SOTQP 1

2.5K 289 46
                                    

TYPO MY TYPE_

Terkhusus Vivi nuna terima kasih sudah membantu mencarikan kata bunga dalam bahasa asing😘
Ceritanya sekarang pake alur maju, biar jelas kenapa dan bagaimana tentang pertemuan kedua tokoh utama.
Komennya ditunggu, ga komen kirim santet onlen🌚
Tinggalkanlah jejak wahai peniqmat Yaoi.

*Terinspirasi dari kisah Kaisar JiaJing, Dinasti Ming.
*pemakaian nama tokoh hanya keperluan cerita. GA USAH BAPER.
*ini hanyalah fiksi, walau beberapa kejadian memang nyata terjadi, tapi itu jaman dulu. Dan di sini hanya KARANGAN SAIYA.
*saran dan madukan dibutuhkan.



🌹🌹🌹

Ini tentang sepuluh tahun lalu. Tepat saat Sehun masih terlampau muda dan masih penasaran akan dunia. Hari itu ia pergi menuju kedalaman hutan sendirian, menyaksikan bagaimana riuh suara hewan dan riak air. Sehun menikmati waktunya hingga ia sampai pada tempat tujuannya.

Sebuah air terjun yang indah, dengan kolam mandi di bawahnya. Airnya nampak hijau kebiruan, renang dan tak terlalu dalam. Sehun tergoda hingga ia melepas jubah bangsawannya untuk merasakan sejuknya air mengelus tubuhnya.

Benar adanya Sehun adalah bangsawan. Ia anak dari Gubernur Oh yang memerintah wilayah bagian ujung dari kerajaan Joseon. Sehun lahir dan besar dengan kasih sayang dan kelembutan, menciptakan jiwa yang suci dan mrnyenangkan. Namun ia adalah seorang Robbin kecil karena selalu mencari kesempatan untuk berpetualang. Tentu bukan kali pertama baginya masuk dan keluar hutan, dibanding membaca atau belajar ilmu kenegaraan ia lebih tertarik pada indahnya alam.

Sehun menikmati waktunya sendiri, kulit putihnya membias dengan cahaya matahari. Air yang mengaliri di seluruh tubuhnya membuatnya tampak berlipat kali indahnya. Walau usianya masih sangat muda tapi cahaya keindahannya mampu membuat hewan-hewan pinggiran sungai mulai mengintip kegiatan si menawan.

Sesekali ia mrncandai burung-burung yang hendak minum dengan memercikan air. Menyelamkan seluruh tubuhnya lalu timbul dengan gerakan yang luar biasa indah.

Pantas jika ada mata lain yang tertarik menyaksikan pemandangan langkah ini. Dia seorang remaja lelaki, berada di antara semak belukar dekat jubah milik Sehun yang terletak di atas batu. Tubuhnya sedikit berisi dibanding Sehun yang memiliki bentuk dan lekuk tubuh indah.

Matanya liar menyaksikan bagaimana tarian menawan bocah dalam air itu. Sesekali aliran darahnya berdesir melihat Sehun memunculkan tubuh tanpa benangnya. Ia enggan berkedip, takut saja sosok itu menghilang seperti lagenda. Remaja ini yakin Sehun adalah jelmaan dari maha dewi atau bidadari.

Tapi sebuah pertanyaan menyapanya, mengapa bidadari memiliki rambut pendek dan dada yang rata? Keningnya mengerut, hampir setiap ia mengintipi sosok indah itu, tak ada yang berubah. Suaranya juga terdengar lebih serak dan tidaklah selembut putri-putri. Remaja ini menggeleng, sedikit memundurkan langkahnya. Hingga tak sadar ia menginjak ranting kering. Menimbulkan bunyi yang nyaring.

Mata bulatnya membelak, menatap kakinya yang menginjak ranting. Lalu pandangannya beralih pada Sehun, Sial. Tak ada lagi pemandangan sempurnanya. Ia cukup gelagapan menyadari tak ada Sehun atau pakaiannya lagi. Hingga sebuah pedang berada tepat di samping lehernya. Ia kaku.

"Apa yang sedang kau lakukan?!"

Remaja ini mengumpulkan keberaniannya. Ia ingin melihat ke arah pemilik pedang. Sial lagi lehernya terasa perih terkena pedang.

"Aku bisa membunuhmu, perbuatanmu tidak terpuji dan sangat tidak sopan!"

"Bisakah kau singkirkan pedangmu, aku terluka."

Selir Oh, The Queen Park[Book4]✔Where stories live. Discover now