Me?

606 35 0
                                    

"FRI! What is going on!?" teriak Peter. Tiba-tiba sekali Avengers Tower yang ia tinggali itu menjadi gelap gulita. Akses pintu, elevator, maupun jendela tertutup.

Peter sangat cemas terutama spidey-senses nya yang seperti menjerit-jeritkan bahaya akan datang. Tapi, Peter tidak menemukan tanda-tanda bahaya tersebut. Kepalanya menjadi sangat pusing dan hendak memuntahkan isi perutnya.

"Ugh... Help" Peter mengerang kesakitan. Tidak lama kemudian ia mendengar suara repulsor di ujung ruangan ia berada sekarang.

"M-Mr. Stark?" Peter menyipitkan matanya karena pandangannya berangsur-angsur menjadi berputar-putar. Ia dapat merasakan langkah seseorang mendekat.

"PETER!" Tony berlari kecil ketika melihat Peter tergeletak memeluk dirinya di lantai yang dingin.

"A-Apa yang terjadi?"

"Aku tidak tahu, sepertinya ada seseorang yang menyelinap masuk dan memprogram ulang Friday." jawab Tony. Peter tahu, Tony juga masih memahami situasi terutama ketika Friday sudah tidak bisa lagi diandalkan untuk mencari tahu informasi sekarang.

"You better suit up, kid." perintah Tony. Peter menganggukkan kepalanya. Lalu memakai kostum Spider-Mannya.

Sedangkan Tony, ia sedang berusaha menghancurkan kaca-kaca yang melindungi di ruangan tersebut agar mereka setidaknya dapat keluar dari tower itu. "Shit!" Itulah yang di katakan Tony. Sedikit menyesali, ia membangun pelindung bangunan kaca ini yang sangat kuat sehingga sulit untuk di hancurkan.

"Apa yang harus aku lakukan, Mr. Stark!?" Peter panik dan bingung melihat Tony berulang kali gagal menghancurkannya.

"Kid, ka-" ketika Tony hendak berbicara, mereka mendengar suara ledakan di ujung ruangan. Mereka berlari kearah sana dan mendapati lubang di salah satu bagian ruangan itu. Tapi, tidak hanya itu. Mereka mendapati 2 orang berpakaian putih menyerupai pakaian lab dan seorang lelakk berkostum serba hitam dengan persenjataan lengkap.

Tak bisa di pungkiri lagi, mata Peter membesar dan menyiratkan ketakutan. Mereka yang telah menyadap Friday dan tower ini? Itu tandanya mereka sangat kuat.

"Aku tidak merasa mengundang siapa pun kesini." kata Tony sambil merentangkan tangan kanannya melindungi Peter yang berada di belakangnya. Peter sendiri berusaha sangat keras untuk tidak terlihat takut.

"Mr. Stark, apakah mereka orang-orang yang jahat?" tanya Peter berbisik. Tony hanya melirik dengan smirk nya membuat Peter mengerutkan dahinya dibalik topengnya.

"Baiklah, aku tanya sekali lagi sepertinya kalian tidak memahami maksud kalimatku tadi." Tony berdeham sedikit.

"Apa yang kalian lakukan ditempat ini?" tanya Tony sambil mengangkat alisnya. "What tf-!! Kalian bahkan membuat lubang yang besar!! Really!?? I got you a door and you three still need to make a big hole!? Ugh." geram Tony sambil memutar bola matanya setelah menyadari lubang besar di towernya.

Bukan menjawab, seorang lelaki berkostum serba hitam itu mendekati mereka perlahan. Hal itu membuat Peter secara reflek berjalan mundur perlahan juga.

"You got me, kid. It's okay." kata Tony mengetahui Peter ketakutan dibelakangnya.

"But, he's a bad guy, isn't he?" bisik Peter sembari mengerutkan dahinya menatap pria itu dengan seksama. Ia harus berhati-hati. Pria tersebut bisa saja menyerang mereka kapanpun ia mau.

"Do you trust me?" kata Tony menolehkan kepalanya pada Peter. "Of course, I do and always. S-Sorry, Mr. Stark." Peter menatap Tony erat-erat. Ia pun sadar, bahwa dihadapannya ini sekarang adalah seorang IronMan dan seorang Tony Stark. Ia adalah figur ayah bagi Peter dan seorang ayah pasti melindungi anaknya dengan baik.

Ia percaya itu, tentu saja.

.........

"Tony Stark." Pria serba hitam itu pun akhirnya membuka mulut. Tony yang disebut namanya pun mengerutkan dahinya menanti perkataan pria itu selanjutnya.

"Aku beri kau dua pilihan." lanjut pria tersebut dan berjalan mendekati Peter dan Tony berada.

Peter semakin siaga barang kali pria tersebut menyerang Tony dan dirinya.

"Kau pilih dia." kata pria tersebut menunjuk Peter. Peter sangat terkejut dan tidak mampu bereaksi apa-apa.

Kenapa dirinya dijadikan pilihan? Apakah pria aneh itu memiliki masalah dengan dirinya? pikir Peter.

Kata-kata selanjutnya membuat Peter membulatkan matanya lebar-lebar dari balik topeng dan membeku di tempat.

"Atau dia?" Pria tersebut menarik keras salah satu pria berjas lab dibelakangnya. Tony membulatkan matanya besar-besar. Ia tidak mempercayai apa yang di lihatnya sekarang. Bahkan air mata mulai mengumpul di pelupuk matanya.

Seseorang yang dinantinya.

Seseorang yang ia kira tidak akan kembali.

Seseorang yang ia kira sudah tidak ada di dunia ini.

Seseorang yang menghilang begitu saja.

Seseorang yang sangat penting. Teramat penting.



.....

Hayo siapa geng wkkwkwk...


StillOù les histoires vivent. Découvrez maintenant