01- rumah adalah rumah

8.1K 804 93
                                    

[remake & revisi]

"Rumah akan selalu menjadi rumah, apapun keadaannya."

Hari sudah larut, jam telah menunjukan ini sudah pukul sebelas malam hampir mendekati tengah malam ketika Jisoora tiba dirumah besar bergaya elegan didepannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah larut, jam telah menunjukan ini sudah pukul sebelas malam hampir mendekati tengah malam ketika Jisoora tiba dirumah besar bergaya elegan didepannya itu. Rumah yang telah dia diami selama kurang lebih 18 tahun dia hidup. Rumah namun tidak benar-benar menjadi rumahnya.

Rumah yang seharusnya menjadi tempat ketika dia merasa begitu lelah dengan dunia,

Rumah yang seharusnya menjadi tempat dimana dia merasa aman dan nyaman,

Namun, malah menjadi hal terberat dalam pergumulan hidupnya. Tidak pernah ada kehangatan barang sedikitpun disana, setidaknya untuk dirinya.

Dia pulang namun tidak benar-benar pulang.

Tidak ingin berlama-lama, gadis cantik itupun segera masuk ke dalam rumahnya dan segera beristirahat dari segala pikiran yang berkecambung dalam otaknya. Hari ini adalah hari terberatnya, selain karena aktivitas sekolahnya yang begitu berat mengingat dia adalah kelas ujian, namun hal terparah adalah setelah Jisoora mendapat kabar bahwa tumor diotaknya sudah lebih parah dan hidupnya berada dalam bahaya.

Dia sendiri tidak mengerti kenapa dia selalu diberikan pencobaan yang begitu berat, dia selalu bertanya-tanya ada apa dengan dirinya sampai semesta tidak pernah mengizinkan dia untuk bahagia?

Begitu dia masuk dan menginjakkan kakinya didalam rumah itu, hal pertama yang dia lihat adalah seorang lelaki sedang duduk disofa ruang tamu.

"Aku pulang." Sapa Jisoo tersenyum begitu dia masuk.

Namun tidak ada yang menjawab sapaannya, seperti biasanya.

Mengabaikan pikiran buruknya, Jisoo kemudian mendekati ke arah kakaknya

"Kakak lagi nonton apa?" Tanya Jisoo dengan tersenyum melihat ke arah ketiga kakak lelakinya yang tengah menonton.

"Jisoo ikut nonton ya kak." Seru Jisoo dan berjalan menghampiri untuk duduk disofa.

"Cih, berisik tau nggak!!" Dingin seorang lelaki berambut silver dia adalah kakak ke lima Jisoora, Gilbert Jimin Wijaya.

Seketika Jisoora langsung terdiam membatu ketika mendengar kata kata yang diucapkan sang kakak.

"Dahlah, nggak mood lagi gue nonton." Kata kakaknya dengan tajam, lalu beranjak pergi sambil menatap tajam Jisoora.

Selalu seperti ini keadaannya, tidak pernah ada kata-kata baik yang dilontarkan kakak-kakaknya,

Jisoora terdiam membatu sejenak, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Ketika dia berada dipertengahan jalan, seorang lelaki tiba-tiba saja muncul. Lelaki tinggi yang begitu tampan itu adalah kakak ke enam Jisoora, Adrian Taehyung Wijaya.

Dear Brother| Feat. JISOO BLACKPINK|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang