Dan ketika Gun sampai pada klimaksnya untuk yang ketiga kalinya, Off juga sampai pada klimaksnya. Off memeluk Gun dengan masih memangkunya, ia mengecup pipi Gun berkali-kali.

"I love you." Bisik Off, seraya mengeratkan pelukannya.

"I do too."

"No matter how many times i say i love you, i always love you more than that."

"Hmm, i know, babe. I know." Ucap Gun, ia mengusap-usap rambut Off, menolak untuk melepaskan pelukannya.

***

"Itu dia pemeran utama kita." Ucap Tay saat melihat Off dan Gun keluar dari lift, Tay melihat Gun yang digendong di punggung Off dan mulai meledeknya. "Oho, seberapa ganasnya Off Jumpol sampai membuat model student kita tidak bisa berjalan, huhhh?"

"Diam, Tay." Off yang menyahutinya.

"Ui, pemiliknya marah."

"Off, turunkan aku. Aku bisa jalan sendiri." Kata Gun, namun Off tidak membiarkannya. Mereka berhubungan seks semalaman dan bisa dibilang Gun hampir kehilangan kesadarannya diakhir. Off bahkan sampai berlari mencari mesin minuman untuk membeli pocari.

"Tidak boleh, kau bahkan tidak bisa berdiri dengan benar."

"Ta-tapi teman-temanmu...mereka." Gun menunjuk ke arah teman-teman Off. Saat Off melirik mereka dengan tatapan sinisnya, mereka menoleh ke arah lain; ada yang bersiul, menggaruk belakang leher mereka dan ada yang berpura-pura melambaikan tangannya entah pada siapa.

"Iya, kami baru saja menikmati seks terindah dalam hidup kami. Jadi berhentilah menatap, ok?" Kata Off, teman-temannya menyoraki mereka.

"Aku sudah check out, kita bisa pulang sekarang." Krist dan New muncul setelah berbicara pada penjaga lobi.

"Peng, nanti jangan kemana-mana. Aku ingin ke rumahmu, aku sudah membeli banyak kaset game baru untuk PS4-mu."

"Ok, aku akan mengantar Gun dulu ke rumah. Sekalian belikan kopi untukku, Tay."

"Noted, sir!"

***

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Off dan Tay menghabiskan siang mereka sebelum Off pergi ke bandara. Off juga butuh waktu untuk berduaan saja dengan Tay karena keduanya bertumbuh bersama dan adalah sahabat terbaik. Tay sejujurnya tidak tahu apa yang harus ia lakukan setelah lulus. Ya, dia memang akan mulai bekerja di perusahaan ayahnya tapi ia akan kesepian tanpa Off.

"Peng, apa aku harus ikut denganmu juga kuliah di Stanford?" Tanya Tay, mereka sedang bermain game saat ini.

"Kenapa memangnya?"

"Aku hanya merasa aneh hidup berjauhan denganmu, karena aku selalu melihatmu sejak kita kecil. Memang ada New yang akan menemaniku, tapi berbeda. Karena tidak akan ada sahabatku di Bangkok."

Off menoleh ke samping untuk melihat Tay. Setelah dipikirkan lagi, ia hanya mengkhawatirkan Gun tanpa sadar kalau dirinya juga akan sendirian di New York tanpa Tay.

"Aku tidak mati, Tay. Hanya kuliah sebentar, dan setiap liburan musim panas dan natal aku akan pulang ke Bangkok."

"Ya, kau benar. Aku juga bisa mengunjungimu disana jika aku berlibur ke New York."

The Campus Bad BoyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz