Sebenarnya pun kedai ini lebih boleh disebut sebagai kedai es krim ketimbang kedai penekuk, karena para pembeli lebih dominan ingin membeli es krim dibanding penekuknya. Tetapi tujuan Jungkook mengajak Saehee ke tempat itu bukanlah untuk melakukan survey lebih banyak mana pelanggan yang membeli di antara kedua produk kedai tersebut.

"Ajussi, untuk apa kita kesini?" pertanyaan bodoh itu tiba-tiba saja terlontar ketika tangannya lagi-lagi ditarik untuk segera masuk ke dalam kedai itu.

Jungkook pun menghentikan langkahnya ketika baru memasuki pintu kedai, dengan sedencing bunyi lonceng yang menyeruak ketika pintu kedainya dibuka, "Aku pikir kau gadis yang berbeda dengan gadis yang aku temui di rumah pelacuran semalam."

Mendadak Saehee melongo dibuatnya, "Bisa kau kecilkan suaramu?"

"Yasudah, jadi kau diam saja dan menurutlah." ucap Jungkook sebelum membawa dirinya dan pribadi Saehee untuk masuk lebih jauh guna mencari tempat kosonh yang sekiranya cocok untuk mereka berdua.

Tak lupa dengan small paperbag yang Jungkook bawa ia letakkan di tengah-tengah meja ketika pinggul keduanya baru saja mendarat di atas kursi kayu dengan ukiran Mesir kuno pada sandarannya.

"Ahjussi, kau ing-"

"Sstt! Bisa kau tahan pertanyaanmu sebentar?" perintah Jungkook, lalu mengangkat sebelah tangannya kepada seorang pelayan, "Berikan kami dua menu pokoknya di sini."

"Ahjussi, aku tidak ingin makan es krim."

"Kau tidak akan makan es krim, tapi penekuk."

"Aku juga tidak ingin makan penekuk, Ahjussi!"

"Kenapa tidak mencoba menggabungkan keduanya?"

Saehee menghela napasnya kelewat panjang. Tidak mengerti dengan situasi dimana dirinya malah merasa terjebak dengan pria sesat seperti pria yang saat ini duduk di depannya.

Gadis 19 tahun itu juga bingung, apakah pria idiot ini adalah pria yang sama yang membuatnya kehilangan ciuman pertama? Rasa-rasanya tingkah pria yang semalam dengan pria yang ini berbeda 180°.

"Ahjussi," Saehee pun sedikit menghirup oksigen dengan tenang lalu kembali berbicara, "Ada apa gerangan hingga kau membawaku ke kedai penipuan ini?"

Mendadak tawa Jungkook lepas begitu saja ketika mendengar nama kedai yang yang baru saja Saehee lontarkan. "Kedai apa? Penipuan?"

Saehee mulai merotasi bola matanya jengkel, "Iya penipuan, kau tidak berpikir? Seharusnya orang berniat membeli penekuk kesini karena nama kedainya saja adalah kedai penekuk, tetapi kenapa tiba-tiba saat keluar mereka malah menjilati es krim? Bukankah itu tindakan penipuan?"

Jungkook jadi berpikir, tidakkah sifat mereka hampir saja sama? Jelas terlihat berbeda dibanding dengan sifatnya semalam, Saehee masih persis seperti wanita normal yang menyimpan teka-teki menarik malam itu. Tetapi rasanya sekarang, sifat mereka mulai mengalami perubahan sebesar 180° masing-masing.

"Apa namamu Kim Saehee?" setelah melepaskan cukup tawa, Jungkook kembali bertutur sembari wajah seriusnya mulai muncul kembali.

Saehee merasa mentalnya menegang begitu saja, khawatir dengan beribu pertanyaan yang saat ini bercokol dalam benaknya. "Ke-kenapa kau tahu namaku?"

"Kalau aku bertanya kau pikir aku tahu?" ketus Jungkook menghembuskan napasnya jengah.

"Ya Tuhan, maksudku, kenapa kau bisa bertanya jika namaku Kim Saehee?"

Y A D O N GWhere stories live. Discover now