Sedangkan Saehe dengan malas ingin meraih ponselnya lalu mengintip kilas siapa kiranya yang memberinya pesan di pagi hari seperti ini.

Ck

"Kenapa nomor ponselku cepat sekali tersebarnya? Padahal ini juga baru kuganti." protesnya ketika melihat nomor yang tidak diketahui lagi-lagi muncul di layar kunci ponsel. Tetapi isi pesannya membuat Saehee penasaran setengah mati.

Tubuh semampainya pun berniat bangkit untuk duduk agar dapat dengan jelas melihat isi pesan dari nomor tidak diketahui tersebut. Walau dengan malas tetapi tetap saja ia lakukan.


Uknown
[Berapa password
pintu apartemenmu?]


Ya Tuhan, Saehee kaget bukan main ketika pertama membaca pesan dengan modus seperti itu. Ia langsung mengingat kejadian dua bulan yang lalu ketika salah seorang teman sekelasnya tewas ditikam dengan pangkal cerita semacam ini.

Tiba-tiba tubuhnya terasa panas dan dingin secara bersamaan. Sedikit keringat juga sudah bereksresi di sekitar pelipisnya. Ia hanya bisa berharap bahwa tidak ada orang yang ingin bermacam-macam dengannya saat ini, bukan apa-apa, Hyera juga sudah pergi. Dirinya hanya sendirian dan mengalami teror dengan modus demikian cukup menakutkan juga.

Ting!

Uknown
[Kau masih tidur?]
[Kukira kau sudah bangun
karena melihat temanmu
keluar dari apartemen ini]

Tetapi, rasanya setelah melihat isi pesan kedua, Saehee sedikit berpikir bahwa orang yang saat ini berada di depan pintu apartemennya mungkin sudah mengenalnya.

"Apa mungkin itu Guanlin?" Saehee terlihat berpikir sebelum kemudian mencoba membalas pesan ari orang yang tidak ia ketahui tersebut, "Tapi Guanlin tahu apa passwordnya."

Me
[Dasar penjahat!]
[Pulang ke rumah orang
tuamu sana!]

Uknown
[Teganya :( ]
[Aku bawa 2 porsi Bibimbab
dan 2 Cola.]
[Kau yakin tidak ingin
membukakan pintu atau
memberitahu passwordnya?]

Me
[Tidak perlu!]
[Berikan saja pada
anjing sana.]

Uknown
[Bibimbabnya kupesan
dengan rasa pedas]
[Anjing tidak suka pedas kan]

Me
[Persetan!]

Uknown
[Hei ayo buka pintunya
dasar bodoh]
[Kakiku jadi pegal lama-lama
berdiri]

Me
[Kalau begitu pergi dari sini]
[Atau aku akan menelfon
polisi]

Setelah pesan terakhirnya tidak kunjung dibalas, Saehee akhirnya menghembuskan napas lega. Bersyukur karena mungkin orang yang menerornya sudah meninggalkan apartemennya.

Saehee juga memukul-mukul jidatnya sendiri gemas karena merasa bodoh dengan apa yang menimpanya barusan.

"Dia pikir aku orang bodoh." pun membuat ekspresi angkuh juga sekaligus menpuk dada dengan bangga.

Tetapi tak lama kemudian notifikasi ponselnya kembali terdengar.

Ting!

Y A D O N GWhere stories live. Discover now