GATOTKACA Putra Bima

Start from the beginning
                                    

Pada versi serial Mahabharata Antv, ketika Gatotkaca lahir, keluarga pandawa menyambut dengan gembira. Bayi Gatotkaca digendong Bima dan ditetesi darahnya. Setelah terkena tetesan  darah Bima, bayi Gatotkaca seketika tumbuh dewasa.

Gatotkaca menyapa dan memberi hormat kepada pandawa dan Kunti. Gatotkaca berjanji, dia akan langsung datang kepada ayahnya jika ayahnya memerlukan. Bima cukup memanggil namanya 3 kali dan dia akan langsung datang dih

Dalam versi Mahabharata, Gatotkaca menikahi Ahilawati, gadis dari Kerajaan Naga dan mempunyai anak bernama Barbarika.

Dalam versi pewayangan Jawa, Gatotkaca menikah dengan sepupunya, yaitu Pergiwa, putri Arjuna. Ia berhasil menikahi Pergiwa setelah melalui perjuangan berat, yaitu menyingkirkan saingannya, bernama Laksmana Mandrakumara, putra Duryudhana dari keluarga Kurawa. Dari perkawinannyabdengan Pergiwa, Gatotkaca memiliki putra bernama Sasikirana, yang menjadi panglima perang Hastinapura pada masa pemerintahan Prabu Parikesit , putra Abimanyu atau cucu Arjuna.

Versi lain mengisahkan, Gatotkaca memiliki dua orang istri lagi selain Pregiwa, yaitu Suryawati dan Sumpaniwati. Dari keduanya masing-masing lahir Suryakaca dan Jayasumpena.

Gatotkaca versi Jawa adalah manusia setengah raksasa, namun bukan raksasa hutan. Ibunya adalah putri Prabu Tremboko dari Kerajaan Pringgadani. Tremboko tewas di tangan Pandu ayah para Pandawa akibat adu domba yang dilancarkan Sangkuni. Ia kemudian digantikan oleh anak sulungnya yang bernama Arimba. Arimba sendiri tewas di tangan Bima pada saat para Pandawa membangun Kerajaan Amarta. Takhta Pringgadani kemudian dipegang oleh Arimbi yang telah diperistri Bima. Suksesi kepemimpinan kelak diserahkan kepada putra mereka setelah dewasa.

Arimbi memiliki lima orang adik bernama Brajadenta, Brajamusti, Brajalamadan, Brajawikalpa, dan Kalabendana. Brajadenta diangkat sebagai patih dan diberi tempat tinggal di Kasatrian Glagahtinunu. Sangkuni dari Kerajaan Hastina datang menghasut Brajadenta bahwa takhta Pringgadani seharusnya menjadi miliknya, bukan milik Gatotkaca. Akibat hasuta tersebut, Brajadenta memberontak untuk merebut takhta dari tangan Gatotkaca yang baru saja dilantik sebagai raja. Brajamusti yang memihak Gatotkaca bertarung menghadapi Brajadenta. Kedua raksasa tersebut tewas bersama. Roh mereka menyusup masing-masing ke dalam kedua telapak tangan Gatotkaca, sehingga menambah kesaktian keponakan mereka tersebut. Setelah peristiwa itu, Gatotkaca mengangkat Brajalamadan sebagai patih baru, dengan gelar Patih

Prabakiswa.

Versi Kitab Mahabharata, kematian Gatotkaca terdapat dalam jilid ketujuh kitab Mahabharata yang berjudul Dronaparwa, pada bagian Ghattotkacabadhaparwa. Ia dikisahkan gugur dalam perang di Kurukshetra pada malam hari ke-14. Perang besar tersebut adalah perang saudara antara keluarga Pandawa melawan Kurawa.

Kitab Mahabharata mengisahkan, sebagai seorang raksasa, Gatotkaca memiliki kekuatan luar biasa terutama pada malam hari. Setelah kematian Jayadrata di tangan Arjuna, pertempuran seharusnya dihentikan untuk sementara karena senja telah tiba. Namun Gatotkaca.menghadang pasukan Kurawa saat mereka dalam perjalanan menuju perkemahan mereka.

Pertempuran berlanjut, semakin malam, kesaktian Gatotkaca semakin meningkat. Banyak prajurit Kurawa yang dibunuhnya. Seorang sekutu Kurawa dari bangsa raksasa bernama Alambusa maju menghadapinya. Gatotkaca menghajarnya dengan kejam karena Alambusa telah membunuh sepupunya, yaitu Irawan putra Arjuna pada pertempuran hari kedelapan. Tubuh Alambusa ditangkap dan dibawa terbang tinggi, kemudian dibanting ke tanah sampai hancur.

Duryodana, pemimpin Korawa merasa ngeri melihat keganasan Gatotkaca. Ia memaksa Karna menggunakan senjata pusaka Indrastra pemberian Dewa Indra yang bernama Vasavishakti (senjata Konta menurut pewayangan Jawa) untuk membunuh raksasa itu. Semula Karna menolak karena pusaka tersebut hanya bisa digunakan dekali saja dan akan dipergunakannya untuk membunuh Arjuna. Karena terus didesak, akhirnya Karna melemparkan pusakanya ke arah Gatotkaca. Menyadari ajalnya sudah dekat, Gatotkaca memikirkan cara untuk membunuh prajurit Kurawa dalam jumlah besar sekaligus sekali serang. Gatotkaca pun memperbesar ukuran tubuhnya sampai ukuran maksimal dan kemudian roboh menimpa ribuan prajurit Kurawa setelah senjata pamungkas Karna menembus dadanya. Pandawa sangat terpukul dengan gugurnya Gatotkaca. Dalam barisan Pandawa, hanya Kresna yang tersenyum melihat kematian Gatotkaca. Ia gembira karena Karna telah kehilangan pusaka andalannya sehingga nyawa Arjuna dapat dikatakan aman.

Pada versi serial Mahabharata Antv episode 241, setelah kematian Jayadrata pertempuran terus berlanjut padahal hari sudah berganti dengan malam. Ketika malam tiba kekuatan Gatotkaca bertambah berlipat lipat. Saat itu tubuh Gatotkaca menjadi lebih besar dan tinggi melebihi biasanya. Dengan ukuran tubuh yang besar tersebut Gatotkaca mengamuk dan membantai prajurit Kurawa. Tidak ada satupun senjata  yang dapat menembus tubuhnya.

Gatotkaca mendekati Duryudhana dan meraihnya. Ukuran tubuh Gatotkaca yang super besar membuat Duryudhana berada di genggaman tangannya. Duryudhana yang tidak berkutik dan ketakutan berteriak kepada Karna agar melemparkan senjatanya. Akhirnya Karna melemparkan senjata yang diterima dari Dewa Indra ke perut Gatotkaca. Akibat ampuhnya senjata tersebut membuat Gatotkaca tewas seketika dan tubuhnya mengecil seukuran manusia normal. Kematian Gatotkaca membuat pihak pandawa bersedih terutama Bima yang merupakan ayahnya. Pada saat kremasi,  Jenazah Gatootkaca diberi tetesan darah Bima dan jenazahnya langsung jadi abu tanpa perlu dibakar.

Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATAWhere stories live. Discover now