Chapter 25

7.3K 733 38
                                    

Atas request salah seorang pembaca, percakapan inggris antara Off dan org2 New York akan pakai bahasa Indonesia ya 😊

***

Tidak peduli betapa bodohnya Tay, dia adalah satu-satunya hal yang bisa New tonton berjam-jam dan tidak akan membuatnya bosan. New sangat bersyukur bisa melihat Tay dengan cinta yang meledak-ledak dari tatapannya, sementara itu Tay menyingkirkan rambut New ke samping dan melipat jari-jarinya di jari New. Keduanya ada di rumah Tay saat ini, New ingin kembali ke rumahnya namun Tay menahannya dan mereka berakhir bersetubuh.

"Kau terlihat sangat jelek saat menangis." Ucap New seraya mengusap-usap keningnya.

"Hei, aku selalu terlihat tampan bahkan setelah menangis." Jawabnya. Ia menghela nafasnya dan menggeser tubuhnya lebih dekat kepada New. "Kepalaku sakit sekali."

"Tentu saja kau sakit kepala, kau menangis seperti lumba-lumba yang kehilangan induknya."

"Tidak bisa ditahan lagi, aku tidak pernah merasa sesedih ini. Off sudah seperti keluargaku sendiri. Dengannya pergi ke New York, ia juga membawa sebagian kecil dari diriku. Untuk saat ini maklumkanlah."

New mengusap-usap rambut Tay, "Kalau aku yang pergi bagaimana?"

Tay menjauhkan kepalanya dari leher New dan mencari matanya, "Apa kau juga ingin pergi meninggalkanku?" Tanyanya dengan tatapan panik. "Jangan lakukan itu."

"Aku hanya bertanya." New menjawab dan mengelus pipinya. "Aku hanya ingin tahu apa yang akan kau lakukan jika aku yang ada diposisi Off."

Tay membisu cukup lama dan New tidak lagi ingin mendengar jawabannya. Namun saat New ingin beranjak dari kasur untuk mengambil air minum, Tay menarikt tangannya kembali.

"Aku akan membeli tiket penerbangan dan menyusulmu." Jawabnya serius, usapan halus dari ibu jarinya pada tangan New memberi ketenangan dihati New. "Jika itu Off, aku masih bisa hidup tanpa melihatnya. Tapi jika itu kau, aku tidak bisa tidak melihatmu tidak bisa tidak menciummu dan memelukmu dan menyentuhmu. Karenanya aku akan membeli tiket penerbangan dan menyusulmu."

"Itu sedikit gila."

"Jika itu untukmu, maka panggil aku gila mulai dari sekarang." Jawab Tay seraya mendorong tubuh New kembali, tubuh New kembali ke dalam pelukannya. Bibir Tay bergerak ke bibirnya, menjelajahi mulutnya dengan lembut. New membalas ciumannya perlahan, ciuman tanpa lidah yang terkesan murni dan polos. Tay mengerang lembut dan menangkupkan tangannya di belakang kepala New, menariknya lebih dekat sampai mereka tidak tahu kapan malam akan berakhir.

***

Hal pertama yang Off lakukan begitu ia sampai di kondominiumnya setelah melalui penerbangan selama 19 jam 50 menit adalah mengirimkan pesan kepada ayahnya dan mengabarinya kalau ia sudah mendarat dengan selamat di New York. Kemudian ia merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Ia menarik bantal dan menghubungi kekasihnya, di Bangkok saat ini sudah tengah malam dan ia berharap Gun belum terlelap karena ia begitu merindukannya dan ingin mendengar suaranya sebelum pergi keluar untuk mencari makan siang.

"Hallo?" Off mendengar suara mengantuk Gun dari seberang sana.

"Hei, apa aku mengganggu waktu tidurmu?" Tanya Off.

"Tidak, aku baru memejamkan mata sebentar." Jawabnya.

Dan Gun mulai bercerita soal harinya, soal tangga perilisan bukunya dan betapa gugupnya ia akan respon pembaca. Off juga bercerita tentanf kejadian lucu yang terjadi di first class pesawat, dimana ada salah seorang penumpang yang buang angin dan mereka mulai saling menyalahkan karena tidak ada yang mau mengakuinya.

The Campus Bad BoyWhere stories live. Discover now