Chapter II

393 64 11
                                    

3 hari yang lalu,Seokjin mendengar teriakan-teriakan yang cukup memekakan telinga. Teriakan itu terdengar begitu menyakitkan dan putus asa,tidak lain suara itu berasal dari ruang bawah dimana Taehyung 'membunuh' lagi musuhnya. Seokjin tak tahu bagaimana ruangan itu, yang ia tahu hanyalah berpintu usang dengan cat putih.

Lagi,taehyung mengingkari janjinya. Tangan itu masih sering memutus nadi,seokjin hanya dapat tersenyum getir. Apakah Taehyung pikir seokjin sebodoh itu? Yang bisa dibohongi begitu saja dan disembunyikan dibalik pelukan penuh rindu yang sialnya seokjin menyukainya. Jika Taehyung masih merenggut nyawa orang lain  setidaknya gunakanlah ruangan kedap suara agar kebohongan itu tampak tak terlalu nyata.


"Tuan Juul kau...berbohong lagi"


Seokjin dapat menghitungnya,ini adalah sarapan bersama ke-71. Sebanyak itulah mereka melepas rindu. Sedikit namun menyenangkan.

"sandwich..lagi?"

"ya..kesukaanmu"

"sayang,aku pernah meminta 3 kali,aku ingin omelette"

"benarkah? Aku tidak mengingatnya.."

"kau sering lupa akhir-akhir ini,apa kau baik-baik saja?"

"aku rasa,aku baik"

"perbanyak makan vitamin"

"aku sudah melakukannya"

Taehyung meneguk air putihnya "itu bagus"

***

Dia memakai kemeja putih dengan dua kancing dibiarkan terbuka,tak lupa baret coklatnya yang membuatnya semakin menawan,itu..Taehyung sekali.

"anginnya cukup kencang,diluar sangat dingin. Setidaknya kau harus memakai baju hangat" ucapku padanya,dia hanya tersenyum kotak,kecanduanku.

"aku tidak merasa harus memakai pakaian hangat,karena aku tidak kedinginan"

"benarkah,kau tidak merasakan dingin?" tanyaku lagi basa-basi.

"tidak,aku rasa aku baik-baik saja"

"kau tidak kedinginan?"

"tidak sayang"

"apakah kau yakin,kau tidak merasa kedinginan?"

"tidak"

"tapi bagaimana mungkin,kau tidak merasa kedinginan?"

"aku sudah menjawabnya tiga kali,aku tidak kedinginan sayang"

Aku dapat melihat raut wajah taehyung yang kebingungan namun dia tampaknya tak kesal sama sekali,senyuman masih terpatri dibibirnya.

"apa kau baik-baik saja sayang?" ucap taehyung padaku.

Aku menundukkan kepalaku"aku baik,aku hanya tidak mempunyai alasan untuk memelukmu"

Taehyung tersenyum tampak terlalu senang,dan itu sangat jarang aku lihat,dia kemudian tersenyum menampilkan gigi rapinya dengan tangan yang terbuka lebar siap mendekapku "come here"

Dapat kurasakan taehyung mengecup pucuk kepalaku hembusan nafas hangatnya menyapa rambutku,dia mengeratkan pelukan ini,rasanya sangat hangat aku menyukainya.

"kau tak harus memiliki alasan untuk memelukku,karena aku milikmu dan kau milikku,aku sangat mencintaimu baby angel"

Aku hanya menganguk,tersenyum disela pelukan hangatnya dan dia mengecup bibirku kali ini, aku rindu bibir ini,dia begitu terburu-buru dan menuntut ciri khasnya sekali.

PluviophileOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz