2 DI BALAI KOTA

1K 117 0
                                    

     Pagi ini balai kota Sastra Saloka sangat ramai oleh calon calon peserta sayembara.
Mereka berasal dari berbagai kalangan.
Dari para kesatria, pangeran, pengembara, hingga penduduk biasa yang hanya dibutakan oleh hadiahnya, tanpa memikirkan resikonya.
      Beberapa punggawa kerajaan pun terlihat sibuk dengan tugasnya masing masing. Terlihat juga beberapa prajurit yang sibuk menjawab setiap pertanyaan dari para calon peserta.
      Di sudut tempat itu, Pramudhita, Dhanu Seta dan Dharma Aji duduk memperhatikan keramaian itu.
Terlihat Seta yang mencoba menahan senyum setiap kali menatap Pramudhita. Membuat gadis itu semakin sebal. Sedangkan Dharma Aji tidak menggubris mereka berdua.

"Bisa berhenti meledekku dengan senyummu yang menyebalkan itu Seta? Jika ingin tertawa tidak perlu ditahan!" ucap Pramudhita dengan wajah bersungut sungut.

Seta tertawa terbahak mendengarnya.
"Aku tahu ini memang terlihat aneh!" Pramudhita semakin kesal.

Bagaimana Seta tidak tertawa?
Pakaian yang Pramudhita kenakan saat ini terlihat aneh dimatanya.
Tentu saja, karena ia mengenakan pakaian Aji. Ya, ia menuruti perintah Seta dan Aji untuk menyamar menjadi laki laki dalam sayembara itu. Meskipun ia terpaksa, tapi inilah hasilnya.
Ia terlihat seperti laki laki dengan pakaian serta ikat kepala yang melengkapinya.
Hanya saja badannya yang kecil membuat ia seperti 'laki laki yang kurang makan'. Itu kata Seta.

     Aji berdiri dari tempatnya duduk. Mengajak Seta dan Pramudhita yang terus bertengkar.
"Sebaiknya kita kesana sekarang. Lihat, mereka sudah mulai mencalonkan diri. Ayo, sekarang giliran kita" ucap Aji

"Apa aku aman seperti ini mas?" tanya Pramudhita. Ia merasa cemas.

"Kau hanya perlu percaya diri Pram" ucap Aji.

"Padahal sayembaranya belum dimulai. Tapi aku sudah gemetar begini" ucap Pramudhita dengan lemah.

"Aaahh ayo cepat nanti kita tidak dapat tempat!" ucap Seta lalu menyeret kedua kakak beradik itu.

Mereka terlihat mengantri. Berbaur dengan banyak orang.
Pramudhita menatap berkeliling. Lalu tanpa sengaja, matanya berhenti pada satu titik.
Ia menatap seseorang yang berada di pendopo balai kota.
'TAMPAN' batinnya.
Laki laki itu tampak gagah dengan pakaiannya yang khas, khas bangsawan.
'Mungkin dia seorang pangeran' batin Pram.
Tapi laki laki itu terlihat congkak.

"Hey anak muda? Hey!" suara seseorang menyadarkan Pram dari pikirannya tentang laki laki yang dilihatnya tadi. Ia tersentak.

"Apa kau ingin mecalonkan diri di sayembara ini?" tanya seorang prajurit yang duduk dibalik meja didepannya itu.

Pram mengangguk.
"Siapa namamu dan darimana asalmu?" tanya prajurit itu lagi.

"Praa.." Pram baru sadar jika ia belum memiliki nama samaran.

Prajurit didepannya itu menaikkan sebelah alisnya. Mungkin bingung dengan jawaban Pram yang terhenti.
Seta dan Aji yang sudah bergabung dengan peserta yang lain pun tampak panik.

Pram melirik mereka berdua. Menatap dengan tatapan meminta bantuan.

"Dwi Lingga! Namanya Dwi Lingga" jawab Aji.

"Y ya, ya namaku Dwi Lingga. Dari dusun Wanukerta. 19 tahun" ucap Pram.

Semua orang ditempat itu menoleh ke arahnya. 'Apa yang salah?' batin Pram. Ia merasa risih dengan tatapan mengintimidasi dari semua orang.

"Anak kecil" seorang laki laki yang duduk di pendopo itu menggumam. Tampak senyum sinis di bibirnya.

"Kau yakin ingin ikut sayembara ini bocah?" ucap sang prajurit.

Pram nampak kaget dengan ucapan si prajurit. 'Apa ia terlihat sekecil itu?' batinnya.
"Tentu saja. Usiaku tidak terlalu jauh dari peserta lain" jawab Pram.

"Baiklah. Kau adalah peserta termuda di sayembara ini. Bersiaplah dengan segala tantangan yang diberikan oleh Gusti Prabu. Dan kau harus terima segala resikonya" ucap sang prajurit.

Pram membulatkan matanya. 'Apa akan sangat sulit?' batinnya.

Seta dan Aji saling menatap. Mereka mulai terlihat khawatir dengan Pram.

    Seorang prajurit mengeluarkan suara.
"Baik, untuk seluruh peserta sayembara. Bersiaplah untuk sayembara ini, persiapkan diri sebaik baiknya. Lusa, datanglah ke keraton Sastra Saloka untuk menjalankan tantangan dari Gusti Prabu!"

Bersambung

BIDADARI & PENYAMARWhere stories live. Discover now