🕊07. Kejadian tak Terduga

Start from the beginning
                                    

"Kamu pikir saya peduli? Sekarang lakukan perintah saya. Saya tidak menerima alasan ataupun penolakan. Cepat!" Tuh kan benar yang di katakan oleh Kevi siang tadi Rafa benar-benar menyeramkan saat ini.

Fika yang tidak ingin membuat Rafa bertambah marah pun membalikkan tubuhnya tapi baru beberapa langkah kepalanya seperti berputar hingga kegelapan benar-benar membuatnya seakan melayang.

"Fik!" Kata Rafa yang dengan cepat menangkap tubuh Fika sebelum menyentuh lantai ubin itu.

"Fik, Fika sadar." Dia terus saja mencoba untuk membangunkan Fika tapi tak ada tanda-tanda ia akan sadar. Saat mengecek denyut nadinya Rafa terkejut denyut nadi Fika benar-benar lemah.

"Astagfirullah, denyut nadinya sangat lemah." batinnya dan mengankat tubuh Fika naik ke brangkar yang kosong di ruangan itu. Dan memeriksa keadaanya.

"Apa dia belum pernah makan? Oh Allah apa tadi aku sangat keterlaluan padanya?" Batin Rafa yang menyesal akan apa yang tadi lakukan pada Fika. Ia sangat sibuk sampai-sampai tidak memperhatikan keadaan juniornya itu.

"Maaf kan saya Fik," Katanya sambil memandangi wajah Fika yang terlihat lebih pucat dari biasanya.

"Astagfirullahalazim apa yang aku lakukan?" Seketika ia tersadar atas apa yang baru saja lakukan itu bisa termasuk zina mata.

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat'. (An-Nur : 30)

"Eunghh," lenguhan yang keluar dari mulut wanita di depanya ini membuatnya tersadar dari dzikirnya kepada Allah yang memohon ampun akan dosa yang baru saja ia lakukan.

"Apa kamu belum makan dari tadi pagi?" Tanyanya to the point saat melihat Fika sudah membuka matanya.

Fika yang yang di tanya seperti itu hanya mengeryit heran, mengapa seniornya tampak begitu khawatir. "Memangnya kenapa?" Tanyanya pelan.

"Kamu baru saja pingsan, dan itu akibat karena kamu belum memakan sesuatu."

Menyadari kesalahanya ia pun melihat ke arah lain, enggang untuk melihat mata Rafa yang berkilat marah. Entah apa yang terjadi pada lelaki itu tidak biasanya ia seperti ini. Biasanya ia selalu bisa mengontrol emosinya hanya dengan istigfar tapi kali ini berbeda seperti ada sesuatu yang mendorongnya untuk terus marah.

"Kamu terkena maag Fik,"

"Saya sudah tau." Jawabnya singkat.

"Terus kenapa kamu lalai, kenapa kamu tidak mengontrol makan mu?"
Fika yang di tanya seperti itu hanya diam sama sekali tak ingin membalas pertanyaan yang di lontarkan oleh Rafa.

"Baiklah, kalau kamu tidak ingin menjawab pertanyaan saya tak apa. Tapi sekarang makan dan minum obat setelah itu saya akan mengantar kamu pulang." Fika yang mendengar ucapan Rafa yang mulai melembut mengeryit heran bukankah shiftnya sampai jam 10 malam? Kenapa ia pulang sedangkan sekarang masih jam 4 sore.

"Kak, bukanya shift saya sampai jam 10 malam?"

"Tidak usah, kamu akan di gantikan oleh orang lain." Jawabnya datar. Fika yang melihat ekspreai Rafa yang kembali datar seperti saat pertama bertemu denganya pun hanya meneguk ludah dan segera memakan makanan yang di sodorkan oleh Rafa, setelah selesai ia pun meminum obat yang di berikan.

"Sekarang kita pulang, saya yang akan mengantar kamu."

"Ngg-"

"Saya tidak menerima penolakan sedikitpun," katanya dan berlalu dari ruangan itu. Fika yang melihat Rafa menjauh pun akhirnya pasrah mengikuti dokter itu.

Sesampainya di halaman rumahnya, Fika langsung turun dari mobil ia tak menghiraukan Rafa yang notabenenya adalah orang yang mengantarnya pulang.

Tapi saat akan memasuki rumahnya kejadian seperti kemarin terjadi lagi, itu benar-benar membuatnya muak. Ia tak jadi untuk masuk ia malah berlari keluar dengan berurai air mata. Rafa yang belum jauh dari rumah Fika pun mengeryit heran mengapa gadis itu keluar dari rumahnya dengan keadaan menangis.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanyanya dalam hati, dan ia pun mengikuti kemana Fika akan pergi.

🕊🕊🕊

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Taqabballaahu minna wa minkum, Shiyaamana washiyaamakum. Barakallaahu fiikum.Taqabbal Yaa Kariim. Minal aidin wal Faidzin
Selamat HARI RAYA IDUL FITRI 1440 H

Mohon maaf lahir & bathin atas salah dan khilaf saya selama ini🙏

📝Kolaka, Kamis 6 Juni 2019

Solawat Cinta ✔Where stories live. Discover now