I'm Still Trying

58 1 0
                                    

"Apakah tidak masalah ?"

Kata – kata itu masih jelas terekam di kepala Narita sejak 30 menit yang lalu sejak Dave menanyakan apakah Narita tidak masalah jika Dave benar – benar menginap di flatnya. Jelas saja bermasalah. Masalah yang sangat besar malahan jika orang itu adalah Dave Mahendra. Tapi Narita tidak mungkin mengatakan bahwa ia sangat bermasalah, bisa – bisa ia akan dianggap tidak professional oleh tim peneliti mereka atau bahkan dikeluarkan dari tim penelitian ini, padahal ia sudah berusaha keras untuk ikut dalam penelitian ini. Dan untuk pertama kalinya Narita menyesal sudah menawarkan diri pada Prof Wright bahwa ia bisa menampung tim peneliti di flatnya selama 3 bulan, tanpa terlebih dahulu mengecek siapa anggota tim peneliti dari Indonesia itu.

"Flatmu sepertinya cukup nyaman, walaupun tidak terlalu luas." Ucap Dave setelah Narita persilahkan masuk ke dalam flatnya.

Bahkan Dave pun sama sekali tak sungkan untuk melihat – lihat seluruh ruangan di flat itu sambil sesekali mencoba memulai pembicaraan dengan Narita.

Narita segera tersentak dari lamunannya.

"Ya ? Kamu bilang apa ? "

"Jangan melamun Narita," Dave tersenyum, senyum yang masih sama yang membuat Narita kala itu semakin mudah jatuh cinta dengan Dave dan mungkin senyum itu masih juga berefek sama terhadap Narita. "Aku bilang kalau flatmu lumayan nyaman walaupun agak sempit," Ulang Dave.

"Apa yang kamu harapkan dengan seorang wanita yang tinggal sendiri, tentu saja hanya flat yang cukup menampungku dan barang – barangku yang tidak terlalu banyak ini."

"Tapi flatmu nyaman dan benar – benar seperti rumah yang sesungguhnya," Wajah Dave berubah menjadi serius

Ekspresi Narita pun segera berubah menjadi agak murung setelah mendengar perkataan Dave.

"Kamu jelas tahu kalau aku tidak pernah benar- benar punya rumah yang sesungguhnya,"Gumam Narita dengan suara yang sangat kecil dan tidak terdengar oleh Dave. "Aku hanya mencoba membuatnya senyaman mungkin karena entah sampai kapan aku akan tinggal disini."

"Ngomong – ngomong di flatku hanya ada 5 ruangan, 2 kamar tidur, yang tulisannya my room itu kamarku, dan disebelahnya adalah kamarmu. Ruangan ini seperti yang kamu lihat adalah ruang menonton sekaligus menerima tamu ataupun ruangan santai, dan yang terakhir adalah dapur beserta ruang makan cuma satu ruangan. Dan yang terakhir adalah gudang, sebenarnya itu kamar tapi aku jadikan gudang. Oh iya, toilet di flat ini sebenarnya ada 2 tapi yang satu di kamarku, jadi kamu harus menggunakan toilet di dapur ? Tidak masalah kan ?"

"Tidak masalah, aku mau membereskan barangku dulu"

"Oh iya, ku pikir kamu juga harus segera beristrahat."

Setelah pintu kamar Dave tertutup, Narita masih saja memandangi pintu kamar Dave. Rasa cinta Narita pada Dave masih sama. Narita bahkan tidak benar – benar bisa melupakan rasa cintanya pada Dave bahkan setelah 2 tahun berlalu. Bahkan belajar membenci Dave pun rasanya sulit. Membenci Dave sama saja membenci dirinya karena Dave juga berperan penting sehingga Narita bisa menjadi seorang dokter.

Lalu bagaimana caranya agar Narita benar – benar bisa melupakan Dave kalau orangnya saja harus seatap bahkan berinteraksi dengan dirinya setiap hari. Bisa – bisa ia akan semakin tersakiti jika nanti Ia semakin mencintai Dave.

Setelah bergelut dengan pemikirannya Narita pun menuju ke kamarnya. Ia pikir dirinya perlu berpikir ulang tentang keputusannya menerima Dave tinggal di flatnya selama 3 bulan. Setelah berpikir cukup lama ia pikir ia harus segera memberitahu Professor Wright, mungkin saja ada anggota tim yang bisa memberi tumpangan tempat tinggal pada Dave selama 3 bulan.

"Halo, selamat sore Professor Wright, maaf mengganggumu."

"ya ? Ada masalah apa dokter Natasya ? "

"Hmm... "Narita sebenarnya agak ragu untuk melanjutkan pembicaraanya dengan Professor Wright karena mungkin saja professor wright bisa menganggapnya kurang professional tapi lebih baik mengusahakan keadaan hatinya daripada ia harus membalut luka hatinya lagi.

"Apakah dokter Mahendra bisa tinggal bersama anggota tim peneliti lainnya ? Aku rasa aku kurang nyaman untuk tinggal bersama seorang pria."

"Astaga Dokter Natasnya, bukankah kamu sudah setuju untuk menerima dokter Mahendra bahkan kamu juga sudah melihat biodatanya, seingatku aku memberikan biodatanya seminggu yang lalu kepadamu. Dan kamu mengatakan tidak masalah apakah dia pria, homo ataupun sejenisnya. Lalu kenapa kamu berubah pikiran lagi ?"

Jujur saja Narita lupa untuk membaca biodata tentang anggota tim peneliti dari Indonesia itu, ia hanya terlalu senang menerima orang dari Indonesia yang akan bergabung dengan timnya karena Narita pikir ia akan punya teman yang setidaknya sepemikiran dengan dirinya, orang – orang di sini kadang terlalu cuek dengan lingkungannya.

"Tapi Professor, apakah betul – betul tidak bisa ?"

"oh ayolah semua tim peneliti lain tinggal bersama keluarganya, dan ku rasa hanya rumahmu yang menerima orang baru dan tentu saja dokter Mahendra akan lebih senang bukan tinggal dengan seseorang yang berasal dari Negara yang sama, dan setidaknya kamu juga bisa membantunya beradaptasi selama di Amsterdam,"

"Tapi professor Wright ?" Bagaimana dengan di rumahmu apa..."

Sebelum Narita menyelesaikan ucapannya Professor Wright segera memotongnya,"Dokter Natasnya saya tidak ingin berbicara tentang ini lagi, Saya rasa ini sudah jelas," Dan sambungan telponnya terputus.

Sudahlah mungkin Narita memang harus belajar menerima Dave di flatnya selama 3 bulan, hanya 3 bulan dan semua akan berjalan sebagaimana semestinya setelah itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

When My Past ComeWhere stories live. Discover now