prefisso || awalan

58 28 35
                                    

Cho Youra.

aku anak kandung pertama dari tiga bersaudara yang serasa di anak tirikan. ayahku merupakan keturunan korea asli dengan profesi sebagai ilmuwan setengah dewa, namanya cho rei. ibuku seorang dewi keturunan dewi hera yang diberi nama hera juga oleh kakekku. Aku memiliki dua adik yaitu laki-laki dan perempuan.

 Yang laki-laki bernama cho yuvin dengan nama yunani Laszio, ia biasanya dipanggil zio oleh keluarga kami. Adik bungsu perempuan ku bernama cho youlin dengan nama yunani Alkamora. disini kami hidup satu rumah sebelum insiden adik ku yang mulai menggejolak.


"ibu... kenapa kak zio dengan kak aletha pergi bersama ke pasar sedangkan aku tidak diajak?" ucap alkamora dengan menggunakan bahasa italia serta dengusan napas kasar.

"kamu tadi masih asik berendam tanpa memedulikan panggilan kakak tertuamu" jawab sang ibunda dengan tersenyum.

"kenapa sih kak zio selalu sayang dengan kak aletha itu, aku kan juga saudaranya" lagi-lagi alkamora berbicara bahasa itali dengan perasaan kesal.

Namun sang ibunda bukannya menjawab tapi malah tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Alkamora segera pergi dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan ke lantai bernuansa batu marmer. 

Alkamora pergi keluar dan memilih untuk bermain bersama Aldebaran, teman laki-lakinya yang begitu nakal dan licik namun mengasik-kan. 

"hey, Mora! ada apa dengan wajahmu? " tanya Aldebaran sambil menarik dagu Alkamora. 

Alkamora mendengus kesal " aku kesal dengan Aletha, aku ingin menyingkirkan dia" 

"kau harus memanggilnya kakak mora!" ucap Aldebaran separuh wajah kesal dan bingung.

"aku tidak suka memanggilnya dengan sebutan kakak" 

"terserah, jika kau tidak mau memanggilnya kakak, aku tidak akan membantumu" 

"oke, apapun cara dan syaratnya akan aku penuhi asalkan kakak aletha cepat keluar dari sini" ucap Alkamora akhirnya pasrah memanggil Aletha dengan sebutan kakak. Aldebaran menyeringai lalu berbisik ditelinga Alkamora. 

" dan, ada satu syarat lagi yang harus kau penuhi" ujar Aldebaran seusai berbisik. 

"apa itu?" tanya Alkamora dengan penasaran. 

"kau, harus menjadi kekasih ku!" 

"apa?!" ucap Alkamora dengan sedikit berteriak lalu dengan sigap Aldebaran menutup mulut Mora rapat-rapat. 

"jangan berteriak bodoh!" 

"kau gila!? tidak! aku tidak mau menjadi kekasih mu" 

" ya sudah, aku tidak akan membantumu" ucap Aldebaran seraya beranjak dari duduknya lalu membalikkan badannya hendak pergi namun, tangan Alkamora menghentikan-nya. 

"oke, aku akan memenuhi syaratmu" jawab Alkamora pada akhirnya menyetujuinya walaupaun tidak ada rasa cinta sedikitpun  kepada Aldebaran. 

Aldebaran tersenyum licik "bagus" gumamnya. 








-----------------



"Panggil aletha kesini... aku ingin membunuhnya." ucap ayah aletha, cho rei dengan emosi dingin serta menunjukkan niat membunuhnya secara terang-terangan.

para pelayan disampingnya dengan cepat beranjak pergi ke kamar nona aletha. hanya butuh 42 detik nona manis sudah berada dihadapannya dengan wajah bingung. perfeksionis sekali.


"Anakku apa kau ingin pergi dari istanamu ini?" sang ayah memang sudah blak-blakan ckck...

"apa maksud ayah? alkamora pasti ingin membuatku pergi dari rumah ini" tebak aletha dengan malas.

"siapa yang menyuruhmu membeli obat berbentuk bulat dan lonjong? kau tahu? di istana ini hanya boleh meminum ramuan buatan tabib saat sakit? sakit apa dirimu sampai membeli obat yang terlarang ke istana? kau tahu semua pelayan bahkan penjaga dan pengawal sudah tahu tentang masalah ini. kau harus diasingkan... lebih tepatnya diusir."

aletha tersenyum sangat manis melebihi senyuman sang ibunda. tanpa ayahanda nya tahu aletha sudah banjir tangis darah dalam hati dan jantungnya.




-------------------------------------



Aletha berpamitan kepada sang ayahanda ibunda dan adiknya zio. tanpa ada alkamora disana.


"ibu.. aku memang sudah lama menginginkan kepergianku ini. aku tahu semenjak alkamora beranjak umur sepuluh tahun dia seakan memintaku untuk pergi dari keluarga ini. aku tahu maksudnya. jangan halangi dia bu, mungkin dia bisa jadi penerus ibu dimasa depan." aletha berbicara dengan sang ibunda dengan bahasa itali, raut wajahnya sedih tapi perkataan yang dia ucapkan lancar sekali, memang sudah lama ia ingin bebas di penjara abadi adiknya.


"maafkan ayah aletha, tapi ini konsekuensi yang didapat, ayah tau kau mungkin tidak melakukan itu. maafkan ayah..."

tegar sekali akting aletha kali ini, lagi-lagi dirinya hanya tersenyum.


"Che ipocrita e', il tuo sorriso e' aletha" ah ternyata daritadi alkamora mengintip hari kepergian kakak terbenci nya itu. (sunnguh munafik sekali senyummu itu aletha)




hallo dong readers hehehe.....

awalnya kita mau bikin cerita humor gituuu tapi takutnya malah garing banget jadi engga dulu deh hehehe:v ini juga cerita pertama kita yang konfliknya menurut ceunah berat.

kalok emang suka boleh lah join sampek selesai hehehe :) 

awalnya pasti bingung ini cerita genre nya apaan yaaaa aku sebagai ceunah gamau kasih tau biar kalian sendiri aja yang menyimpulkan :)

tapi perlahan kalok chapternya update terus pasti kalian paham ini konfliknya apa. jadi doian eh doain :v ngga end tengah jalan yaaa

like comment follow akun kita juga

kenapa kita? karena kita berdua gaesss

kalian bisa panggil si ceunah dan ceunih:v

semoga suka dan karya kita berkembang dadaahhhh chapter selanjutnya kita ketemuuuuuu





don't be immortalWhere stories live. Discover now