Fall

3 1 0
                                    

"Leta kok lu tadi di atas kayak senyum terpaksa gitu sih, kenapa? "

"Pake nanya lagi lu Ray, yang senyum terpaksa lah, baru kali ini di diduain. Hahahahah." Leni tertawa terbahak-bahak membuat cewek yang di sebelahnya menatap sinis.

Carleta yang mendengar tawa Leni tidak selesai-selesai itu langsung menjitak kepala Leni. Rayna langsung geleng-geleng kepala, ia kalau di posisi Carleta juga pasti melakukan hal yang sama.

"Aduh, sakit Carleta. Lu jadi cewek galak amat sih, kan gw cuman kepeleset dikit ngomong nya, maksud gw baru kali ini lu jadi nomor dua biasanya kan nomor satu terus."

"Au ah gelap, ga mau bahas lagi gw masalah itu, tetep ga terima gw pokoknya."

Masih ngedumel karena ga terima jadi yang kedua, kedua temannya hanya bisa geleng-geleng mendengar celotehan temannya. Bukan hal yang baru mereka temukan, begitulah sifat Carleta, apalagi kali ini yang mengalahkannya adalah musuh bebuyutannya.

"Aduh nak, kenapa sih marah-marah gitu, dimanyunin lagi bibirnya. Gapapa sayang, jadi nomor dua juga udah bagus," ucap mama Leta.

"Bener apa kata mama kamu, peringkat dua itu udah bagus loh, jangan manyun gitu dong anak papa, nanti hilang cantiknya, bener engga Rayna, Leni?"tanya papa Carleta.

"Eh iya, bener om," ujar kedua teman Leta.

"Tapi kan pa, ma, yang ngalahin aku tuh si Brady jelek itu, bukan yang lain, gimana ga mau kesel coba? "

"Udah sayang, ga boleh gitu, jangan kesel-kesel hari ini kan hari terakhir kamu ketemu temen-teman SMP kamu, nanti besok udah ga ketemu lagi loh."

"Iya yah mah, aku baru nyadar."

"Ya udah kamu puas-puasin foto sama perpisahan sama temen-temen kamu, papa sama mama nunggu di mobil ya."

"Ya udah deh ma, pa."

Orang tua Carleta melangkah menjauh, meninggalkan Carleta bersama teman-temannya. Mereka saling berpelukan satu sama lain. Saat mereka sedang berpelukan, Carleta menyadari ada seorang cowok yang tengah menatap temannya, Leni. Ia kenal dengan cowok itu, namanya Rendy. Cowok itu merupakan teman sekelasnya. Carleta yang melihat cowok itu masih menatap mereka langsung melepas pelukan dan menoel Leni.

"Apa sih, Let? Lu ngerusak momen tau engga. Kan kita lagi pelukan, kok dilepas sih. Udah ga sayang kita lagi lu? "

"Itu loh, lu mah ga pernah peka. Itu loh, lihat sebelah itu," ujar Carleta kesal, tangannya langsung membuat pipi Leni menengok ke arah cowok yang sedang membawa bunga itu.

"Ohokkkk, aduh lu haus ga sih, Leta? "

"Iya nih, tiba-tiba kok gw haus ya, kayaknya suhunya meningkat ya, makanya disini panas."

Carleta dan Rayna langsung memutuskan untuk memberi ruang untuk Leni dan Rendy.

**

"Sumpah nih bakso emang enak abis, gimana ya ga rela gw lulus karena nih bakso," ucap Rayna sambil menelan habis satu bakso.

"Ada-ada aja lu Ray, masa ga mau lulus karena bakso, orang mah biasanya ga mau cepet lulus karena ada someone special, lah lu gara-gara bakso."

"Temen lu yang satu ini kan beda dari yang lain, mana ada someone special selama sekolah disini, ga ada lah."

"Masa, terus si cowok itu gimana? Masih nembak lo dan masih lo tolak."

"Si Andrew?"

"Cieee, gw ga nyebut merek loh, tapi lo sendiri yang mempertegas namanya. Feeling gw sih ya lu suka sama Andrew tapi lu nya gengsi, turunin tuh gengsi dikit nanti susah dapet pacara loh."

Dengan santainya Rayna berkata," ada yang lagi ngomongin diri sendiri kayaknya."

"Maksudnya apa nih? "

"Lah lu sendiri ga nurunin gengsi kan ke Brady, padahal gw juga yakin lu ada rasa sama dia."

"Sok tau ya," ujar Carleta dengan nada sedikit naik sambil menjitak kepala temannya.

"Aduh, sakit tau Let. Main jitak anak orang aja terus."

"Salah sendiri kenapa jadi orang sok tau!"

Saat sedang ribut, tiba-tiba terdengar dering hp dari tas Carleta. Ia pun langsung mengambil dan mengangkat telpon itu.

"Oh iya, bentar ya ma aku langsung kesitu."

"Kenapa Let? "

"Itu mama gw mau ngomong sesuatu, tapi gw harus ke mobil dulu. "

"Oh gitu, ga langsung pulang kan lu? "

"Engga kok, cuman mau ngobrol bentar kayaknya. Ya udah gw ke parkiran bentar ya, kasian ortu gw nunggu. "

"Ya udah, hati-hati Let."

Carleta pun langsung bangun dari bangku kantin, dan mengambil hpnya, bergegas menuju parkiran. Suasana masih sangat ramai di sekitarnya, mungkin karena hari terakhir mereka di sini. Besok semua akan sibuk dengan urusan nya mencari sekolah baru.

Tinggg!

Mata Carleta beralih, langsung melihat hp. Ada notifikasi dari Leni, tanpa berlama-lama ia langsung membalas chat tersebut sembari kakinya masih melangkah dengan cepat menuju parkiran, tanpa memperhatikan jalan.

Ehhhhh.. Aduh

Ia tidak memperhatikan jalan saking fokusnya membalas chat dari temennya, ternyata di depan ada tangga turun. Ia pun menutup matanya takut jatuh, tapi ia merasa tidak sakit saat jatuh, seperti ada yang menahannya. Saat ia buka mata, ternyata yang menangkap nya adalah dia.

Kedua mata itu bertemu, mata biru dengan mata hitam itu, walaupun terik matahari sangat menyilaukan tapi mereka masih saling menatap.

"Elu.. gapapa kan? Ga ada yang luka?" tanya cowok itu memecah keheningan yang tercipta.

Carleta langsung tersadar karena pertanyaan cowok itu.

"Gw gapapa, kenapa sih lu tuh modus banget?!"

"Heh, bukannya bilang makasih malah marah! Bersyukur juga gw masih mau nangkep lo, tau kayak gini mah tadi gw biarin aja elu nyium lantai."

"Siapa juga yang butuh bantuan lu? Gw ga nyuruh lo nangkep gw. Minggir lu, ngalangin jalan aja. "

Carleta yang tadinya engga mau marah saat perpisahan, malah marah gara-gara itu cowok, siapa lagi kalau bukan musuh bebuyutan nya.

Ya ampun, apes banget sih gw dia yang nangkep! Ini sekolah berasa sempit banget, sampe gw ketemu dia lagi. Tapi tadi itu bunga dari siapa ya? Apa dari ceweknya Brady? Eh, ngapain juga gw pikirin, peduli amat gw sama dia.

Carleta menggelengkan kepalanya, mencoba melupakan kejadian tadi dan menuju parkiran, bertemu dengan orang tuanya. Setelah selesai, Leta langsung balik ke kantin, tempata dimana dia berkumpul dengan temannya, terlihat Rayna, Leni dan Randy duduk disitu. Ia sudah bisa menebak kalau salah satu temannya jadian, terlihat dari tangan yang saling berpegangan dari belakang.

"Woy!!Pj nya mana nih? "

"Leta lu darimana aja sih, lama banget! Hampir lumutan kita nunggu lo di sini!"

"Eh, sorry.. sorry.. Tadi ortu gw cuman pamit aja mau pulang duluan soalnya ada urusan kan."

"Oalah bilang dong! "

"Iya ini kan gw bilang Rayna. Cie temen gw ada yang udah ga jomblo lagi nih. Congrats ya! Ikut seneng gw," ujarujar Carleta sambil mengulurkan tangan memberi selamat kepada Leni dan Randy.

"Hehe, thank you."

Mereka pun memanfaatkan waktu perpisahan dengan sebaik-baiknya, mengambil photobox bersama, makan bareng, tertawa bersama. Mereka hanya menikmati hari ini, dan belum memikirkan hari esok yang pasti akan disibukkan dengan urusan masing-masing karena harus mengurus dokumen ke SMA.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Carleta (Complicated Love)Where stories live. Discover now