1

305 39 40
                                    

Warning: typo beterbangan di mana mana.

“Kau sudah tahu?”

“He? UAS akan diadakan minggu depan?”

“Kau tahu setiap malam aku selalu lembur demi UAS.”

“Aku tak ingin berada peringkat bawah, tidak akan!”

Pagi ini semua murid di sekolahnya membicarakan tentang UAS yang akan diadakan minggu depan, (y/n) yang  tengah berjalan menuju kelasnyapun diiringi banyak keluhan dan ketakutan para murid pada UAS, hampir disetiap sudut banyak murid yang membahasnya.

UAS di sekolahnya terkenal mengerikan, bukan hanya karna soal soal yang rumit namun juga nilai yang nantinya didapat akan di pajang dan di sesuaikan dengan urutan nilai setiap angkatan.

(y/n) tak terlalu memusingkan UAS, inti dari semua itu hanyalah belajar dan juga tenang, namun saat ia mengatakan pendapatnya di kelas semua yang mendengar justru membawa bawa akan kepintaran (y/n). Ia mengatakan itu bukan untuk memamerkan kepintaranya namun semuanya menangkap kata katanya dengan hal yang sebaliknya.

Tanpa ia sadari (y/n) telah sampai di depan kelas 2-3, bukan kelas unggulan namun juga bukan kelas yang berisi murid murid bodoh. Dengan segara ia memasuki kelas tanpa lupa mengucapkan selamat pagi.

(y/n)pun berjalan menuju bangkunya yang berada di bagian belakang yang kini telah ramai karna Dazai dan juga Chuuya, kebiasaan rutin mereka.

“Ohayou...” sapa (y/n) sembari duduk di bangkunya.

“Ohayou (y/n)- chan.
“Ohayou (y/n)” ucap kedua orang itu bersamaan kemudian saling tatap dengan kekesalan yang sama besarnya.

“Ne, ne (y/n) –chan,” panggil Dazai sembari mendekat. “minggu ini kau ada acara?”

(y/n) berpikir sejenak sebelum menjawab. “Kuasa tidak,” jawabnya sambil melirik Chuuya yang ada di belakang Dazai.

“Kalau begitu, maukah kau-” belum sempat Dazai menyelesaikan kata kaytanya kerah belakangnya telah di tarik Chuuya menjauh dari (y/n). “-Apa apaan kau Chuuya?!”

Sedang dazai membenarkan kembali seragam yang acak acakan, Chuuya berjalan dan berdiri di depan (y/n), menjadi pembatas antara (y/n) dan Dazai. “(y/n) ada acara dengaku.”

Dazai tersentak mendengarnya, ada rasa kesal mendengar itu dari Chuuya walau dia memang pantas mengatakannya sebagai seorang kekasih, tapi Dazai masih saja kesal jika Chuuya menghancurkan acara Dazai mendekati (y/n).

Minggu ini?, batin Dazai. kemudian tanpa sadar ia menyunggingkan senyum kemenangannya.

“He?” ucap Dazai menghetikan gerakan tangannya yang membenahi seragamnya. “Minggu ini kau ada acara dengan (y/n)?” ada nada mengejek di sana dan Chuuya yakin itu bukan hal baik membutnya tanpa sadar mengepalkan tangan.
“Tidakkah kau mengisi harimu dengan belajar? Akan diadakan UAS lho...”

(y/n) hanya dapat melihat percakapan yang sama sekali tidak ia pahami mengarah kemana arahnya.

“Kau harusnya belajar lebih giat agar setidaknya tidak memalukan (y/n) karna mempunyai kekasih yang dalam UAS saja medapat peringkat bawah,” Dazai tersenyum manis namun menyimpan begitu banyak kebusukan di sana.

“Apa-”

Belum sempat Chuuya melajutkan ucapannya sebuah suara tamparan terdengar jelas di telinganya. Ternyata itu suara pipi Dazai yang telah di tampar (y/n).
Mereka bertiga diam.

“Maaf, Dazai- san,” ucap (y/n) membuyarkan keheningan. “Kata katamu sudah keterlaluan,” kata (y/n) menjelaskan. Chuuyapun terkekeh mendengarnya. “Kau juga, Chuuya!” kali ini (y/n) beralih pada Chuuya yang langsung menghentikan kekehannya. “Seharusnya kau lebih giat belajar dan perlahan lahan meningkatkan nilaimu, lihat, sekarang ada orang yang mengomentari kelemahanmu, masih tidak mau berubah?”

“Aku-”

“Kurasa kita harus menyudahi hubungan ini,” kata kata Chuuya terpotong karna ucapan (y/n), Chuuya terdiam seketika mendengarnya.

“Apa, apa maksudmu (y/n)?”
“Seperti ucapanku barusan, kita sudahi hubungan ini,”
Dazai yang sebelumnya terkejut segera menyadari apa yang tengah terjadi dan berseru girang dalam hati, akhirnya dia memiliki kesempatan mendapatkan (y/n).

“Sekarang kita adalah rival!” ucap (y/n) membuat Dazai dan Chuuya terdiam tak mengerti.

“(y/n),” tanya Chuuya. “Maksud dari semua ini apa?”

“Mulai sekarang kita adalah Rival!” kata (y/n). “Jika kau bisa mengalahkan nilaiku dalam UAS atau paling tidak masuk dalam 50 besar peringat dalam satu angkatan ini, mungkin aku akan kembali padamu.”

“Apa ini semua memang seperti yang sebelumnya Daai katakan,” tanya Chuuya. “Aku hanya mempermalukanmu?”
(y/n) diam tak menjawab.

“Sudahlah menyarah saja Chuuya, masuk dalam peringkat 100 dalam satu angkatan saja sudah mustahil bagimu, apalagi 50 besar.”

“Diam kau brisik!” kata chuuya. “Aku akan mendapatkan peringkat  itu dan akan kembali mendapatkan (y/n)!” Chuuya menatap Dazai dengan tatapan penuh percaya diri. “Ingat itu!” kemudian meninggalkan kelas dan tak kembali, bahkan saat guru telah memasuki kelas tak ada tanda tanda jika Chuuya akan kembali.

Apa aku keterlaluan?,  pikir (y/n).

Du har nått slutet av publicerade delar.

⏰ Senast uppdaterad: May 14, 2019 ⏰

Lägg till den här berättelsen i ditt bibliotek för att få aviseringar om nya delar!

RivalDär berättelser lever. Upptäck nu