Senorita adalah penyanyi yang albumnya tidak laku di pasaran, sehingga ia harus banting setir ke dunia akting. Aktingnya yang pas-pasan membuatnya hanya menjadi pemeran pembantu. Namun, namanya kerap diperbincangkan karena skandal yang selalu ia bua...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Cocok kagak?
Pandangan Señorita terus tertuju ke wedges merah yang tertata rapi di rak. Begitu indah memesona. Sangat cocok melekat di kakinya. Sayangnya, ia tak punya uang yang cukup untuk membeli barang seharga selangit.
Ia bukan lagi Señorita dari keluarga kaya. Kehidupan bak putri di istana telah usai setelah ayahnya meninggal karena serangan jantung. Kini, dirinya hanya artis yang tidak piawai berakting. Dan naasnya, selalu terlibat skandal.
Manik mata Señorita mengerjap, ketika ada tangan yang menyentuh wedges yang ia dambakan. Dirinya langsung berjalan cepat menghentikan lelaki itu untuk tak membelinya. Ia benar-benar tidak rela kalau ada wanita lain yang menggunakannya.
"Tuan," panggil Señorita dengan nada rendah tetapi tegas, "maaf, saya dulu yang melihatnya. Bisa berikan wedges itu kepada saya?"
Mike menyodorkan sepasang wedges ke arah Señorita. Sontak Señorita tersenyum lebar. Ia mengulurkan tangannya untuk meraihnya. Namun, lelaki itu malah menjauhkan wedges itu dari tangan Señorita yang membuat binar mata wanita itu meredup.
"Tu--"
"Alangkah baiknya Anda mencoba dulu. Kalau wedges sesuai di kaki Anda, maka saya akan berikan. Kalau tidak, biarkan saya membelinya."
Señorita mengernyit. Ia bukan terheran dengan ucapan Mike, tetapi suara Mike sangat familier di telinganya. Suara berat yang membuatnya tenggelam ke masa lalu.
Mike berjongkok. Ia melepaskan perekat sepatu Señorita. Dipakaikannya wedges itu dengan perlahan ke kaki Señorita.
Señorita menurut saja. Ia merasa tak asing dengan sentuhan Mike--ketika tangan dingin lelaki itu menyentuh kulit telapak kakinya. Seperti tangan yang kerap mengenggamnya saat membuat kekacauan dahulu sewaktu remaja.
Manik mata Señorita tertuju pada bahu yang begitu kokoh di hadapannya.
"Cantik." Mike berdiri kembali.
"Huh?" Señorita menatap intens Mike yang menggunakan kaca mata hitam.
"Wedges-nya cantik Señorita Pyralis."
Señorita menyipitkan matanya. Dirinya benar-benar yakin siapa lelaki berkacamata hitam di hadapannya. Ia tidak mungkin salah mengenali seseorang yang sering membuatnya kesal.
"Mike?"
Mike membuka kacamatanya. Ia sekarang dapat melihat jelas manik mata cokelat yang dulu sering menatapnya dengan tajam. Dirinya tersenyum sekilas.
"Sekarang sudah bisa mengenaliku, ya?" Mike melipat kedua tangannya di depan dada.
Señorita terkekeh. Ia mengingat kebodohannya dulu yang mengira Mike itu Max, sehingga dirinya menyatakan perasaannya secara gamblang. Dan parahnya Mike tidak menjelaskan siapa dirinya. Lelaki itu malah bermain trik tarik ulur dengannya, membuat dirinya seperti badut.
