Lv.00 : End to Start

9.8K 971 62
                                    

Setelah kejadian tiga tahun lalu yang membuat negara Korea Selatan dalam kekacauan, kini negara ini telah menjadi damai kembali. Selain itu, perkembangan alat IT semakin maju dan membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah.

Selain itu, masyarakat Korea Selatan juga telah melupakan kejadian tiga tahun lalu seolah hal itu tak pernah terjadi sebelumnya. Adapun orang-orang yang mengingatnya, pasti akan dikira gila oleh orang lain. Mereka benar-benar melupakannya...

Anak-anak yang menyelamatkan negara ini dari kehancuran pun seolah hilang dalam udara tipis, tak ada yang tahu tepatnya siapa saja anggota dari tim yang diberi nama NCT ini. Ada yang mengatakan bahwa mereka adalah sekumpulan anak yang berasal dari masa depan, ada pula yang berpikir bahwa mereka adalah alien baik hati yang ingin membantu umat manusia agar terbebas dari kehancuran.

Namun, monumen pahlawan untuk mereka tetap didirikan di alun-alun balai kota Seoul untuk penghormatan. Ini adalah delapan belas patung utama yang dibawahnya terdapat makhluk mitologi, ajin. Ada total tiga belas ajin dan sebuah patung chronos yang melambangkan kejahatan dengan dikelilingi dementor disekitarnya.

Monumen itu terletak sangat strategis, ditengah-tengah taman kota dan berada di inti pola bunga mawar bentuk taman tersebut. Penduduk menamainya <delapan belas patung dewa kebenaran> karena kisah dibalik monumen itu.

Banyak orang yang percaya bahwa jika mereka melempar koin kedalam kolam yang mengelilingi monumen, maka keinginan mereka dapat terkabul. Itu sebabnya, banyak orang berbondong-bondong menuju monumen delapan belas patung dewa dan tempat itu tak pernah sepi dari pengunjung.

"Melempar uang dan kita bisa mendapatkan impian kita?" gumam seorang pria yang baru saja menginjak usia dewasa yang memiliki wajah tiongkok yang kental.

"Ya! Kau bisa mendapatkan apapun!!" seru remaja tanggung disebelahnya dengan penuh semangat.

"Tidak terima kasih, kenapa aku harus membuang satu sen ku untuk patung itu? Lebih baik kusumbangkan ke panti." tolak pria itu dengan wajah tak pedulinya.

"Huhh!! Gege sangat membosankan! Jika tidak mau ya tidak usah! Jangan menjelekkan tempat favoritku!!" remaja setengah tanggung itu merajuk, ia mempoutkan bibirnya. Tak lupa tangannya bersidekap didepan dada.

"Hei hentikan! Aku muak mendengarkan ocehan kalian!! Haahh...gara-gara keributan kalian aku jadi gagal memahami nilai estetika monumen ini!" Seorang pria lain yang seusia mereka menginterupsi, karena ia merasa terganggu dengan kebisingan yang dibuat oleh teman-temannya.

"Kun ge, lebih baik kau kandangi macan betinamu itu!" Ujar si remaja tanggung.

"Apa kau bilang?! Ayo ucapkan sekali lagi dan tubuhmu ku cincang halus untuk dijadikan isian bakpao!!" Pekik pria lainnya.

"Renjun sudah lah..." Kun menarik tangan Renjun menjauh dari monumen dewa kebenaran itu.

Renjun, si pria yang ditarik terus mengumpati remaja tanggung tadi. Wajahnya yang putih menjadi agak memerah karena marah.

"Chenle hyung, ayo pergi." Ujar remaja yang lain sambil menarik tangan yang lebih tua.

"Kau sudah buat keinginan, Sung?" Tanya Chenle.

"...nanti." jawab Jisung singkat.

Setelah itu area patung dewa kebenaran kembali sepi, menyisakan kolam air yang terdapat banyak ikan dan koin yang dilemparkan oleh penduduk sipil.

"Delapan belas lambang kebenaran, yang belum tentu nyata... menarik.." monolog seorang pria yang berpakaian rapi dengan jas merah maroon.

"Mereka bilang jika aku melempar koin dan membuat permohonan, maka apa yang kuinginkan akan terkabul.." pria itu menjeda ucapannya, sebuah senyuman miring tersemat di bibirnya.

"Tapi aku tidak butuh keberuntungan, karena apapun yang kulakukan... semuanya hampir selesai.." sambungnya.

"Hanya satu langkah terakhir.." ia tertawa rendah diakhir kalimat, dan melemparkan sebuah koin emas kedalam kolam. Setelah itu, ia berbalik dan pergi meninggalkan area taman yang ramai.

To be continued

======

I'M BACK WITH THE SEQUEL OF NEO CITY~~

WELCOME TO THE NEW ERA

Vomment ✔

Neo City : The Game Is Called DionysusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang