SHERRIN
Sudah beberapa hari setelah kejadian itu, ashton nggak keliatan. Ben sering datang ke café dengan lina. Mereka sangat akur, aku senang melihatnya. Kalau lagi sepi, aku sering mengobrol dengan mereka. Kadang ben menggodaku dengan pertanyaan ' mana ashton lu?' yang membuatku teringat pada ashton.
Hari ini malam tahun baru, ben nggak berlama – lama di café. Katanya ia akan pergi bersama lina. Aku masih di café walau sebenarnya waktu kerjaku untuk hari ini sudah selesai. Papa titip pesen, katanya ada acara tahun baruan bersama temen kantor, merrin pasti pergi sama ricky. Jadi aku bingung juga kalau pulang cepat – cepat.
" sher, lu kan udah abis shiftnya? Koq masih disini? Nggak ada acara tahun baru nih?"Teman kerjaku siska bertanya sambil lalu. " oh, sebentar lagi gue pulang koq." Mungkin sudah saatnya pulang. Aku berjalan pulang dengan gontai sambil memikirkan apa yang akan kukerjakan hari ini. Aku melirik jam tanganku, jam sembilan malem.
Aku menghembuskan nafas setelah sampai di depan pintu pagar rumahku. " rin..." aku berbalik ke arah suara yang memanggilku. Ashton berada di depan rumahku dengan mobilnya. " ayo naik." Aku mengerutkan keningku. " kemana?"
" ntar juga tau. Cepetan, ntar nggak keburu."
" tapi-" " buruan.." akhirnya aku masuk ke mobilnya sambil berpikir apa maksud ashton, mau dibawa kemana aku?
Hari ini ashton memakai kemeja putih yang lengannya dilipat sampai siku dan celana jins gelap. Nggak biasanya dia memakai kemeja.
Aku bingung kenapa ashton masuk ke dufan ya? Udah malem gini mau ngapain " koq kesini sih? Emanknya lu mau maen?" ashton hanya menoleh dan tersenyum padaku. Aku mengerutkan kening lagi. Dia bener – bener aneh. " sekarang jam brapa?" aku melihat jam tanganku, " jam setengah dua belas." jawabku. " untung deh, masih sempet."
" yuk turun." Ia menggandeng tanganku masuk ke dufan. Dufan ramai sekali. Mungkin setiap tahun di dufan selalu merayakan tahun baru dengan kembang api. Aku sangat suka dengan kembang api! Tapi aku tak pernah melihat kembang api di dufan saat tahun baru. Kira – kira kembang apinya seperti apa ya?
Kami berhenti di depan merry go round, berdiri di anak tangga paling atas. Sepertinya semua orang disini juga menunggu hal yang sama. Ashton tidak melepaskan tangannya, ia terus menggandengku, sesekali ia menoleh dan menatapku sambil tersenyum. Rasanya ia sedikit aneh hari ini.
" mari kita hitung bersama dari 10. 10, 9, 8..." semua orang yang berada di sana ikut menghitung sampai angka satu, dan setelah angka satu, mereka berteriak " happy new year" bersama – sama. Aku mengucapkan happy new year pada ashton dan ia hanya tersenyum. Kemudian terdengar suara kembang api, aku langsung menoleh menatap ke arah langit. Aku terpesona melihat kembang api besar – besar begitu banyak dengan warna – warna yang indah. Kembang api itu terus bermunculan menghiasi langit malam itu. setelah beberapa menit, kembang api sudah berhenti dan tiba-tiba terdengar sebuah lagu yang sangat ku kenal. Aku terkejut mendengar lagu itu. Bukankah ini lagu I'll be? Tapi, suaranya berbeda. Ini, suara ashton?!
Aku menoleh menatap ashton dengan bingung. aku menunjuk ke arah atas, dan menunjuk Ashton, menanyakan apakah benar itu dia yang menyanyikannya. Dan ia mengangguk. Ia hanya tersenyum kemudian mendekatkan bibirnya ke telingaku dan berbisik. " Ekor kuda, Gue suka sama ekor kuda. Ekor kuda suka nggak sama Gue?" karena terlalu terkejut, nggak ada satu kata pun yang dapat keluar dari bibirku. Aku hanya terdiam sambil menatapnya dengan muka bodoh.
" oke, lagu ini adalah lagu yang dipesan oleh seseorang yang akan menyatakan cintanya kepada seorang gadis yang ia suka sejak berumur sepuluh tahun. Ekor kuda, setelah lagu ini selesai diputar, kamu harus memberi jawabannya. " kata suara tadi. Orang – orang disana menjadi riuh, tampaknya mereka juga baru tahu tentang hal ini. Aku membelalakan mata. Kenapa aku dipanggil ekor kuda oleh orang operator? Ashton tertawa. " Sorry, aku yang bilang nama panggilanmu ekor kuda." Ia tertawa lagi.
