretan angka di kertas. Ia ingat bahwa Ayahnya menanyakan hal itu semalam.

Taeyong mengangguk. "Ya," tidak akan ada yang bisa mengganggunya semasa Heat karena ruangan kedap udara yang di buat oleh Ayah Johnny. Itu menekan seluruh feromon yang Taeyong keluarkan dan berfungsi dengan baik.

"Baiklah. Nanti malam Ten mengajak kita berdua untuk pergi ke Club."

"Tidak lagi."

"Apa kau bisa menolaknya?"

Taeyong menghembuskan nafas kasar. Ten itu adalah iblis kecil yang sangat licik! Memiliki berbagai cara agar Taeyong bisa menuruti seluruh kemauannya. Sungguh menganggu.

"Tidak." jawab Taeyong akhirnya. Padahal ia sangat malas sekali datang ke Club, Taeyong tidak menyukai asap rokok serta feromon yang terkadang di keluarkan oleh Alpha di sana.

***

"Jangan menekuk wajahmu Taeyong~ bagaimana jika tidak ada Alpha yang tertarik padamu?" Ten; Omega mungil yang berstatus sebagai kekasih Johnny menarik kedua sudut bibir Taeyong hingga membentuk senyum lebar yang terkesan aneh. Tapi tidak bertahan lama karena Taeyong segera menepis tangan Ten dari wajahnya.

Suara musik, bau alkohol, asap rokok serta beberapa Alpha yang menatap lapar ke arah Taeyong benar-benar menganggu! Rasanya Taeyong ingin lari dari tempat ini namun ia tidak bisa. Akan lebih berbahaya berkeliaran tanpa Johnny dan Ten di sisinya.

"Ish, galak sekali~ kau harus memperbanyak senyum agar Alpha tertarik padamuuu~"

Johnny tertawa melihat Taeyong yang mendelik kesal pada Ten. "Sudahlah sayang, Taeyong tidak tertarik dengan semua Alpha yang ada di sini."

Ten mencebikan bibir dan menangkup pipi Taeyong gemas. "Kau itu cantik! Tubuhmu ramping, walapun tidak terlalu berisi. Jangan sia-siakan semua itu, ayolah! Bercinta dengan Alphaㅡ"

Highway To Heaven《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang