tears 🍀

650 73 11
                                    

Haii.. Jadi kali ini genrenya agak beda ya :')))  diharapkan pembaca bijak dan tetap membacanya sampai akhir

Enjoy~

Semilir angin menusuk di sela sela kulit tatkala pria ini mendudukan dirinya di depan teras.nyatanya larut malam tidak melarutkan apa apa. Pikirannya berkecamuk membayangkan dirinya beberapa tahun yang akan datang.  Beberapa kali dia membuang napasnya dan menimbulkan kepulan asap karena suhu malam itu yang tidak dapat diganggu gugat, bersamaan dengan jatuhnya rintik air yang jatuh bebas menerjang tanah menambah kecamnya udara malam itu. Iris coklatnya mendapati gadis yang datang ke arahnya, surai hazelnut yang sangat dikenali nya. Luz menggigit bibir dalamnya, napasnya tertahan di ujung tenggorokan.  Seakan udara pasti sakit masuk dalam rongga rongga dadanya
Mata gadis itu menatapnya kosong, seakan meminta pertanggung jawaban disusul lemparan kalung dengan liontin bunga di depan wajahnya. 
"Pembohong" Iris hanatan memerah. Suaranya serak menahan tangis. Luz tahu dia sudah mengeluarkan air matanya tapi tidak kelihatan karena berbaur dengan hujan. Bibirnya bergetar melihat perempuan rapuh di hadapannya namun dia tidak dapat melakukan apapun, yang dia tahu penyebab hancurnya hati gadis di depannya adalah dia.
"Aku minta maaf"
Hanya itu kata yang dapat di pikirkan oleh otaknya saat ini. Wajahnya menatap hanatan dari kaki sampai atas surainya sudah basah terselemuti hujan bahkan gadis itu tidak memakai alas kaki dia menebak hanatan pasti sempat berlari ke sini.
"Maaf katamu?  Hanya itu yang dapat kau katakan.. " Suaranya bergetar sambil wajah Luz nanar
Dipegangnya dada kirinya
"Setelah kau hancurkan aku, kau hancur kan hati ini Luz" Suaranya meninggi, seakan barulah Luz melihat air mata yang kelihatan keluar dari Iris coklat gadis didepannya. Mengingat jarak mereka tidak lebih dari 15 cm.
"Ku mohon..  " Luz membela, wajahnya tetap dihadapkan ke tanah dia merasa sangat bersalah.  Sangat bersalah sampai pria itu berharap apabila diberi pilihan untuk mati kedinginan saat itu. Pasti akan dilakukannya
"Demi Tuhan apa yang sudah kau lakukan kepadaku. Kau bilang akan menikahiku. Aku sudah menunggu..  Aku menunggu sangat lama.  Tapi lihatlah aku masih berharap padamu dan ini yang kau lakukan padaku?! " Raung hanatan sambil memukul dada bidang Luz.
Luz juga tidak mengharapkan ini, dia harus dipaksa menikahi orang yang sudah dipilihkan orang tuanya.
Gadis yang merupakan rekan kerja ayahnya.
Gadis asing yang tidak dikenalnya
Dan sudah pasti Luz tidak mencintainya.
Sedang cintanya ada dihadapanya namun dia sendiri yang menghancurkannya. Dia sebenarnya sudah tahu dari dulu bahwa dia harus dijodohkan dengan gadis yang tak dikenalnya itu namun pikiran egois melahap nya. Dia masih ingin bersama hanatan tanpa memberitahukan kebenarannya pada gadis ini. Dia masih ingin melihat senyuman hanatan. Dan sekarang dia menyesal tidak memberitahunya dari dulu, mungkin jika dia memberitahu nya sejak lama mungkin hanatan tidak akan sesakit dan sehancur ini.  Namun dia membiarkan gadis itu tahu dengan sendirinya saat cintanya pada pria brengsek ini sudah menumpuk dan terbayang bayang akhir indah bersamanya.
"Beritahu aku Luz.. "
Napasnya tersenggal
"Bagaimana..  Bagaimana..  Bila ketika kau meninggalkanku .aku tidak akan tahu caranya mencintai lagi? "
Hanya dengan kalimat itu, pria itu langsung kaku. Jantungnya berdetak lebih cepat sampai terdengar di telinganya. Luz tidak dapat menahan air matanya dan segera mendekap erat gadis yang hampir kehilangan kewarasan dihadapannya. Ditenggelamkannya wajahnya di surai basah hanatan.  Menghirup dalam dalam aroma gadis itu seakan tanpa nya dia akan mati.
"AaRrghhhhhhh.. Haa aaaa" Hanatan meraung sekencang kencang di dekapan Luz. Membiarkan tubuh mereka berdua terkena hempasan hujan
"Aku minta maaf"

"Luz aku-"

"Kumohon maafkan aku"

"Luz"

"Jangan pernah berhenti mencintaiku kumohon"

"LUZZZ!!!! "
Tiba tiba ada air yang membasahi dengan cepat ke arah wajah Luz dengan cepat dan kuat.
Luz yang tertidur pun kaget dan membuka matanya. Gerakan reflek.
"Cinta..  Cinta..  Uang kos aja belum bayar. Mau sok sokan cinta cintaan" Gerutu mamat sambil memegang gayung air membiarkan Luz basah dengan kasurnya.
"Mana hanatan" Tanya Luz refleks
Mamat berkacak pinggang.
"Lu ini jomblo kesepian apa gimana..  Nge harap dinotis mba hanatan. NGIMPI"

Impian Luz hancurnya seperti rahangnya..  Detik berikutnya pun dia menangis memikirkan betapa miris dirinya.
"Huwaaaa aaaa Aaaaa Aaaaa"
Mamat bingung melihat apa yang terjadi dengan anak asuhnya itu

"Dasar manusia..  Sakit leher sedikit pasti dikit lagi bilangnya gara gara bantal" Ak
Matsuki berlalu membiarkan Luz dengan delusi tidak jelasnya itu.

Hidup ini tidak seindah drama Korea yang adegan semiris apapun tetap indah.

Hehehe..  Jangan serius bacanya 🤣/plakk..
Tidak mungkin juga author bakal ubah genre setelah 15 chap :'v

Jadi gimana pendapat kalian dengan kata kata puitis diatas 🤣hiyo berbakat kan bikin cerita romance//g

Lagi latihan juga bikin cerita angst..
Akhirnya hiyo update juga :')))

Jadi bantu komen dan beri suara biar hiyo semangat ng updatenya lebih cepat..

Gomawoo gan~

Kos an lucknutWhere stories live. Discover now