PEDANG DARI GUSTI PUTRI

889 127 15
                                    

Sudah 7 hari sejak tantangan terakhir dilaksanakan. Luka cakaran dibahu Pramudhita pun sudah mulai mengering. Ia sudah merasa lebih baik sekarang.

"Jadi, kau benar akan pergi ke Keraton Sastra Saloka esok hari?". Tanya Aji.

" La iyo to mas. Aku kan harus bertanggung jawab. Mana mungkin aku bisa mundur" jawab Pram.

"Aku hanya tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu Pram. Kau adikku satu satunya, dan aku tidak bisa membantumu sekarang" ucap Aji. Ia merasa bersalah pada adiknya.

"Kangmas tenang saja. Aku bisa jaga diri. Semuanya akan baik baik saja" ucap Pram.

Seta sendiri justru malah duduk diluar rumah. Tidak ikut berbincang dengan Aji dan Pramrudhita. Tapi ia tetap mendengarkan peebincangan mereka.
Ia merasa bersalah pada Pram. Membuatnya sedikit sungkan bertemu dengan Pram.

Aji dan Pram pun keluar bersama BIYUNG nya.
Lalu menghampiri Seta yang termenung.

"Kau ini kenapa?" tanya Pram.

"Aku minta maaf Pram, semua ini salahku. Harusnya aku tidak memaksamu" ucap Seta.

"Yo wes to. Aku ikhlas menjalaninya. Doakan saja aku berhasil. Agar aku bisa mendapatkan 200 keping emas. Nah, sekarang kalian berdua antarkan aku ke Keraton Sastra Saloka" ucap Pram.

Aji dan Seta pun mengangguk.
Dan mereka bertiga berpamitan pada ibu nya Aji dan Pram.

"Biyung, doakan aku berhasil ya? Aku pasti akan kembali" ucap Pram.

"Owalah NDUK, sebenarnya Biyung tidak rela. Tapi ya bagaimana? Titah Gusti Prabu kan tidak bisa ditolak" ucap Biyungnya.

"LE, jaga adikmu yo. Hati hati dijalan. Cepat kembali yo Nduk" ucap Biyung pada Aji dan Seta.

Mereka bertiga pun pergi ke Keraton Sastra Saloka dengan menunggangi kuda mereka masing masing.

****

Di Keraton Sastra Saloka, Pramudhita dan Arya Sangara sedang menghadap Gusti Prabu. Mendengarkan wejangan dari beliau.

"Aku harap kalian mengerti. Hari ini juga kalian akan mulai pengembaraan. Berhati hatilah dalam mengembara, sebab diluar sana bahaya selalu mengintai.
Dwi Lingga, Arya Sangara, jaga diri baik baik. Yang kembali lebih dulu membawa bidadari, dia lah jawaranya". Ucap Gusti Prabu sembari menepuk pelan bahu Pram dan Sangara.

Setelah mohon diri dari hadapan Gusti Prabu, mereka pun keluar dan berpamitan pada orang orang terdekatnya. Arya Sangara menemui Romonya.
Dan Pram menemui Aji dan Seta.

" jaga diri baik baik adikku. Kami akan selalu menunggumu kembali" ucap Aji.

"Maaf kami tidak bisa menemanimu Pram. Berhati hatilah di perjalanan. Kembalilah dengan selamat" ucap Seta.

Pram menganngguk dan mulai memantapkan langkah.
Sebelum ia sempat menunggangi kudanya, ia mendengar seseorang memanggilnya.

"Kakang Dwi Lingga!!!!!!"

Pram pun menoleh.
Ia melihat Gusti Putri Sekar Shinta berlari kearahnya.
Pram mengerutkan keningnya. Begitupun Aji dan Seta yang melihat kejadian itu.

"Gusti Putri?" ucap Pram setelah Gusti Putri Sekar Shinta sudah berada didepannya.

"Kenapa berlarian begini? Nanti Gusti Putri bisa terjatuh" tanya Pram.

"Aku tahu kakang akan pergi sekarang, makanya aku sengaja menemui kakang" jawab Gusti Putri. Nafasnya masih sedikit tersengal akibat berlari.

"Ada apa? Ingin bicara sesuatu?" tanya Pram.

"Begini, aku menemui seorang pandai besi, memintanya untuk membuat sebuah pedang, dan pedang itu ingin kuberikan untukmu" ucap Gusti Putri lalu menyerahkan sebuah pedang pada Pram.

Pram menerima pedang itu.
Sebuah pedang yang indah. Gagang dan sarungnya berwarna hitam legam dan dilapisi emas yang terukir indah.

Pram mengeluarkan pedang itu dari sarungnya.
Dibawah sinar matahari, pedang itu nampak mengkilat. Terlihat begitu indah dan tajam.

Didekat gagangnya, terukir huruf jawa yang bertuliskan SEKAR SHINTA.

Gusti Putri tahu jika Pram kebingungan dengan tulisan itu.

"Itu memang disengaja. Eummm maksudnya agar kakang selalu ingat jika aku akan selalu menunggu kepulanganmu" ucap Gusti Putri disertai dengan wajah yang merona.

Ucapan itu membuat Aji dan Seta yang mendengarnya menahan tawa. Membuat Pram melayangkan tatapan membunuh.

"Gunakan pedang ini untuk menjaga diri" ucap Gusti Putri lagi.

"Iya, terimakasih Gusti Putri. Aku akan kembali dengan selamat. Terimakasih untuk hadiahnya". Ucap Pram sambil tersenyum.

Senyum Pram membuat Gusti Putri tersipu malu. Dan akhirnya Gusti Putri juga ikut tersenyum.

Setelahnya, Pram pun pergi meninggalkan Keraton Sastra Saloka. Memulai pengembaraan.
Ia pun pergi menuju ALAS LOR

BERSAMBUNG

CATATAN

BIYUNG artinya IBU. Biasanya digunakan oleh orang orang dari kalangan menengah kebawah.

LE merupakan panggilan untuk anak laki laki

NDUK panggilan untuk anak perempuan

ALAS LOR yang berarti HUTAN UTARA

WEJANGAN artinya pesan atau nasihat

BIDADARI & PENYAMARDonde viven las historias. Descúbrelo ahora