3

19.8K 3.5K 859
                                    

Sesuai janji dengan Seungwoo kemarin, Hana sekarang udah ada di rumah lelaki bermarga Han itu.

Ga heran sih kemarin Hana ditransfer 3 juta untuk gaji pertama, orang ini rumahnya aja mirip mansion anjir. Hana sampe cengo dong.

"Gusti, koneksinya Chaewon ga main-main," kata gadis itu. Sehabis ini Hana harus mentaktir Chaewon cireng, harus. Soalnya Chaewon suka cireng. Meskipun yah Hana ga yakin Chaewon nerima, soalnya dia kan anak holkay juga.

Hana diajak masuk sama maid yang ternyata udah nunggu dia. Untung aja Hana datengnya ga telat.

"Ayo non, den Dongpyo ada di ruang tamu," katanya sembari berjalan ke ruang tamu. Sedangkan Hana hanya mengekor dari belakang.

"ENGGAK BIII! DONGPYO GA MAU BELAJARRR!"

Hana kira di ruang tamu dia akan disambut dengan senyuman lucuk bocah smp, eh dia malah dapet lembaran buku yang bikin Hana mau ga mau ngikutin maid keluarga Han buat tiarap.

'Bangst,' batinnya. 'sumpah kalo gajinya ga gede, gua out!'

Anak yang bernama Dongpyo itu masih ge tenang, mau kabur tapi tangannya ditahan dua maid. "Ga boleh tuan, tuan muda harus belajar."

"GA MAUUU HUEEEEEE!"

Yah malah mewek.

Hana segera berdiri menghampiri Dongpyo. "Halo," sapa Hana dengan senyum 45. Karena Hana tau Dongpyo mau bakalan ngamuk, Hana segera mengeluarkan 3 batang permen milkita dari ranselnya. "mau milkita ga?"

Oke sogokan sih, Hana ga yakin ini berguna juga soalnya si Dongpyo ini anak orang kaya. Rasanya ga mungkin bange dia mau. Tapi takdir berkata lain bung, "MAUUUU!"

Mata Dongpyo tampak berbinar seketika. Kebetulan milkita adalah permen favoritnya.

Hana tersenyum cerah, "Tapi saya bakal ngasih permennya satu-satu. Dan kamu harus kenalan sama saya. Deal enggak?"

Dongpyo menepis tangan maidnya dan menyalami tangannya Hana. "Deal."

Kalo kalem Dongpyo manis juga.

"Oke," Hana lantas duduk disamping Dongpyo. "kan ada pepatah, tak kenal maka tak sayang. Makannya sekarang kita kenalan dulu ya?"

"Apa ibu guru privat matematika Pyo?" tanya anak cowok manis itu.

"Iya tapi kamu ga perlu manggil Ibu," kata Hana. "panggil aja Teteh. Soalnya saya ga tua-tua amat."

"Oke Teteh!" kata Dongpyo ceria, entah kenapa anak ini berubah total setelah dijanjikan akan diberi milkita. "nama aku Han Dongpyo, tapi panggil aja Pyo. Salam kenal ya tehh."

"Salam kenal juga Pyo, nama teteh Hwang Hana," gadis itu tersenyum lebar, abisnya Dongpyo ngegemesin. Dia lalu memberikan Dongpyo satu batang permen sesuai janji.

"Oh iya kayanya kamu ga suka matematika ya Pyo," kata Hana sembari melihat buku di meja ini. Nampaknya ini semua buku pelajaran Dongpyo tapi Dongpyo malah mencorat-coretnya dengan crayon.

"Iya, Pyo ga suka banget. Matematika itu nyusahin! Nanya mulu! Ga mandiri!" katanya meluapkan kekesalannya.

"Teteh juga ga suka matematika sih," ujar Hana yang membuat Dongpyo heran. "apalagi cara yang dikasih sama guru teteh. Ribet semua, ga bisa dihafal kan?"

"Iya bener!"

"Makannya teteh suka ngutak-atik angka, biar ga usah pake rumus dan bisa ngerjain secara singkat," Hana lalu mengelus kepala Dongpyo. "dan teteh disini bakal ngajarin kamu cara biar matematika enggak jadi susah lagi. Mau ga?"

Bapak SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang