Satu hal yang pasti, Dewa tidak pernah mengizinkan wanita – wanita yang dekat dengannya bertindak manja atau berlebihan, lebih terlihat seperti wanita – wanita itulah yang berusaha mengejar Dewa dan pada akhirnya mereka tidak dapat membuat Dewa tertarik pada mereka. Jadi bagaimana mungkin kali ini Dewa akan meloloskan wanita yang baru saja menghampiri dan malah berani memerintahnya.

"Oh, kalian berdua pasti temannya Dewa."

Wanita itu bergantian menyapa kedua sahabat Dewa dengan senyuman manis miliknya. Seakan tak takut, ia mengabaikan tatapan tajam Dewa yang siap membunuhnya. Bahkan kedua pria di hadapannya itu masih terdiam melihat tingkah acuhnya terhadap Dewa.

"Aku Sheila kakanya Dewa, Aku harap kalian bisa bersabar dengan sikap jeleknya itu." 

Spontak kedua sahabat itu beberapa kali menatap wanita di hadapan mereka dan Dewa bergantian, merasa tak yakin dengan apa yang mereka dengar.

"Kecoa tepar lo.!" 

Rico yang merasa di bohongi dengan tingkah Dewa yang berlagak bak Dewa pemikat wanita itu melemparkan kentang goreng miliknya kearah Dewa. Kesal juga rasanya mengingat kebersamaan mereka yang tidak sebentar namun ia sama sekali tak tau apapun tentang sahabatnya itu.

"Lo aja yang ngarep haha..." 

Dewa dengan sigap menangkap kentang goreng itu dan memasukkannya kedalam mulutnya.

"Ada – ada aja lo, pantes tu cewek nyamperin lo orang kakak lo." 

Tak kalah kesal Reza mengunyah kentang goreng milik nya lahap dengan pandangan jengah.

"Emang lo bedua butuh bukti apa lagi sih, kalo gua ini memang 'Dewa' pemikat wanita?" 

Dewa berucap sambil berlagak mengangkat kepalanya membuat kedua sahabatnya memutar mata melihat tingkahnya.

"Alahh, paling juga karna harta bokap lo" 

Reza berucap sangat pelan hampir tak terdengar, bakan Rico yang duduk di sampingnya tak dapat mendengarnya.

Brak. " lo bilang apa tadi?" 

Dewa menggebrak meja dan menarik kerah baju Reza seketika. Membuat kedua temannya itu tekejut dengan tingkahnya. Terlebih Reza yang tak menyangka kalau Dewa akan mendengar perkataannya itu.

"woo..woo, santai bro." 

Rico berusaha melerai dan menenangkan Dewa yang nampak sangat marah. Namun sesaat kemudian Dewa melepas  cengkraman kedua tanganya di kerah baju Reza yang kini terlihat kusut dengan sedikit kasar.

"Emang lo bilang apaan Za?" 

Rico bertanya setelah keduanya kembali duduk dengan tenang.

"Gua Cuma bilang mungkin Cewek – cewek itu cuma liat harta bokapnya dia"

Reza berbicara tanpa berani menatap Dewa. Kali ini Rico memutar bola matanya mengingat sudah berapa kali ia mengingatkan Reza untuk tidak menyinggung tentang keluarga Dewa. Lagi pula apa lagi yang harus di ragukan, Dewa dengan nama lengkap Dewa Alvaro Kingsli Cucu laki – laki satu - satunya dari keluarga terpandang Kingsli yang mewarisi ketampanan dari ayahnya itu berhasil memikat banyak wanita dan menjadikannya pria no 1 paling di gilai wanita di kampusnya.

"Ok, gimana kalau lo buktiin sama Reza kalo lo memang bisa mikat cewek – cewek itu dengan mudah?" 

Rico menatap Dewa sambil berucap santai berusaha menghilangkan ketegangan yang sempat terjadi di antara kedua sahabatnya itu.

"Buat apa gua lakuin itu"

 Dewa membalas Acuh

"Yah, terserah lo si"

Rico yang sudah mengetahui sifat sahabatnya sejak Awal masuk kuliah itu tersenyum saat Dewa mulai menatapnya sinis.

"Ok."

"Lets play the game Guys" 

Rico mengisyaratkan pandangannya pada Dewa untuk mencoba memikat salah satu dari wanita yang ada di café itu.

"Eits, keknya gua punya satu permainan yang lebih menantang dari itu." 

Kali ini Reza kembali bergabung.

"Dengan ketampanan lo itu pasti gampanglah mikat cewek manapun, jadi gimana kalo lo harus bisa mikat cewek yang bakalan masuk ke café ini lewat pintu itu. Dan kalo lo menang lo bisa ambil ninja kesayangan gue" 

Reza menunjuk pintu masuk Café yang tertutup. Ketiganya saling berpandangan seakan berunding secara diam untuk menyetujui atau menolak usulan salah satu dari mereka itu.

"Hahah... gue gak butuh, tapi its ok, gue gak mungkin kalah cuma gara – gara hal kek gitu." 

Dewa menjawab dengan seringai di wajahnya. Sangat yakin kalau itu bukanlah masalah baginya.

"Ok guys.., kita mulai. Saat cewe pertama yang masuk ke café ini lewat pintu itu, lo wajib buat mikat dia." 

Seolah sebagai wasit, Rico menjelaskan peraturan dari Game yang akan mereka mulai.

'ting' 

Setelah menunggu sambil menatap tajam pintu masuk sekaligus pintu keluar café itu, ketiganya semakin antusias memerhatikan ketika mendengar bunyi pertanda ada seseorang yang mendorong pintu itu hendak memasuki café. Melihat siapa wanita yang baru saja melangkahkan kakinya memasuki café itu, Reza dan Rico tersenyum lebar. Bahkan Reza tak kuasa menahan tawanya dan berhasil membuat Dewa meliriknya tajam.

"Giman Wa, lo mau nyerah?" 

Rico yang melihat tatapan kurang senang dari sahabatnya ketika melihat siapa wanita yang akan menjadi targetnya itu, menanyakan kelanjutan permainan mereka yang sepertinya akan sangat menarik.

Mengingat sahabatnya yang bernama Dewa itu menatap tajam seolah tak suka.

"Dasar Cewek buta..!"

************

Hy minna, ini cerita baru shil-kou, bagi kalian yang suka dengan crita ini, silahkan tinggalkan saran ya..,

Apa kisah cinta Dewa ini harus shil-kou lanjut.?

© Shisilia-kou

BlindWhere stories live. Discover now