4

1.1K 150 5
                                    

Aku menunggu dengan gelisah, segera ku alihkan dengan membaca buku yang baru saja ku beli.

"Gisele, bangun nak, di bawah ada han jisung"

Aku mengerjapkan mataku, lalu kulihat jam sudah pukul tujuh malam, aku membersihkan diri dan segera ke bawah.

"Kita ngobrolnya sambil makan nasi goreng depan komplek yuk" aku yang masih mengantuk hanya mengangguk

"Tante, om izin makan nasi goreng depan komplek ya"

"Iya, maaf ya tante belum sempat masak jadi kalian harus beli makan sendiri. Besok-besok kalau kamu kesini kasih kabar ya siapa tau bisa tante masakin"

"Makasih ya tante" ujar pacarku sopan

"Gisele, maaf ya cuma bisa ajak kamu makan nasi goreng pinggiran begini" kata dia sembari menunggu pesanan kami datang.

"Kamu.. kenapa sih? Sung, aku nggak peduli sekalipun harus makan di pinggir jalan, panas, asal itu berdua sama kamu, aku nggak apa-apa" Aku menatap dia tepat di manik matanya meyakinkan dia.

"Jadi, tadi gimana ceritanya kamu bisa sama kak Mark?"

"Aku nggak sengaja ketemu dia di toko buku, dia sempet bayarin aku novel yang aku beli, jadi biar adil aku yang bayar pas kita makan di kedai kopi itu, aku nggak tahu kalau kamu juga kerja part time disitu"

"Kalau kamu tahu aku kerja part time disitu pasti kamu bakal cari tempat lain ya biar nggak ketahuan aku? Oh mungkin kalau tadi kita nggak ketemu mungkin sekarang kamu pasti masih jalan sama dia ya"

Oh halo han jisung aku disini untuk bertemu kamu menghabiskan waktu denganmu dan kamu pada akhirnya hanya menuduhku seperti itu? Apa yang merasukimu sih sebenarnya? Oke, sebut saja aku juga salah karena jalan dengan laki-laki lain saat pacarku sedang bekerja untuk menyambung hidupnya.

Aku diam saja, tidak mau membalas ucapan dia yang sarkas itu.

"Kenapa diam? Karena apa yang aku ucapkan itu benar? Bagaimana kalau posisinya di balik? Kamu yang lagi kerkom trus tiba-tiba lihat aku masuk kafe yang sama sama cewek lain, gimana reaksi kamu?"

"Dengar han jisung, aku dan kak mark tidak sengaja bertemu, bukannya janjian ingin pergi, lagipula dia hanya temanku"

"Kamu pikir kita dulu apa? Kakak adik? Kita juga berawal dari pertemanan"

Oke, sepertinya han jisung sedang dalam emosi, percuma kalau aku mendebatnya. Tidak lama, makanan yang kami pesan datang dan aku tidak berselera untuk menyantap makanan di hadapanku.

"Di makan nasinya, jangan cuma di aduk-aduk aja" sungguh, han jisung dalam mode ini sangat menyebalkan.

Aku rasanya ingin minta di bungkus saja makananku lalu pulang dan menghabiskan akhir pekanku dengan film melow drama

"Buka mulutnya, nih makan" katanya sambil menyuapiku.

Setelah selesai kami berjalan-jalan sekitar komplek perumahanku.

Lagi-lagi han jisung tidak berhentinya membahas masalah tadi siang

"Gisele, apa sebaiknya kita putus aja ya? Aku ngerasa aku nggak punya cukup waktu buat kamu. Aku nggak bisa beliin kamu sesuatu yang mewah atau sering-sering jalan di malam minggu kayak begini"

"Han jisung cukup! Aku bener-bener nggak tau apa yang sedang merasukimu hari ini.

Tapi tolong jangan bilang seperti itu han! Begini, apa pernah aku minta sesuatu yang mewah-mewah melebihi batas kemampuan kamu kayak berlian? Nggak kan?!

Kalau alasannya masih masalah finansial, jisung orangtuaku pun tau keadaan keluargamu, dan apa mereka mencampakkanmu? Enggak kan?!

Kadang, aku cuma butuh waktu berdua sama kamu aja nggak lebih.

Berkali-kali aku bilang aku nggak masalah kalau cuma makan di kedai kecil pinggir jalan, panas, atau jalan ke pasar beli bahan makanan aku nggak masalah asal ku lalui itu sama kamu.

Kamu tahu? Kamu punya aku untuk selalu berbagi, aku bisa bantu kamu kalau kamu izinkan aku untuk membantu kamu"

kataku sambil menahan air mata, jengah dengan segala sikap putus asanya dan tidak percaya dirinya.

Lalu dia memelukku erat, mengusap suraiku pelan dan berkata

"Maaf gisele, aku bener-bener kacau hari ini. Aku nggak kuat kalau harus bayangin kamu jalan sama laki-laki lain meskipun itu cuma teman. Apalagi kalau sampai dia beliin kamu hal yang kamu senangi tapi aku nggak mampu ngelakuin itu buat kamu"

"Aku bisa kembaliin uang yang kak mark habiskan untuk novel-novelku kalau itu mau kamu. Tapi tolong, jangan bilang seperti itu lagi"

"Maaf bikin kamu sedih" katanya sambil melepas pelukannya dan menghapus air mata yang sempat lolos dari mataku

"Maaf juga udah buat kamu nggak fokus hari ini"

Keep Being You - Han Jisung skz✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang