Wed

174 20 0
                                    

Pertemuan

Angin berhembus pelan. Sore itu, di kala pulang sekolah, dua insan sedang duduk menikmati sejuknya udara, dipadukan dengan gemerisik dedaunan pohon dan sinar matahari yang tidak terlalu menyengat.

"Aah, indahnya hidup. Gue seneng Sa, lo mulai kembali menjadi Reisa yang gue kenal!" seru Stella dengan gembira.

Yang diajak berbicara hanya terkekeh pelan. Sorot matanya masih melambangkan kesedihan mendalam, namun terlihat sebuah tekad untuk bangkit. Ah, kuat sekali Reisa ini, batin Stella. Masih tidak terbayang, betapa kacaunya perasaan Reisa saat itu.

Terdengar tarikan napas panjang, lalu embusan napas yang begitu pelan dan lembut dari samping Stella. Reisa tersenyum, lalu bertanya, "Stel, apa kabar Reno? Masih suka sama dia?"

"Hmm... masih kok Sa! Sempat belajar bareng dan komunikasi sih... bahkan dia telpon gue! Tapi saat ini gue mau menghabiskan waktu dengan sahabatku tercinta!" jawab Stella dengan senyum lebar.

"Syukurlah. Dan lo gak perlu mikirin gue terus, nanti Reno lari aja baru tau rasa," balas Reisa sambil tersenyum jahil.

Ekspresi Stella langsung berubah. "Ih, jahat! Tega ya lo sama gue?!"

"Tenang Stel, hati Reno memilih lo, kok!" jawab Reisa dengan terbahak-bahak.

"Hah?" raut wajah Stellah bingung. "Reno itu, 'kan, kasanova, pasti dia sudah memiliki idaman, dan jelas itu bukan gue! Gak usah ngarang deh," elak Stella. Meskipun begitu, wajahnya terasa panas, pipinya pun memerah.

Ah, dia gak peka ya ternyata? Kalau gini, bakal susah deh, batin Reisa.

Dusted.Where stories live. Discover now