"Woy, ini buku gw! "

"Enak aja, ini buku gw yang temuin duluan! "

"Lu ga liat gw duluan yang megang itu buku. "

"Eh, lu ga liat tangan gw yang megang duluan ini buku terus tangan lu megang tangan gw bukan megang bukunya. "

Orang itu adalah Brady Alfonso, cowok blasteran yang kata orang ganteng tapi biasa saja menurut Carleta. Nyebelin iya, songong apalagi.

"Jangan geer lu ya, gw mau ambil bukunya, tapi tangan lu ngerebutnya dari gw."

"Ngeles lu, udah kasih bukunya ke gw! gw udah dari kemarin ngincer ini buku, gw mau belajar buat ujian nasional. Ngalah kek sama cewek."

"Eh, walaupun lu cewek, gw ga mau ngalah sama lo, gw duluan yang ambil."

Tiba-tiba ada ketukan keras di meja, ternyata guru penjaga perpustakaan merasa mendengar keributan dari ujung lorong.

"Kalian yang di pojok, kalian pikir ini pasar? Kalau kalian mau ribut di luar, di lapangan. Bukan di dalam perpustakaan, cepetan keluar sekarang! Mengganggu ketenangan yang lain saja!"

"Iya bu, saya minta maaf bu."

"Saya juga minta maaf, bu. "

Saat melihat si cowok itu berbalik dan meminta maaf, Carleta langsung mengambil kesempatan itu dengan menginjak kaki si cowok dan langsung mengambil buku dari genggaman tangan si cowok. Ia segera berlari secepat mungkin dengan tawa yang berusaha ia tahan karena sadar masih berada dalam perpustakaan.

"Woy, buruan gw udah selesai nih."

"Lah, minjem bukunya udah? "

Carleta yang tidak mau menjelaskan panjang lebar menarik kedua tangan temannya dan pergi menuju kelas.

Sesampainya di kelas...

"Let, tadi lu kenapa sih? Dikejar setan lu siang-siang? "

"Aduh, ini lebih serem daripada setan! "

"Apaan woy?! Jangan bikin gw takut! " kata Arlen

"Iyaaa, apaan? Jangan bikin kita pingsan di tempat! "

"Ituu si Brad."

Saat menyebut nama itu, kedua temannya langsung menatapnya dengan tajam.

"Astaaga, Leta! Lu bilang Brad setan? Mana ada setan ganteng? "

"Idihh, ogah ah. Pokoknya dia ngeselin mau ambil buku gw, untung akhirnya gw yang dapet buku ini. Ini kan buku recommended, bagus belajar dari sini apalagi buat ujian nasional nanti."

"Aduhh, capek lah ngomong sama lu, Let. Lu yang punya masalah, kita yang ikutan lari." kata Rayna sambil cemberut.

"Udah-udah, jangan manyun gitu, karena kalian udah ikutan lari sama gw, gw traktir makan seblak Bi Iyem deh."

"Seriusan lu, Let?! " Perpaduan suara Rayna dan Arlen adalah perpaduan suara yang pas yang bisa membuat Leta sakit kuping

"Aduh, kalian soal makanan cepet! Buruan! "

"Lah, tas kita gimana Let? Tinggalin aja? "

"Iya, udah tinggalin aja. Kan masih tungguin dijemput kan? "

"Iya sih. "

"Ya udah, mending makan dulu."

Carleta menarik dua bestienya keluar, ia tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengitip dari tadi dari balik jendela.
Orang itu langsung masuk ke kelas Carleta, mencari barang yang penting dari tas Leta. Setelah menemukannya dia langsung keluar dan langsung beranjak pulang.

Sejam setelah orang itu pergi, Carleta bersama dengan kedua temannya balik ke kelas dengan perut kenyangnya.

"Thank you ya, Leta, udah traktir kita."

"Iya Leta, sering-sering ajak lari bareng ya."

"Hahaha, ga setiap kali juga kali gw traktirnya."

"Eh Leta, gw sama Rayna duluan ya, grab mobil kita udah datang, lu gapapa kita tinggalin kan? "

"Oh gitu, iya gapapa kok. Hati-hati ya"

"Oke Let, lu juga hati-hati, kabarin kita kalau udah sampe rumah. "

"Iya bawel kalian, kalian juga ya. Bye."

Carleta tinggal sendirian di kelas, temannya baru saja pulang, yang lainnya sudah pulang duluan mendahului ia. Ia lupa belum mengecek hp sedari tadi. Tangannya merogoh kantong dalam tas, ia membuka tas, dan mencari hpnya. Tetapi tangannya berhenti mencari hp sejenak, karena ia menyadari buku matematika yang baru ia pinjam hilang.

"Bradyyyyy jelekkk!!! "

Carleta berteriak memenuhi seisi ruangan, ia sangat kesal buku itu pasti diambil oleh Brady, siapa lagi kalau bukan cowok blasteran itu. Buku itu adalah sesuatu hal yang penting buat dirinya karena buku itu termasuk lengkap untuk belajar buat ujian nasional. Carleta langsung menyambar tasnya dan beranjak ke kelas Brady.

Ia sudah mencari Brady di kelasnya, tetapi sayangnya orangnya sudah pulang. Ia hanya bisa menggerutu dengan kesal, ia mengambil hp yang ada dalam tasnya dan melihat notifikasi masuk.

Seketika salah satu kejadian menyebalkan gitu terlintas di benaknya, ia hanya bisa melihat dan pasrah berada di samping Brady Alfonso

"Oke kita sudah dapat tiga peraih nilai UN tertinggi SMP Lentera Cahaya. Berikan tepuk tangan meriah untuk semuanya! Jadikan teman-teman kalian ini sebagai contoh ya!"

"Carleta is the best. Wiihhh ... tepuk tangan buat Carleta. We love you, Leta. "

Carleta melihat ke arah temannya, ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat temannya beteriak seperti itu.

"Mari kita abadikan momen ini!"

Ia tercengang mendengar penuturan dari ibu Rini, akan ada foto bersama musuh bebuyutan nya, berarti dia akan ada foto di samping Brady. Dengan terpaksa ia pun mencoba untuk tersenyum tulus.

Pertama gaya formal, terus yang kedua gaya bebas, Carleta kaget saat tangan Brady sudah bertengger manis memeluk bahunya. Carleta menatap sinis melihat hal itu

CEKREK

"Oke. Sekarang kalian boleh  turun. Terima kasih semuanya. Ibu dan bapak guru semua mendoakan semoga kalian semua sukses dan tidak melupakan jasa bapak dan ibu guru kalian di sini."

Carleta masih diam mematung karena hal itu, ia tidak menyangka Brady akan memeluk bahunya. Ia tersadar saat teman-temannya memanggil dari bawah.

**Carleta (Complicated Love)**

Carleta (Complicated Love)Where stories live. Discover now