“Yoojung-a!” suara Jungkook membuyarkan lamunan Yoojung. Dengan cepat ia berdiri dan menghadap gurunya sembari tersenyum. Jungkook duduk bersimpuh di hadapan Nenek Choi dan berusaha mengajaknya bicara banyak.

Sedangkan itu, Yoojung hanya terdiam mengamati Jungkook. Pikirannya terus melayang mengenai hubungan Soojin dan Jungkook. Setelah cukup lama menemani Nenek Choi, suster membawanya masuk ke dalam karena udara telah semakin dingin. Jungkook dan Yoojung berpamitan kemudian masuk ke dalam mobil dalam diam.

Langit telah lumayan gelap. Menyalakan mobilnya dan mulai mengendarainya, Yoojung terus-menerus curi-curi pandang ke arah Jungkook. Sialnya, Jungkook menyadarinya.

“Kenapa kau terus mencuri-curi pandang ke arahku?”

Tergugup, Yoojung berusaha mengontrol dirinya. “Ah, tidak, Pak.”

Hening.

Menatap keluar jendela kerlap-kerlip lampu pertokoan di pinggir jalan, Yoojung terus terdorong untuk menanyakan rasa penasarannya kepada Jungkook. “Pak..”

“Ya?”

“Perempuan bernama Soojin itu, maaf, apakah dia istrimu?”

Jungkook terdiam. Ah, pasti Nenek Choi yang memberi tahu Yoojung. Memutar kemudinya pada kelokan jalan, seolah sedang berpikir sejenak, Jungkook akhirnya menjawab dengan nada suara yang rendah seolah menyimpan begitu banyak kenangan menyakitkan. “Ya, dia almarhum istri bapak.”

“Maafkah aku, Pak.” Yoojung tiba-tiba merasa tak enak. Bodoh. Harusnya ia tak menanyakan sesuatu yang akan memancing kenangan lama yang menyakitkan.

“Tak apa. Dia meninggal hampir dua bulan yang lalu.” Lanjut Jungkook sontak membuat Yoojung menoleh. Ia pikir gurunya itu tak akan berkenan untuk bercerita. Tapi kenapa...

“Soojin-ie, kami berkencan hanya sebentar, sekitar 7 bulan, lalu memutuskan untuk segera menikah dua tahun yang lalu.”

Meski Yoojung merasa tak enak karena membuat Jungkook menggali kenangan lama, ia tetap menyimak dengan seksama demi menuntaskan keingin-tahuannya. “Lalu, kenapa dia meninggal?”

Tersenyum getir sembari menghentikan laju mobilnya di lampu merah, Jungkook menoleh dan tersenyum tipis. Senyuman yang dipaksakan dan sukses mmebuat Yoojung merasa menjadi orang paling bodoh di dunia. Bagaimana bisa ia menanyakan penyebab kematian seseorang?

Namun seolah tidak ingin menyimpan rahasia ada Yoojung, Jungkook berkata dengan pelan. “Soojin-ie, ia... bunuh diri.”

DEG!

“Aku menemukannya tergantung dengan tali yang melilit lehernya di dalam kamar.”

***

“Kemana saja kau? Kenapa baru pulang sekarang?”

Mama berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada. Yoojung tak menjawab dan hanya membungkuk hormat setelah melepas kedua sepatunya. Melihat ekspresi mama, Yoojung rasa ada hal buruk yang tengah terjadi.

Ia tahu mama memang selalu menampakkan wajah masan kepadanya, namun kali ini berbeda. kening berkerut dan irama nafas yang tak beraturan seolah menahan amarah dan kekhawatiran. Sesuatu terjadi.

Ada apa?

“Cepat pergi menemui ayahmu!”

Oh, tidak, ini buruk!

Melangkahkan kaki gemetar menuju ruang bawah tanah tempat ayahnya selalu berada untuk menunggunya, Yoojung dikejutkan oleh suara gaduh seperti guci yang dilempar dan pecah menghantam dinding. Netranya bergetar, ia menelan salivanya berat, rasa takut mulai menjalar dalam benaknya. Ketika tangannya hendak meraih dan memutar kenop pintu, tiba-tiba ia mendengar suara Taehyung membentak di dalam ruangan.

Save MeWhere stories live. Discover now