s a t u

57 9 1
                                    

Kehidupan yang penuh teka - teki ini hanya lewat mengacaukan dan tidak menunjukan arti dari semua ini, Kehidupan memang tidak selalu ada yang berjalan lurus,ada kalanya ia merasa bahagia dan sedih bahkan sampai ada yang ingin menghilangkan dirinya sendiri dari muka bumi ini,karena merasa hidupnya sudah tidak berarti lagi

Seperti yang Ara rasakan saat ini kini ia kebingungan , Ara masih tidak menyangka semua berubah secara tiba tiba tanpa petunjuk sedikitpun. sekarang ara hanya mengunci diri dikamarnya ketakutan, dia tidak mau makan

"ara makan ra.. bibi buatkan makanan spesial buat kamu"

"taro depan aja bi" ara menghapus air matanya dan menjawab bibinya

bibinya letakkan makanannya didepan kamar ara hingga ara ingin makan jika tidak ada orang yang melihatnya, dia hanya makan sekali dalam sehari itupun tidak sampai habis

tak terasa sudah hampir seminggu dia mengunci diri dikamarnya, ia meninggalkan sekolahnya, ia juga sudah kelas 12 sedikit lagi ia mau unbk tapi dia justru tidak masuk, sampai akhirnya dia sadar dan ia melanjutkan sekolahnya

sesampai pulang kerumah tampak wajahnya yang lesu itu, dan tiba tiba ara melihat ada seseorang perempuan tinggi, putih cantik tapi ara seperti pernah melihat mukanya, tapi ara lupa dia pernah bertemu dimana

"eh ada ara kamu sudah pulang rupanya,kenaliin ini ra namanya tante dellysia calon ibu kamu yang baru" ujar ayahnya

"ohh ini yang namanya ara, haii ara "
dellysia mensalamkan ara dengan nada kebohongan,

ara pun tak membales satu kata pun dan tidak mau menatap muka dellysia itu, dan dia langsung meninggalkan ruangan itu, sampai dikamarnya ia melihat ada sesuatu dikasurnya

"apaa ini??" ara kaget melihatnya
ara membaca "undangan pernikahan ayah dan dellysia",dia langsung merobek robek kertas undangannya dan menangis terisak2

"kenapa siih harus begini, bundaaaa..."

kini ara tidak bisa berkata apapun, ia sudah pasrah entah bagaimana lagi nasibnya,namun ia masih kecewa akan semua yang terjadi, hari pernikahan nya pun ditepatkan tanggal 24 maret

"tok, tok,tok " terdengar ada yang mengetuk pintu kamar ara,arapun membuka kannya

"raa ini ada gaun buat kamu pake besok ya, di hari pernikahan ayah," ayahnya mengasihi ke ara

ara mengambilnya dan tidak berkata apapun, ara bergegas mengambil gunting di mejanya

" buat apa gua pake ini? ga berguna banget, gua benci gaun ini" ia menggunting gaun yang seharusnya ia pakai besok

tiba dihari acaranya ara pun keluar dari kamar nya dengan pakai baju kemeja polos dan celana panjang hitam, dia seperti tidak memerhatikan atau mencemaskan apa yang dia pakai, ayahnya pun terkejut melihatnya

"Ara? ko kamu ga pakai baju yang ayah kasih? kamu taro mana ra? kamu apain?"

"gatau yah ara gapeduli juga" ara menjawab ayahnya

"Ara cepet ganti baju lain seenggaknya baju yang pesta atau apa ra jangan kayak gtu malu,"

" lagi juga ga ada yang liatin atau kenal ara ini jadi anggap aja ara bukan anak ayah" ara berkata dengan santai kepada ayahnya

"Terserah kamu deh ra!!" ayah nya marah kepadanya

sesampai acara pernikahannya, ara terlihat nunduk saja di bangku, dan menangis pilu

" Lo gapapa? ambil ini."

tiba tiba ada seorang laki - laki tinggi tampan menghampirinya dan memberikan sapu tangan, tampak nya pria ini sudah memperhatikan yang ara lakukan dari tadi

TELL ME i'VE BEEN LIED TO!Where stories live. Discover now