"Mana bisa begitu, kau perlu bersandiwara selama berhari-hari untuk menyelesaikannya." jawab Jungkook dengan nada protes.

Sedikit mengingatkan ya, diperkenalan kita tahu bahwa Jungkook sebenarnya juga sudah memiliki kekasih. Lalu dimana wanita yang berstatus sebagai kekasihnya itu? Kenapa Jungkook tidak langsung saja mengenalkan kekasihnya kepada orang tuanya?

"Ya tapi mengapa harus aku?"

Pertanyaan cerdas, Jungkook menunggingkan senyuman kelewat keren sebelum pria itu bangkit dan mendekat ke arah Saehee duduk, dan mendadak menyelipkan anak rambut Saehee ke belakang telinyanya, "Aku juga ingin menanyakan itu, kenapa harus kau?"

"Jangan bertele-tele, Ahjussi." Saehee pun merotasi bola matanya jengkel.

"Jadi bagaimana sebenarnya? Apa kau mau membantuku?"

Saehee tampak berpikir lebih dalam, dirinya enggan menerima, begitupun enggan menolak. Nano-nano sekali rasanya. "Entahlah, tetapi jika kau memang benar-benar butuh bantuanku, baiklah. Apa yang harus kulakukan?"

"Good girl." centang Jungkook mencubit hidung kecil Saehee lalu ia kembali ke tempat duduknya. "Kau hanya perlu menuruti perkataanku nanti, kau pandai berakting kan?"

"Ya ya ya, sepertinya begitu. Tetapi aku sudah ada janji dengan seseorang nanti. Jadi aku tidak bisa pergi denganmu hari ini." ucap Saehee bangkit sembari membereskan piring kotor bekas mereka makan.

"Dengan siapa?"

"Apa itu penting bagimu?" lanjut Saehee memutar keran untuk mencuci dua piring kotor tersebut.

"Ya setidaknya aku harus tahu calon istriku mau pergi kemana dan dengan siapa." Jungkook pun meloloskan beberapa tawa sebelum ikut bangkit dan berdiri tepat di belakang Saehee.

"Kalimatmu menjijikkan sekali buatku tahu tidak!" celetuk Saehee sambil mematikan keran.

Entahlah, bibir tipis Saehee spontan saja berkata demikian. Tetapi asal tahu saja, ia sudah bersusah payah menahan agar pipinya tidak memanas, jantungnya berdegup lebih cepat ketika Jungkook malah dengan enteng terang-terangan mengklaim dirinya sebagai calon istri. Bahkan dirinya baru genap 18 tahun. Jujur saja, organ di dekat kelenjar empedu milik Saehee sebenarnya ingin meledak keluar tubuh sekarang juga.

"Kim Saehee," telisik Jungkook seduktif di telinga Saehee kemudian perlahan tangannya ikut menelisik ke pinggang dan melingkari perut rata Saehee.

Bulu roma Saehee mendadak serasa berdiri, merinding dengan sentuhan luar biasa yang sebelumnya belum pernah ia rasakan.

"A-Ahjussi, apa yang kau lakukan?" tanya Saehee dengan suara yang sedikit bergetar.

"Kau pernah mendengar kan? Bahwa aku terlalu candu denganmu."

Jujur ya, perasaan Saehee sekarang sudah tidak baik-baik saja. "Lalu apa?"

"Mau kah kau memberiku,- eum,, a little bit morning kiss?" bisik Jungkook seduktif dibelakang telinga Saehee sembari meniup sedikit rambut yang bertebaran di sekitar telinga. Membuat Saehee meneleng kegelian.

Percaya atau tidak, hati Saehee malah menerima dengan senang hati tentang permintaan Jungkook, hanya saja ia takut akan diteriaki jalang oleh malaikat-malaikat yang saat ini pasti sedang mengawasi mereka.

Tubuh ramping Saehee yang berada dalam kurungan Jungkook ingin menggeliat untuk meronta, hanya saja ia terlalu takut jika bertindak lebih sedikit saja, ia akan menjadi salah tingkah. Jadi, Saehee hanya berharap bahwa Jungkook melepaskannya kali ini. "Ya Tuhan, aku berharap Guanlin tidak akan pernah mengetahui ini."

Y A D O N GWhere stories live. Discover now