mark

6.9K 453 46
                                    

Rate : M
Length : 5275 words

💋💋💋

Min Yoongi melangkah lunglai di koridor panjang seraya menguap lebar. Rasa kantuk seakan tidak pernah hilang dari dalam dirinya. Tangannya terangkat menyentuh tengkuk yang terasa pegal lalu ia pun memutar kepalanya, mencari cara untuk menghilangkan rasa kaku disana.

"Yoongi hyung!"

Kepala Yoongi menoleh ke belakang. Seorang lelaki bertubuh jangkung berlari dari ujung koridor di belakangnya. Tubuhnya terbungkuk di depan Yoongi saat ia berusaha menarik napas seusai berlari.

Yoongi menyandarkan tubuhnya di dinding. "Ada apa?"

"Kenapa kau baru datang sekarang, hyung?" tanyanya dengan napas yang sedikit tersengal.

Yoongi menguap lagi. "Jimin menahanku tadi pagi. Kau tau seberapa manjanya dia tiap kali aku akan berangkat ke studio."

Lelaki itu terkekeh. "Aku tidak menyangka kau alpha yang lemah, bisa ditahan seperti itu."

"Aku lemah pada hal yang kusayang," singkat Yoongi.

"Oh, Tuhan. Aku merinding mendengarnya," sindir lelaki berlesung pipit itu.

"Omong-omong, kenapa memanggilku? Aku punya banyak pekerjaan di studio, dan kau membuang-buang waktuku disini, Kim Namjoon."

Namjoon mencibir. "Kita bahkan belum sampai 5 menit berbincang disini. Aku mau tanya soal Maschine MK-II milikmu. Kau masih memilikinya?"

Yoongi berdeham kecil. "Sepertinya masih, tapi aku menyimpannya di apartemen Jimin. Kenapa?"

"Aku mau meminjamnya sebentar. Punyaku agak bermasalah. Aku sudah membeli baru, tapi kurasa akan memakan waktu kalau menunggu sampai barang itu tiba. Tapi, kenapa kau menyimpannya di tempat Jimin?" tanya Namjoon.

"Jimin ingin mencoba membuat musik," jawab Yoongi. "Kalau kau mau pinjam, katakan pada Jimin. Alat itu miliknya sekarang."

Namjoon mengangguk. "Baiklah. Aku akan pinjam langsung ke Jimin. Tapi, kau tidak apa kalau aku pergi ke apartemen Jimin?"

Yoongi menyipitkan mata. "Untuk apa kau pergi ke apartemennya?"

"Untuk mengambil Maschine MK-II! Mana mungkin aku menyuruh Jimin untuk mengantarkannya padaku?" kesal Namjoon.

"Ah, aku lupa. Aku tidak masalah. Lagipula, ada Seokjin juga disana. Aku yakin dia akan segera melaporkanmu padaku kalau kau berani macam-macam pada Jimin," ujar Yoongi.

Namjoon mengangkat kedua tangannya. "Aku tidak tertarik pada Jimin."

"Karena yang menarik bagimu hanyalah Kim Seokjin."

"Tepat sekali," kata Namjoon sumringah. "Tapi, sial. Dia sulit sekali didekati!"

Yoongi tertawa. "Atau mungkin kau yang terlalu bodoh?"

"Sialan kau, hyung," gerutu Namjoon.

Yoongi menegakkan tubuhnya. "Aku harus ke studio sekarang . Langsung saja hubungi Jimin. Dia sedang pergi, jadi mungkin dia akan memberitahumu password apartemennya."

💋💋💋

Park Jimin baru saja akan membuka pintu mobilnya saat ponselnya berdering.

"Halo?"

"Jimin-ah! Ini aku, Namjoon."

Jimin mengangguk. "Ah, Namjoon hyung! Ada apa? Tiba-tiba sekali meneleponku."

the simplestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang